Pramuka, organisasi yang memiliki tujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian yang tangguh dan berintegritas melalui kegiatan kepramukaan. Salah satu kegiatan kepramukaan di alam terbuka yang menarik dan menantang bagi kaum muda adalah perkemahan.
Oleh sebab itu diperlukan kehadiran orang dewasa sebagai pembina Pramuka yang secara sukarela mendampingi kaum muda dalam perkemahan dengan berangkat dari keprihatinan yang sama, yaitu melihat bahwa para remaja memerlukan bimbingan. Di sisi lain, para remaja bila tidak memiliki kegiatan, resikonya mereka bisa saja menemukan kenyamanan di hal-hal yang negatif.
Kemudian, penulis tertarik untuk membahas praktik terbaik dalam konsep Pramuka, yaitu belajar memanusiakan manusia, saat Saka Wanabakti Banyuwangi menggelar latihan integrasi rimbawan muda.
Melalui perkemahan tersebut, maka kaum muda dapat menyalurkan tenaga dan aspirasi mereka. Metodenya, dalam menyusun kontrak kegiatan, peserta diberikan kebebasan untuk menentukan segala hal positif yang dijadikan pedoman untuk dipatuhi bersama-sama.
Pertama, kegiatan dilaksanakan tepat waktu. Kita menyadari bahwa masalah bangsa Indonesia identik dengan jam karet, sehingga masalah tersebut perlu dicarikan solusinya. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan berlatih melaksanakan kegiatan tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal.
Biasanya, tradisi kita lebih menghargai orang yang terlambat dan menghukum orang yang tepat waktu. Misalnya saat kegiatan akan dimulai, kita cenderung untuk menunda dan menunggu orang-orang yang belum datang. Dengan demikian, orang-orang yang sudah datang tepat waktu dihukum untuk menunggu orang yang terlambat.
Kontrak kegiatan yang disusun dan dipatuhi oleh peserta, maka peserta tidak merasa tekanan sehingga menciptakan kegiatan yang menyenangkan.
Dalam sesi diskusi, peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Tentu saja, akan terjadi perbedaan pandangan antara satu dengan yang lainnya.
Masalah yang dihadapi oleh bangsa kita adalah ketidaksiapan dalam menghadapi perbedaan pendapat. Padahal, perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa terjadi, sehingga diperlukan sikap saling menghargai.
Pernah mendengar pasal senioritas? Pasal satu senior selalu benar. Pasal dua, jika senior salah maka kembali ke pasal satu. Hal itu menunjukkan bahwa kegiatan yang penuh dengan semangat senioritas maka sebenarnya tidaklah mendidik untuk menjadi manusia.
Peran orang dewasa adalah membimbing peserta didik dengan berdiskusi dan saling berbagi gagasan. Prinsip yang digunakan dalam perkemahan tersebut, posisi antara peserta didik dan Pamong Saka setara.
Dengan demikian, peserta didik akan mempelajari pelajaran yang berharga sebagai manusia diantaranya tentang toleransi, saling menghargai, dan tidak menganggap bahwa pendapatnya adalah yang paling benar. Hal itu juga menjadi media pembelajaran bahwa kita perlu untuk berkompromi sebagai makhluk pribadi dalam situasi sosial.
Kesimpulannya, Pramuka memiliki peran penting dalam membantu anggotanya untuk memanusiakan manusia. Kegiatan-kegiatan kepramukaan yang berorientasi pada keterampilan sosial, dan lingkungan hidup dapat membantu anggota Pramuka untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan dan karakter yang tangguh dan berintegritas.
***
Penulis Opini:
Pelatih Pembina Pramuka pada Pusdiklatcab Macan Putih Banyuwangi, Jawa Timur.