PRAMUKA.ID – Bidang Pengabdian Masyarakat Kwarcab Gerakan Pramuka Banyumas melalui Pramuka Peduli melaksanakan kegiatan Fasilitasi Kegiatan Kampanye Projek Pedoman Profil Pelajar Pancasila (P5) yaitu Simulasi dan Evakuasi Mandiri Bencana Gempa Bumi, Kamis (26/1/2023) di halaman sekolah setempat. Kegiatan diikuti oleh 800 orang siswa kelas VII, VIII , IX dan segenap guru dan karyawan SMPN 2 Wangon.
Kepala SMP N 2 Wangon Sutarjo, S.Pd mengatakan bahwa tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan kebencanaan dan sekaligus praktek simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi.
“SMP Negeri 2 Wangon bangunannya berbentuk tingkat 2 lantai, sehingga setiap siswa harus tahu dimana jalur evakuasinya, dimana titik kumpulnya, bagaimana mereka melakukan pertolongan terhadap temannya jika ada yang mengalami celaka,” katanya
Ketua Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas Kak Ady Candra menyampaikan materi kebencanaan, sikap ketika ada gempa bumi saat kegiatan belajar mengajar di sekolah dan Jalur Evakuasi. Ancu Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana Kak Ari Pringgo Aji, S.Si memberikan materi Pertolongan Pertama dan Evakuasi Korban serta Ancu Olahraga, Seni dan Budaya Kak Tofik Suprapto, S.Pd memimpin jalannya Praktek Simulasi.
Kak Ady Candra mengatakan bahwa bencana adalah hal yang sangat menakutkan bagi orang dewasa maupun anak-anak. Menurutnya bencana adalah hal yang tidak bisa dihindari dan bukanlah sesuatu yang dapat diketahui sebelumnya.
“Di Banyumas, bencana sudah sangat akrab dan datang silih berganti, baik bencana yang disebabkan oleh kekuatan alam, bencana non alam, maupun bencana sosial. Tentu, bencana yang paling besar pengaruhnya adalah bencana alam, baik dari segi kekuatannya dan dampak yang terjadi setelahnya,” katanya.
Pramuka Peduli mengajak anak-anak untuk lebih aware terhadap bencana yang terjadi melalui kegiatan Simulasi Bencana. Bukan sekadar tahu, lebih jauh untuk mempersiapkan warga sekolah yang Tanggap, Tangkas, dan Tangguh dalam menghadapi bencana.
Simulasi Bencana yang diberikan oleh Pramuk Peduli bukan hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi memberikan keterampilan bagaimana lebih aware terhadap bencana. Mereka terlihat sangat antusias ketika dijelaskan apa itu bencana, bagaimana terjadinya, dan dampak apa yang akan didapatkan setelah bencana itu usai.
Simulasi Bencana kali ini difokuskan untuk Bencana Gempa Bumi. Setelah diberikan pemahaman apa itu gempa bumi, bagaimana suasana serta gambaran ketika gempa bumi itu terjadi, dan bagaimana kita dapat menyelamatkan diri ketika gempa bumi itu terjadi, kemudian anak-anak mempraktekkan simulasi bencana gempa bumi.
“Jika terjadi gempa anak-anak diminta untuk tetap waspada dan mencari tempat perlindungan sementara yaitu di bawah meja, karena benda tersebut kokoh untuk menutupi bagian kepala kita. Setelah gempa dirasa sudah hilang, barulah anak-anak dan guru keluar dengan hati-hati melalui jalur evakuasi dan mencari tempat yang lebih aman dan jauh dari bangunan atau pohon besar untuk menghindari gempa susulan,” lanjutnya
Kak Ady Candra berharap melalui kegiatan ini, anak-anak bukan hanya dilatih pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga empati. Bagaimana dapat berempati dengan temanya yang terkena dampak dari bencana tersebut.
“Bencana adalah hal yang tidak dapat kita hindari, tetapi bencana dapat kita siasati,” pungkasnya
***
Pewarta: Parsito