Presiden Joko Widodo dan ratusan kepala negara hadir dalam pembukaan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. Konferensi yang dihadiri ribuan peserta dari perwakilan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sipil, bakal berlangsung hingga 12 November 2021.
Konferensi setiap tahun ini diselenggarakan untuk mencegah planet Bumi semakin panas (global warming) akibat aktivitas manusia yang menggunakan bahan bakar fosil dan lainnya. Sejak Revolusi Industri di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke-18, gas-gas rumah kaca di atmosfer terus naik yang menyebabkan suhu Bumi meningkat dan terjadi perubahan iklim.
Sejak dasawarsa lalu, umat manusia di negara maju, berkembang dan negara miskin telah merasakan dampak negatif dari krisis iklim. Lapisan es di kutub-kutub Bumi meleleh yang menyebabkan permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah lagi cuaca ekstrim yang belakangan ini sering terjadi. Misalnya saja, musim kemarau yang berkepanjangan, gelombang panas yang meningkatkan suhu udara secara ekstrim dan hujan lebat yang sering sekali terjadi.
Kondisi-kondisi ini menimbulkan banyak sekali permasalahan lingkungan yang berdampak pada kesehatan manusia. Para petani kesulitan untuk menanam, bapak dan ibu-ibu nelayan yang tidak bisa melaut karena gelombang pasang. Warga dua dusun di Kabupaten Demak, Jawa Tengah telah dipindahkan, karena pemukimannya di pesisir pantai telah terendam air laut.
“Saatnya mengatakan cukup,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di Konferensi Iklim atauy COP 26 di Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021. “Cukup menghancurkan keanekaragaman hayati, cukup membunuh diri kita sendiri dengan karbon, cukup memperlakukan alam seperti toilet, cukup mengeruk, menambang lebih dalam lagi. Cukup kita menggali kubur sendiri,” katanya.
Dalam pidatonya di COP 26, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia akan terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim yang menjadi ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Menurutnya, solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global merupakan kunci. Indonesia memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare sampai 2024 yang merupakan terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.
Pada COP 26, Ketua Pramuka Inggris Bear Grylls hadir dan berbicara dalam sejumlah sesi diskusi. Bear Grylls merupakan presenter TV dan Duta Utama World Organization of the Scout Movement (WOSM). Organisasi Kepramukaan Dunia ini juga mengirim dua WOSM Youth Representatives, yaitu Grecia Barcena (Meksiko) dan Kazi Zubair Hossain (Bangladesh).

Berikut pesan dari dua World Scouting’s Youth Representatives yang hadir di Glasgow:
“Kepramukaan lahir dari aktivitas di alam. Banyak yang kita lakukan dan pelajari adalah tentang memahami dan merawat lingkungan di sekitar kita. Namun Bumi kita mencapai titik tidak dapat kembali lagi karena dampak perubahan iklim, kita kehilangan keanekaragaman hayati pada tingkat yang mengkhawatirkan. Pramuka diajarkan bahwa ketika melihat masalah di komunitas, kita dapat menjadi bagian dari solusi, dan bahkan menjadi pemimpinnya. Kami memiliki tanggung jawab untuk melakukan apa yang bisa kami lindungi, lestarikan, dan memulihkan alam, dan untuk membuat suara kami didengar tentang masalah ini. Termasuk juga membantu teman-teman, keluarga, dan komunitas kita memahami ancaman terhadap alam dan memobilisasi mereka untuk mengambil tindakan positif untuk melindungi planet kita.
Itu sebabnya Pramuka akan mengikuti Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim atau COP ke-26 di Glasgow pada 31 Oktober hingga 12 November 2021. Pada konferensi tersebut para kepala negara/pemerintahan, juru runding, masyarakat sipil, perwakilan dunia usaha, perwakilan pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya berkumpul untuk mencapai kesepakatan iklim global yang pasti akan lebih konsekuensial, dan lebih mendesak daripada Perjanjian Paris. Awal tahun ini, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengeluarkan peringatan paling mencolok tentang bencana iklim “tidak dapat diubah” yang oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, disebut “kode merah untuk kemanusiaan.”
Orang-orang muda akan mewarisi planet ini dari perwakilan yang menegosiasikan kesepakatan iklim. Kami memiliki hak dan tanggung jawab untuk menjadi bagian dari percakapan dan memiliki suara dalam keputusan yang dibuat hari ini yang akan berdampak pada masa depan kami. Sebagai orang muda, kita harus berani, keras, dan mengambil sikap tentang isu-isu yang jadi kepedulian kita.
Ini adalah masalah yang menentukan zaman kita. Tanpa planet Bumi yang sehat, kepramukaan akan menderita, komunitas kita akan menderita, dan masa depan kita akan berisiko. Sejak awal, belajar di alam dan belajar tentang lingkungan hidup telah menjadi bagian inti dari kepanduan. Sekarang, saatnya untuk aktif dan mendorong perwakilan kita untuk terlibat dalam membuat keputusan tentang masa depan kita.

Selama beberapa dekade, Pramuka telah mengambil tindakan untuk planet Bumi. Sekarang adalah waktu kita untuk bersuara lebih keras, semakin berani mengambil tindakan, dan memobilisasi kelompok-kelompok yang lebih besar – demi melindungi Bumi dan masa depan kita. Sebagai delegasi Pramuka Pandega di COP 26, kami akan berbicara di sesi diskusi dan rapat, bertemu dengan para pembuat keputusan, dan mengadvokasi tindakan segera.
Kami berharap dapat menginspirasi para pemimpin global dengan tindakan kami, sehingga mereka bergabung dengan kami dan berkomitmen untuk membuat perubahan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan cara yang adil dan e adil (fair and equitable). Kontributor terbesar perubahan iklim perlu mengambil tindakan paling banyak – tetapi masalah global membutuhkan solusi global. Itu berarti kita semua harus terlibat!
Bergabunglah dengan kami dengan mengambil tindakan di sdgs.scout.org/promise dan membuat Janji Anda untuk Bumi, dan ikuti kami di media sosial selama kami ambil bagian dalam COP 26 di Glasgow.”
***
Penulis: UNTUNG WIDYANTO (Andalan Nasional Kehumasan & Informatika 2018-2023)
Foto-foto: scout.org