PRAMUKA.ID – Kak Berthold Sinaulan mengajak para peserta lokakarya (workshop) Ticket to Life (TTL) untuk tidak ragu menceritakan berbagai informasi dari kegiatan program TTL yang sudah atau akan dilaksanakan di daerah dan negara masing-masing. Semakin sering informasi berupa cerita dan berita TTL disebarluaskan, dapat meningkatkan kepedulian dan apresiasi masyarakat terhadap penting dan bermanfaatnya kegiatan kepramukaan. Termasuk dalam mendidik anak-anak bermasalah yang menjadi sasaran program TTL.
Ajakan itu disampaikan Kak Berthold Sinaulan, Wakil Ketua Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika, ketika menjadi narasumber dalam lokakarya TTL untuk kawasan Asia Tenggara yang diselenggarakan di Yogyakarta, 14 sampai 16 November 2022. Selain para peserta dari sejumlah daerah di Indonesia, lokakarya yang diselenggarakan melalui kerjasama antara Kepanduan Asia-Pasifik dan Gerakan Pramuka itu, juga dihadiri peserta dari Filipina, Malaysia, Myanmar, dan Thailand.
Di bagian awal paparannya, Kak Berthold yang juga merupakan Wakil Ketua I Subkomite Komunikasi dan Kerjasama Eksternal Kepanduan Asia-Pasifik memaparkan mengapa kita penting untuk menyebarluaskan cerita dan berita dari kegiatan-kegiatan kepramukaan kita. Menggunakan teknik “storytelling”, cerita dan berita yang disampaikan diharapkan dapat menggugah khalayak luas untuk lebih memahami mengenai kegiatan pendidikan kepramukaan. Setelah masyarakat tergugah dengan informasi yang kita sampaikan, diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti, menaruh perhatian dan apresiasi terhadap yang dilakukan organisasi kepramukaan di mana pun.
“Kita memberikan informasi bukan untuk menyombongkan diri telah berbuat ini dan itu, tetapi sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat, bahwa kita telah menjalankan tujuan organisasi dengan benar dan bahwa gerakan kepramukaan merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” tambah Kak Berthold.
Untuk itu, Kak Berthold mengajak semua peserta lokakarya TTL untuk mencoba mempelajari cara dan teknik menulis berita dan menyampaikan informasi yang benar. Tak kalah pentingnya, Kak Berthold menekankan, “Informasi yang kita berikan harus benar, bukan mengada-ada, tidak hoax atau menyebarkan kabar bohong.”
Tulisan berita yang ringkas, mudah dipahami pembaca, dan mengurangi menggunakan istilah-istilah yang hanya diketahui di kalangan Pramuka. Gunakan kalimat yang sebanyak mungkin kalimat aktif dan berusaha untuk memaparkan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how) selengkap mungkin. Sehingga pembaca mendapat gambaran utuh dari berita dan informasi yang kita sampaikan.
***
Pewarta: Berthold DH Sinaulan
Foto: Saiko Damai