PRAMUKA.ID –
Ketika tenda-tenda telah dirubuhkan,
Ketika sampah yang berserak telah dibersihkan.
Tinggallah padang rumput hijau yang kini membuat catatan.
Tentang pertemuan agung.
Karang Pamitran.
Tentang jamuan nilai-nilai luhur.
Tentang jeritan para duafa.
Namun hanya jiwa-jiwa bersih
yang bisa menyerap.
Makanan dan minuman suci yang tidak berwujud.
Makanan spiritual yang tidak tertulis.
Namun terukir di relung kenangan.
betapa indahnya mereka.
Tegur sapa yang tulus.
Jabat tangan dan jabat hati
senyuman indah. yang menhiasi hati.
Para pembina nusantara.
Mereka tegak gagah karena tanggung-jawab.
Mereka bongkar tenda-tenda kenangan yang ia tegakkan sendiri.
Karena masih ada tugas suci yang menanti.
Membina jiwa anak negeri,
agar lebih mengerti tentang diri.
Tentang bumi.
Tentang bangsa.
Tentang berkah Nusantara.
Anak-anak rakyat harus belajar.
Bagaimana hidup bersama.
Membangun peradapaan.
Saling memberi.
Saling peduli.
Saling mengasihi.
Saling mengharumkan.
Kini tenda telah tertenteng di pundak.
Pembina telah melangkah
Bergegas tunaikan janji.
Membina anak negeri
Membuat Ibu pertiwi …
senyum berseri.
Joko Mursitho
Digoret ketika matahari belum menampakkan diri
Di Cibubur 8 Juli 2023