PRAMUKA.ID – Sebagai Pembina Pramuka, penulis menyambut gembira pencabutan Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 yang menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. Kebijakan ini mengembalikan Pramuka ke fitrahnya sebagai kegiatan ekstrakurikuler pilihan berbasis sukarela.
Melalui terbitnya Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, maka peraturan yang menetapkan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, yaitu Permendikbud No. 63 Tahun 2014, telah dicabut.
Pengalaman pahit penulis rasakan saat Pramuka diwajibkan. Jumlah peserta meningkat drastis, namun kebahagiaan dan pembentukan karakter sejati tidak bisa diukur dari jumlah tersebut.
Penulis percaya bahwa membina segelintir individu dengan dedikasi dan cinta lebih b ik dari pada membina banyak orang tanpa ikatan.
Membina segelintir individu dengan penuh dedikasi dan cinta akan menghasilkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan membina banyak orang tanpa ikatan yang kuat.
Penulis lebih memilih membina 3 orang sukarela dengan karakter yang terbentuk, daripada 300 orang yang dipaksa. Oleh karena itu, penulis memilih fokus menjadi Pamong Saka yang anggotanya benar-benar suka dan rela.
Pramuka sebagai ekstrakurikuler pilihan memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih jalannya sendiri. Kader yang lahir dari pilihan adalah kader yang lebih kuat, bersemangat, dan siap menghadapi tantangan.
Perubahan ini bukan untuk meredupkan semangat Pramuka, tapi membangun kualitas, bukan kuantitas. Mari fokus pada pembinaan karakter sejati, bukan sekadar mengisi kuota. Inilah babak baru bagi Pramuka, yang diharapkan membawa semangat baru dalam pembentukan generasi penerus yang tangguh dan berkarakter.
Selamat menempuh babak baru, gugus depan di sekolah! Mari kita ciptakan Pramuka yang penuh kebahagiaan dan kualitas, demi generasi muda yang lebih baik.
***
Tentang Penulis:
Mohamad Arif Fajartono, SST, M.Med.Kom, (Pembina Pramuka di Banyuwangi)
Setuju, mendesak sekolah, gugus depan dan kwartir-kwartir bahwa Pramuka setara dengan ekstrakulikuler lain soal peserta, anggaran, pelatih, jam latihan, dan ditambah realita jalur prestasi