PRAMUKA.ID – Kaya akan keanekaragaman hayati hutan dan laut yang sangat tinggi, Indonesia dijuluki sebagai “Megabiodiversity Country”. Di balik itu, kerusakan alam dan krisis iklim mengintai ekosistem global, keanekaragaman hayati. Tidak hanya di wilayah terestrial, tantangan juga terjadi di kawasan pesisir, laut dan sektor perikanan. Aktivitas penangkapan ikan skala besar, tingginya volume sampah di laut dan tata kelola yang belum terintegrasi menyebabkan ekosistem laut dan pulau-pulau kecil semakin terancam.
Ancaman kerusakan terutama untuk laut semakin meningkat. Tekanan demi tekanan terhadap laut terus terjadi, hal ini yang dapat menyebabkan sumber daya laut akan semakin habis dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Krisis iklim mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya di pulau-pulau kecil. Permukaan laut semakin tinggi, pemutihan terumbu karang semakin meluas, dan deforestasi lahan mangrove yang membentengi dari bencana sudah kian mengkhawatirkan. Jika tidak dicegah maka lambat laun akan memperparah kondisi sumber daya alam yang ada di Indonesia terutama dari sektor kelautan.
Dengan latar belakang tersebut Kwarnas Gerakan Pramuka bersama Penjaga Laut mengadakan pertemuan Konsultasi Publik Modul Mangrove dan Peluncuran Badge Mangrove yang dilaksanakan pada hari Selasa (4/4/2023) siang di gedung Kwarnas Gerakan Pramuka, Jalan Medan Merdeka Timur No. 6, Jakarta Pusat.
Penjaga Laut sendiri adalah wadah bagi pemuda dengan semangat sukarela dalam bergerak bersama secara kreatif, kolaboratif, dan positif untuk menjaga laut Indonesia.
Pertemuan konsultasi publik modul mangrove dan peluncuran Badge Mangrove dihadiri oleh perwakilan Kwarnas Gerakan Pramuka (komisi-komisi, Pusdiklatnas, Puslitbangnas, Pusinfo Kwarnas, dan Dewan Kerja Nasional), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove RI, dan kakak-kakak dari Penjaga Laut.
Kak Ir. Paulus Tjakrawan, Kepala Puslitbang Kwartir Nasional menyambut baik niat baik dari kakak-kakak dari Penjaga Laut. Dan saya tahu mangrove di Indonesia ini mengalami kerusakan berat yang perlu dilakukan perbaikan. Dan ini menjadi kegiatan yang sangat luar biasa besar. Saya setuju bahwa ini harus diikuti oleh kita semuanya.
“Saat ini program atau perbaikan ekosistem mangrove ini belum baik cara kerjanya dan hanya dikerjakan oleh beberapa Kementarian” Kata Kak Paulus yang juga sebagai Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia
Asosiasi yang dipimpin kak Paulus, disampaikan bahwa Asosiasinya telah mendukung program pemerintah menanam mangrove seperti menanam mangrove di Musi Banyuasin sekian puluh hektar, tahun lalu dan tahun ini menanam mangrove di Pemalang dan saya melihat belum cukup terkoordinir secara baik.
“Saya sepakat ini nantinya menjadi gerakan nasional kalau kita ingin mengejar restorasi mangrove ini, upaya yang kita lakukan ini untuk menanam kembali masih dirasa sangat-sangat kecil, meskipun semua kementerian diminta dan kemudian banyak perusahaan diminta juga termasuk asosiasi yang saya pimpin tapi saya melihat kurang serentak dan kurang me-nasional.” Kata Kak Paulus
“Atas nama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kami menyambut gembira rencana disusunnya modul mangrove dan peluncuran Badge Mangrove yang nantinya kita harapkan akan lebih banyak berbicara ke masalah teknis dan mekanismenya, karena kalau ini nanti dijadikan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) tentunya perlu adanya kajian lebih lanjut tidak bisa seperti ini aja tapi perlu ada kajian-kajian lebih lanjut dan ini menjadi pembicaran kita di Gerakan Pramuka.” Kata Kak Paulus.
Pada kesempatan yang sama Kak Sigit Muryono, Waka Kwarnas/Ketua Komisi Orgakum menyampaikan bahwa menyambut baik rencana disusunnya Modul Mangrove dan Peluncuran Badge Mangrove ini.
Penyusunan Modul Mangrove ini sangat baik, masukan dan saran saya agar dapat melibatkan komisi-komisi terkait seperti Komisi Binamuda; Komisi Binawasa; Komisi Saka, Sako, dan Gugus Darma; Komisi Orgakum; Komisi Kerjasama; Pusdiklatnas Gerakan Pramuka; Puslitbangnas Gerakan Pramuka; Pusinfo Kwarnas; dan Dewan Kerja Nasional. Dan dipertemuan selanjutnya agar dikoordinasikan dengan baik.” Harap Kak Sigit Muryono
Hadir dalam pertemuan ini perwakilan Kwarnas Gerakan Pramuka, yaitu Kak Sigit Muryono, Waka Kwarnas/Ketua Komisi Orgakum; Kak Paulus Tjakrawan, Kepala Puslitbang Kwarnas; Kak Adi Pamungkas, Kepala Pusinfo Kwarnas; Kak Widhya Sukma, Sekretaris Komisi Kehumasan dan Informatika; Kak Andi Widjanarko, Annas Kehumasan dan Informatika; Kak Dadan Dany Dipoera, Annas Pengabdian Masyarakat; Kak Andhika, Sub Koordinasi Rehabilitasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI; Kak Sandi, Kak Dimas, dan Kak Diandra Ajeng, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI; Kak Budiyanto, Kepala Sub.Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan Badan Restorasi Gembut dan Mangrove RI dan Berliantika Pertiwi, BRGM RI; Kak Novia Ratna Safitri, Sevya Irianti, Satrio Bimo Wiguna, Dewan Kerja Nasional; Para Kepala Bidang di Kwarnas: Kak Desi Ampriani,Kak Agus Rivai, Kak Haerudin; Kepala Sub Bidang Kwarnas; Kak Teguh Prihatmono, Kak Rochmah; Staf Kwarnas; Kak Yanti Madinah, Kak Siwanto; Kak Yolanda, Koordinator Nasional Penjaga Laut serta kakak-kakak anggota Penjaga Laut.
***
Teks: Haerudin
Foto: Siswanto