PRAMUKA.ID – Pagi ini, Jumat (7/7/2023) para Pembina Pramuka Berkebutuhan Khusus (PBK) mengikuti Kegiatan Managemen Resiko di Distrik Istimewa dengan Narasumber Kak Ir. Bayu Tresna (Andalan Nasional/Annas Pengabdian Masyarakat).
Peserta mengikuti kegiatan dalam bentuk ceramah, diskusi dan penugasan. 27 orang Pembina PBK antusias mendengarkan materi yang disampaikan secara santai tapi serius oleh narasumber.
”Proses Managemen Resiko: sebelum, pada saat dan setelah, semua kegiatan Pramuka dibuat dengan rumus RBT (Risk based Thinking)”, jelas Kak Bayu
RBT adalah Berencana Berbasiskan Resiko dan pikirkan resiko sebelum melangkah, tegas Kak Bayu Tresna.
Harapannya perlu direkomendasikan pada setiap kursus orang dewasa harus dimasukkan Manajemen Resiko (Manrisk).
“Ke depan Manrisk menjadi kurikulum di Kursus Mahir Dasar (KMD), Kursus Mahir Tingkat Lanjutan (KML), Kursus Pelatih Pembina Tingkat Dasar (KPD) dan Kursus Pelatih Pembina Tingkat Lanjutan (KPL).” harap Kak Bayu Tresna
Sebelum kegiatan KPN ini, langkah-langkah strategi dan skenario keselamatan seharusnya disebarkan ke semua peserta. Proses belajar melakukan mitigasi dilakukan dengan benar, berusaha menekan zero risk dan zero toleran, terang kak Bayu.
Pada sesi tanya jawab, Kak Rahmat Pembina PBK dari Kwartir Daerah Aceh menanyakan kenapa di KPN ini tidak ada tanda-tanda/rambu-rambu Manrisk?
Jika ada yang sakit pada saat berkegiatan KPN. Siapa yang bertanggungjawab membayar jika penyakit tersebut peserta KPN tidak tercover BPJS? tanya Kak Sri Utami dari Kwarda Sumatera Selatan
Kata Kunci Menrisk adalah Data, kumpulkan data selengkap-lengkapnya. Diskusi berjalan dengan sangat menarik. Semua pertanyaan langsung dijawab oleh Kak Bayu.
Setelah tanya jawab, peserta dibagi menjadi 9 kelompok (masing-masing 3 orang) diberi tugas Identifikasi Resiko ke 3(tiga) lokasi yaitu Tapak Kemah, MCK dan Area umum. Peserta diberi waktu 30 menit untuk melakukan Identifikasi selanjutnya berkumpul kembali untuk menganalisa dan Mitigasi.
Dengan adanya kegiatan ini, harapan kak Bayu tidak muluk-muluk dan terlalu tinggi, yang penting para peserta sadar akan keselamatan dan Paham. Mereka harus sadar tentang keselamatan.
Keselamatan itu tanggungjawab bersama bukan tanggungjawab panitia. Juga harus paham jadi mereka punya gambaran bahwa kegiatan pramuka perlu pengelolaan resiko dengan baik, pungkas Kak Bayu Tresna
***
Pewarta: Indah Setyo