PRAMUKA.ID – Jelang tengah malam pada Rabu, 3 November 2021, Fakhir Naufal menerima notifikasi surat elektronik dari World Scout Bureau, Biro Kepanduan Sedunia yang berkantor di Kuala Lumpur, sebuah organisasi yang menaungi organisasi kepramukaan dari 216 negara di seluruh dunia.
Rupanya surat elektronik itu membawa kabar membanggakan bagi Indonesia dan khususnya Gerakan Pramuka. Fakhir, panggilan akrab Pramuka berusia 21 tahun itu terpilih menerima penghargaan World Messengers of Peace Hero.
Penghargaan yang secara resmi diserahkan oleh World Organziation of the Scout Movement (WOSM) pada Senin, 6 Desember 2021 tersebut merupakan sebuah penghargaan prestisius dan bergengsi. Pada awal 2012 Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud dan Raja Swedia Carl Gustav XVI menginisiasi penghargaan bagi Pramuka dan non Pramuka yang berkontribusi nyata melalui proyek sosial dalam upaya menciptakan dunia yang lebih baik.
Malam itu Fakhir merasa terkejut dan tidak menyangka, bahwa dirinya akan segera menerima penghargaan yang sejak diresmikan baru diterima oleh 103 orang di seluruh dunia. Ia menerima penghargaan dalam kategori relief in times of needs, bantuan pada saat-saat yang dibutuhkan, tentu maksudnya tak lain pandemi Covid-19.
Penghargaan serupa dengan hadiah Nobel ini kembali pulang ke Indonesia setelah tiga tahun lamanya tidak ada seorang pun dari Indonesia yang menerimanya. Fakhir menjadi orang Indonesia keempat dan termuda penerima Messengers of Peace Hero dari Indonesia setelah sebelumnya pada tahun 2017, 2016, dan 2013 diterima oleh masing-masing Venny Indri, Jaenal Mutakin, dan Atta Verin yang berkontribusi dalam bidang kampanye perdamaian dan literasi baca masyarakat.
Rupanya memang tidak mudah untuk menjadi penerima Messengers of Peace Hero, dari namanya saja, penghargaan ini mengandung kata pahlawan yang rasa-rasanya harus berkontribusi secara luar biasa.
Demikian adanya, Fakhir bercerita tentang perjalanannya menghadiahkan kebanggaan bagi Gerakan Pramuka dan Indonesia. Rupanya tahun ini 900 nominasi masuk dari seluruh dunia, 573 di antaranya berasal dari kawasan Asia Pasifik. Dari nominasi tersebut Biro Kepanduan Asia Pasifik di Manila membentuk sebuah tim panel untuk memverifikasi kelayakan para calon.
Kemudian terpilih 11 orang dari kawasan Asia Pasifik yang terbentang dari Pakistan di barat, Kiribati di ujung timur, Mongolia di utara, dan Selandia Baru di selatan. 11 orang itulah yang kemudian tiba di meja panel dunia di Kuala Lumpur untuk kembali diverifikasi dan diwawancarai secara mendalam.
“Ya saya juga tidak mengetahui, kabarnya saya dinominasikan, lalu dapat panggilan untuk wawancara dan menyusun portofolio, saya siapkan. Akhirnya kaget juga terpilih dari sekian banyak nominasi”, tutur Fakhir.
Pribadi Inspirasi dan Berprestasi
Menarik untuk mengenal lebih dalam sosok Fakhir Naufal. Fakhir merupakan seorang Pramuka dengan sederet pencapaian, bagi pemuda sepantarnya tentu bisa disebut luar biasa. Kini Fakhir baru saja masuk dalam golongan Pandega, peserta didik Gerakan Pramuka antara usia 21 sampai 25 tahun.
Setelah sebelumnya pada usia 20 tahun Fakhir menjadi seorang Pramuka Garuda, tingkatan tertinggi yang bisa dicapai oleh seorang Pramuka dengan syarat kecakapan, karakter, dan proyek sosial yang tinggi. Para Pramuka Garuda dikenal dengan medali merah putih di kalungkan dengan amsal yang terkenal “setia, siap, sedia.”
Aktivitasnya sebagai seorang Pramuka diawali dengan perkenalannya pada dunia Siaga, anak-anak Pramuka berusia tujuh hingga sebelas tahun di SDN Pondok Labu 05 Jakarta Selatan. Keaktifannya berlanjut ketika duduk di jenjang lanjutan, sebagai Pramuka Penggalang di SMPN 37 Jakarta ia aktif hingga menjadi pembantu Pembina sampai saat ini.
Ia dikenal oleh adik-adiknya sebagai kakak inspirator sebagaimana dituturkan Andhyka “Kak Fakhir orangnya positif vibes, kalau memberi materi kekinian dan selalu seru.” Saat belajar di SMAN 46 Jakarta Fakhir terus menunjukkan keaktifan di atas rata-rata, dalam usia 16 tahun Fakhir telah menjadi pengurus dewan kerja ranting, organisasi pengelola Pramuka berusia 16-25 tingkat kecamatan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan hingga hari ini.
Di samping aktivitasnya sebagai Pramuka, Fakhir rupanya adalah seorang aktivis di kampusnya. Ia kini terdaftar sebagai mahasiswa semester lima pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan konsentrasi hukum pidana.
Aktivitasnya di kampus termasuk pula sebagai pengurus Lembaga Studi dan Konsultasi Hukum yang aktif dalam berbagai kegiatan aktivisme mahasiswa, kajian, dan peningkatan kapasitas keilmuan hukum. Namun kepramukaan tak lepas dari dirinya, di kampus ia juga dikenal sebagai seorang Pramuka, termasuk oleh salah satu dosennya ahli hukum pidana Dr. Chairul Huda yang juga merupakan Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Sederet prestasi diukir Fakhir dalam perjalanan kepramukaannya. Selain mencapai tingkatan tertinggi Pramuka Garuda, lagi-lagi Fakhir menjadi penerima Lencana Karya Bakti termuda di DKI Jakarta pada Agustus 2021. Lencana ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka atas kontribusi yang luar biasa pada suatu bencana nasional.
Kontribusi Fakhir bersama tujuh rekannya menginisiasi program edukasi dan kampanye Instagram Pramuka Donor Darah dengan visi membudayakan donor darah dan plasma di kalangan Pramukalah yang mengantarkan Fakhir menerima lencana tersebut termasuk juga menjadi World Messengers of Peace Hero.
Inisiatifnya tidak terbatas pada satu proyek Pramuka Donor Darah. Sejak duduk di bangku SMA Fakhir telah aktif dalam ragam organisasi, termasuk juga menjadi pendiri kelompok belajar dan diskusi terkait nasionalisme di kalangan pelajar, kelompok belajar tersebut kerap kali bekerja sama dengan Legiun Veteran Republik Indonesia dalam mengampanyekan nilai kebangsaan di sekolah-sekolah.
Selain aktivitas organisasi dan kampus, Fakhir juga aktif di Instagram @fakhirnaufal08 menyebarkan pesan inspirasi melalui proyek dan karyanya, termasuk juga dalam bidang desain yang merupakan hobinya.
***
Prast