Kak Agus Thamran adalah Pelatih Pembina Pramuka Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Jakarta Pusat. Pada Upacara Hari Pramuka ke-59 di Gedung Pandansari TRW, Cibubur (12/8/2020) Kak Agus Thamran mendapat penghargaan Dharmabakti dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pria yang akrab disapa Kak Agus ini menjadi seorang Pramuka dari golongan Siaga (tahun 1974-1979) hingga Penegak. Setelah 15 tahun menjadi peserta didik, Kak Agus berbakti sebagai Pembina di gudep, sejak mengikuti KMD dan meneruskan menjadi Pelatih.
Bahkan kini kakak ini dipercaya menjadi salah satu anggota tim Pelatih Nasional Gerakan Pramuka di Pusdiklatnas.
Dulu kenapa mau, kakak jadi Pramuka?
“Saya jadi Pramuka karena benci Ikut kegiatan kepramukaan,” aku Kak Agus ketika ditemui di TRW Cibubur, Jakarta. “Tapi setelah masuk, saya jatuh cinta. Saya jadi tertarik dengan Gerakan Pramuka,” kata kakak yang lahir di Jakarta, 28 Agustus 1969.
Kak Agus ini menjadi Pelatih Nasional tahun 2013 melalui seleksi yang ketat. Menjadi Pembina atau Pelatih banyak tantangannya. Ya… itu harus dihadapi. Pertama kali berhadapan dengan peserta didik jaman dulu dia grogi.
“Merasa grogi itu manusiawi,” katanya. “Dengan punya banyak pegalaman membina, semua perasaan seperti grogi itu hilang dengan sendirinya.”
Kak Agus ingin menciptakan peserta didik yang sesuai tujuan di Gerakan Pramuka. Apabila dalam membina ada yang protes, kakak ini tidak marah. Kak Agus senang dengan anggota yang berani. Itulah tantangannya seorang pembina/pelatih: Bagaimana membuat mereka paham.
Sibuk di Gerakan Pramuka, tidak diprotes oleh keluarga kak?
“Awalnya, ada,” akunya. “Saya mencari pendamping hidup yang bukan Pramuka. Kenapa? Karena ingin kasih tahu bagaimana pramuka yang sebenarnya dan baik. Itulah tantangannya,” jelas bapak satu anak ini.
Kak Agus menerapkan Dasa Darma ke-9: “Bertanggung jawab dan dapat dipercaya” kepada keluarganya dan di masyarakat. Sebenarnya semua yang ada dalam Dasa Darma diterapkannya, tapi yang banyak dibuktikan pengorbanan ya dasa ke-9. Tak heran Kak Agus sampai kini menjadi seorang Ketua RT di lingkungannya.
“Kepada kakak Pembina di seluruh Indonesia, ayo bangkit membangun generasi yang harus kita bina sampai mereka paham dan mengerti. Dan, untuk Pelatih, ayo kita saling berbagi ilmu dan ketrampilan kepada sesama pelatih. Begitu pun kepada para Pembina,” kata Kak Agus menutup wawancara ini.
Teks: Agung
Foto: Kak Sis