PRAMUKA.ID- Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) bermitra dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bersama kembali melaksanakan program Petani Keren (Agripreneur) sebagai upaya strategis regenerasi petani muda. Pada batch III tahun 2025, program ini dilaksanakan dengan dukungan utama dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebagai mitra strategis.
Program Pelatihan Petani Keren Batch III digelar di Bumi Perkemahan dan Wisata (BUPERTA) Cibubur, Jakarta, dari 14 September hingga 16 Oktober 2025. Pada tahap ini, sebanyak 31 peserta terpilih dari seluruh Indonesia mengikuti rangkaian pelatihan intensif tentang pertanian presisi, digital farming, permakultur, pengolahan hasil, hingga aspek kewirausahaan agribisnis.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis. Peresmian penutupan program juga diwarnai dialog interaktif antara peserta muda dan perwakilan instansi pemerintah serta lembaga mitra. Dengan demikian, Petani Keren bukan hanya soal transfer teknologi, tapi juga upaya memperkuat partisipasi pemuda dalam kebijakan pertanian nasional.
Tantangan Regenerasi Petani: Realitas 80 Persen Petani Berusia di Atas 40 Tahun
Menurut data Sensus Pertanian BPS 2023, sekitar 80 persen petani di Indonesia berumur di atas 40 tahun, sedangkan generasi muda—terutama Generasi Z—masih enggan menekuni profesi pertanian.
Partisipasi generasi Z sebagai petani tercatat hanya 2,14 persen dari total, sebuah angka yang mencerminkan lemahnya regenerasi dalam sektor pertanian.
Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda (usia 15–29 tahun), yang hampir menyumbang separuh total penganggur nasional — sebuah potensi tenaga kerja besar yang belum terserap ke sektor pertanian.
Gerakan Pramuka Masuk Sebagai Mitra Strategis
Sejak peluncurannya pada 2024, program Petani Keren dirancang melalui skema Program Kerja Sama Teknis (TCP) FAO dengan dukungan pemerintah Indonesia, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Keterlibatan Gerakan Pramuka sebagai pendukung utama bukan sekadar simbolis. Melalui jaringan Pramuka yang luas di kalangan anak muda, kemitraan ini memungkinkan penyebaran pengetahuan dan adopsi inovasi pertanian ke wilayah terpencil dan komunitas pemuda pramuka. Dalam program ini, peserta juga banyak berasal dari anggota Pramuka atau calon pemuda pramuka yang tertarik bertani.
Melalui Pramuka, modul pelatihan juga dapat diintegrasikan ke dalam program kepemudaan di tingkat daerah maupun sekolah kepramukaan, sehingga Petani Keren tak hanya menjadi proyek terbatas, melainkan budaya agripreneur muda yang menyebar.
Tentang program
Program Petani Keren merupakan inisiatif yang lahir pada tahun 2024 melalui skema Technical Cooperation Programme (TCP) FAO. Program ini bertujuan menumbuhkan minat generasi muda Indonesia dalam dunia agripreneurship, dengan dukungan dari pemerintah Indonesia, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Gagasan awal Petani Keren muncul dari delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan saat itu, Moeldoko, dalam Forum Pangan Dunia (World Food Forum/WFF) 2023 di markas besar FAO, Roma, Italia. Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal FAO QU Dongyu menyampaikan komitmen FAO untuk mendukung upaya Indonesia dalam regenerasi petani muda.
Pelatihan perdana berlangsung di Jakarta pada 14 Oktober–20 Desember 2024 dengan 38 peserta, disusul pelatihan kedua di Lampung pada 17 Juni–29 Juli 2025 yang diikuti oleh 31 peserta. Sementara pelatihan ketiga sekaligus penutup program diadakan kembali di Jakarta pada 16 September–14 Oktober 2025 dengan jumlah peserta yang sama.
Selain memberikan pelatihan praktis, proyek ini juga mengembangkan model pertanian inovatif berbasis teknologi digital dan prinsip keberlanjutan lingkungan. Melalui pembangunan rumah kaca di Jakarta dan Lampung, peserta diperkenalkan dengan konsep smart farming, pertanian semi-intensif, serta metode permakultur sebagai pendekatan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.