PRAMUKA.ID – Waka Kwarnas Gerakan Pramuka/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika, Kak Berthold D. Sinaulan hadir dalam “Workshop Kajian Koleksi Museum Pramuka” (20/11/2022) di Jambore Kita Kafe Tangerang Selatan. Kakak yang aktif juga dalam kegiatan museum ini memaparkan benda yang dapat mengisi dalam gedung museum nasional Gerakan Pramuka nantinya.
Kak Berthold membawa benda kepramukaan, yang bernilai pada workshop tersebut. Peserta jadi melihat buku perjalanan Bapak Pramuka Dunia. “Dalam buku cetakan pertama ini yang terbit pada 1935, dituliskan tentang perjalanan Baden-Powell keliling dunia pada tahun 1934. Di sini diceritakan juga bahwa Baden-Powell ke Indonesia. Kita tahunya kota yang dikunjungi itu Batavia, Semarang dan Surabaya. Dari buku ini ternyata Baden-Powell juga ke Bali,” ungkap Kak Berthold.
Ada juga buku yang menceritakan tentang Jambore Dunia (Jamdun) di Belanda pada tahun 1937. Pada cover dan isi di dalamnya terdapat gambar kontingen kepanduan dari Indonesia (Hindia-Belanda) yang hadir pada kegiatan akbar Pramuka Penggalang Dunia tersebut. “Tampak Pramuka Penggalang memegang nampan dan ada dua keris. Keris tersebut, salah satunya diberikan kepada Baden-Powell,” jelas kakak lulusan jurusan Arkeolog Universitas Indonesia ini. “Yang bisa kita lakukan nanti membuat replika keris tersebut untuk isi museum nanti.”
Benda museum yang menjadi isi museum tak sekadar dipajang. Di bawah benda harus ditulis cerita tentang benda tersebut dan diperoleh dari siapa, juga dari mana dan kapan. Apabila benda itu replika disebutkan pula aslinya ada di mana dan milik siapa. Infomarsi harus lengkap. Sebab itu data harus akurat dan itu perlu orang yang meriset.
“Ini ada prangko yang banyak orang belum tahu,” ungkap Kak Berthold sebelum mengakhiri sesinya. “Prangko ini menceritakan peristiwa tahun 1948, pada Hari Kemerdekaan RI. Pandu-pandu sedang berkumpul di sekitar rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur, yang pada 17 Agustus 1945 menjadi tempat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan RI.
Para Pandu itu hendak merayakan ulang tahun Kemerdekaan RI. Namun tentara Belanda yang masih menguasai Jakarta saat itu, mengusir dengan menembak pandu-pandu yang berkumpul. Korbannya dibawa ke rumah sakit yang kini bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Gambar prangko terlihat seorang suster dengan korban. Salah satu korban yang tewas ituseorang pandu bernama Soeprapto.”
Paparan tersebut membuat kagum hadirin. Benda yang dimiliki Kak Berthold menggambarkan bahwa beliau aktif mencari barang kepramukaan yang ada nilai sejarahnya. Semoga benda-benda itu dapat dinikmati oleh Pramuka dan pengunjung museum kepramukaan kelak.
***
Penulis: Fitri
Foto: Siswanto dan istimewa