PRAMUKA.ID – Bumi Perkemahan Cibubur. Perhelatan perkemahan 3-8 Juli. Dalam kondisi matahari terik terdengar adzan berkumandang dari Masjid Pancasila. Semua kegiatan terhenti, terlebih pelaksanaan registrasi para peserta KPN 2023. Kudirikan shalat dhuhur berjamaah dan dilanjut jama qhashar ashar. Relatif beragam warna pakaian para jamaah shalat yang terjajar dalam tiga shaf, disambung oleh shaf-shaf berikutnya sebagai masbuk.
Setelah makan malam, dilanjut dengan curah gagasan pembina. Pembentukan kelompok sekaligus sebagai miniatur racana di gugus depan. Semuanya menggunakan andragogi, behavioristis, lerning by doing. Dalam proses pembinaanya, Gerakan Pramuka berusaha mensinergikan seluruh dimensi kehidupan manusia secara kosmik, antara teoritis dengan logika berfikir, antara kehendak keinginan dan laku gerak anggota badan, karena hidup adalah idealitasnya keselarasan antara alir atau alur berfikir dengan sunyatanya tatalaksan gerak jasadiah ataupun lahiriah. Hampir menjelang malam, para peserta mempersiapkan diri menuju tenda untuk istirahat malam. Beberapa pembina ada yang tidak langsung menuju tenda, melainkan bercengkrama sambil minum kopi minimalis di bawah pohon yang tersedia terminal listrik untuk mencharge ponsel mereka.
Adzan subuh mengudari dekap selimut sleeping bag dalam sepotong rasa hangat. Menembus remang dibantu siluet dari lampu. Mengambil dan membasuh anggota tubuh berwudu dan shalat di penghujung malam. Dilanjut dengan aktivitas olah raga, bersih diri, dan sarapan.
Jam 8. Upacara pembukaan dimulai. Tiap pembina dari berbagai peloksok negeri, membentuk barisan sesuai dengan golongan, putra dan putri. Dibuka oleh pembina upacara Budi Waseso selaku Kakwarnas, dalam sambutannya bahwa Karang Pamitran ini menguatkan ulang secara kontinyu nilai-nilai moderasi yang mempersatukan dari berbagai perbedaan yang ada, bergandeng tangan dalam dalam menajamkan pengetahuan, memperkuat kecintaan, dan dan mempererat kebersamaan.
Sementara senada dengan Joko Mursito, sebagai Ketua Pelaksana melaporkan “Karang Pamitran yang dikonsep secara berkemah untuk menitiktekankan pada pembinaan di setiap kwarcab yang ada. Diikuti oleh Sako, disabilitas, dokter inovatif. Berjumlah 3 ribu. Bersifat open to all ragam suku dan budaya. Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Untuk mempersatukan setiap wadah kepandegaan yang pernah ada mengusung tema Membina Karakter Bangsa dengan Inovasi dan Semangat Persaudaraan, sementara slogannya berbunyi Merajut Persatuan dalam Keberagaman. Generasi gawai membutuhkan persiapan untuk menyongsong generasi emas 2045
Setelah selesai upacara presmob dibarengi dengan sesi pengambilan foto dengan para pengurus Kwarnas dengan para peserta dari masing-masing daerah, antarteman, antardaerah, bahkan foto dengan beberapa peserta yang menampilkan warna budaya khas daerah, jelas saja pakaian khas bagian timur selalu menarik menjadi penanda keunikan sekaligus pembeda. Hingga menjelang siang berlanjut menuju gugusan bazar yang menawarkan jajanan dan perkap -perlengkapan kepramukaan- dari pakaian bentuk baju kaos, dan pernik cendramata yang menyimbolkan dunia kepramukaan.
Kapita Selekta Pramuka, Fundamental Kepramukaan yang fokus pada sub Sejarah Kepanduan serta Falsafah Pancasila menjadi menu lanjutan dari gerak matahari yang mulai condong ke barat, yang tetap setia dengan semi teriknya. Penyampaian materi dengan kwalifikasi narasumber sekelas kwarnas jelas saja nilai bobotnya dapat menstimuli para pembina yang hadir dari Sabang sampai Merauke ini.
Semoga materi yang tersampaikan menjadi bahan tambahan membina di gugus depan masing-masing. Ya… paling tidak terbawa mimpi untuk malam ini setelah menyaksikan berbagai atraksi seni budaya dari peserta dan guest.
***
Tentang penulis:
Prof. Dr. Mukti Ali, M.Hum, Peserta KPN 2023 Pembina Pandega, Kwarcab Kota Salatiga