PRAMUKA.ID – Keinginan memiliki museum sudah lama ada. Kwarnas Gerakan Pramuka pada hari Selasa 20 Desember 2022 mengadakan Workshop Kajian Koleksi Museum Pramuka. Kegiatan yang berlangsung di Jambore Kita Kafe, Tangerang Selatan ini dihadiri para kolektor, pengumpul pemula benda kepramukaan dan pemerhati museum. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program tahun lalu.
Oleh karena itu, kini materi yang dipaparkan oleh Ka UPT Museum Kebaharian, Kak Mis Ari, di antaranya: Bagaimana mencari benda untuk museum? Kata Kak Ari yang juga aktif di kepramukaan, Gerakan Pramuka sudah memiliki bahan untuk adanya sebuah museum, “Tinggal melihat acuan penyelenggaraan museum. Sekarang sudah ada PP-nya,” kata Kak Ari.
Mencari benda untuk museum ada syaratnya. Pertama harus sesuai visi dan misi museum. Kedua, jelas asal usulnya. Ketiga, diperoleh dengan sah. Keempat, keterawatan dan kelima, tidak berefek negatif. “Diperoleh dengan sah ini. Artinya, bisa hibah atau pembelian. Benda dari si pemilik yang diberikan kepada pihak museum harus ada catatannya; berita acara. Benda dihibahkan, kita tetap memberikan imbalan jasa. Benda yang dibeli pun harus ada bukti pembelian. Intinya harus tercatat rapi dan jelas.”
Kak Ari pun membagikan pengalaman saat memulai mendirikan museum. Dari pengalamannya itu ternyata proses membuat museum tidak mudah dan memerlukan waktu serta personil. Setelah museum jadi harus ada dana perawatan dan aktivitas interaktif agar banyak pengunjungnya.
Adapun tahapnya antara lain: Tahap Pengadaan, Tahap Kajian, Keputusan Pengadaan dan Tahap Pencatatan. “Untuk memulainya perlu ada enam orang, ini tim pengadaan. Ada SK-nya,” kata kakak yang pernah mengikuti Jambore Nasional tahun 1996. “Yang saya alami saat awal mendirikan museum itu barangnya hibah dari komunitas atau perkumpulan. Pengadaan koleksi bisa penemuan, pencarian, hadiah, warisan, pertukaran, hibah dan imbalan jasa.”
Barang yang ada atau didapat itu dikaji apakah sesuai visi dan misi kita? Yang pasti barang itu bersejarah dan ada nilainya. Kondisi barang seperti apa? Semua itu dapat berguna: bisa untuk koleksi utama museum atau koleksi pendukung. Apa pun itu pastinya bermanfaat untuk Gerakan Pramuka di kemudian hari.
Penulis: Kak Fitri
Foto: Siswanto dan Ari