Penanganan COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini melibatkan keterlibatan dan kerja sama dari banyak pihak. Termasuk upaya-upaya yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melalui Tim Komunikasi Publik.
Donny BU, perwakilan Satgas Penanganan COVID-19, mengungkapkan bahwa dalam tim komunikasi publik terbagi lagi menjadi 7 tim yang melibatkan berbagai institusi berbeda. Salah satunya merupakan tim 3, yakni bertanggung jawab untuk mengelola konten infografik.
“Komunikasi publik itu besar sekali aspeknya, salah satu komponen yang kami pegang yang kami kelola adalah untuk produksi konten-konten digital infografis khususnya,” ucap Donny pada talkshow yang digelar di Graha BNPB, Jakarta, Senin (31/8).
Selain membuat konten-konten digital, tim 3 yang terdiri dari relawan-relawan anak muda turut memetakan kondisi saat ini melalui harian cetak, media sosial, serta dokumen dan laporan situasi Satgas Penanganan COVID-19. Tim Komunikasi Publik yang tergabung dalam risk communication and community engagement dituntut dalam profesionalisme dan penuh kehati-hatian.
“Itu salah kata satu, bisa panjang urusannya, dampaknya pada orang yang baca, oh berarti orang akan mengikuti contoh yang salah dong, akan mengikuti data yang salah, jadi kami melakukan check-and-recheck,” kata Donny yang juga tergabung dalam ICT Watch.
Savero Karamiveta Dwipayana, Tim Relawan Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19, menjelaskan bahwa konten digital yang belakangan ini diproduksi dikemas lebih ringan agar mudah diterima oleh masyarakat. Selain konten infografis, juga terdapat konten video di kanal media sosial tiktok @lawancovid19_id.
“Konten video juga ada, di Tiktok lawancovid19_id, di situ kami banyak buat video-video untuk edukasi, waktu itu salah satunya adalah tips sehat saat ngantor,” ujar Savero yang tergabung dalam Tim Relawan Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19.
Dengan menargetkan masyarakat umum, produksi konten yang dibuat oleh Tim Komunikasi Publik disesuaikan dengan isu terkini serta menggunakan gaya bahasa yang juga menyesuaikan pada penerima informasi nantinya.
Tim Komunikasi Publik yang dibentuk, didasarkan oleh kepentingan media literasi, social learning, dan difusi-informasi yang diakibatkan oleh perubahan perilaku yang harus diterapkan oleh masyarakat dalam protokol kesehatan.
Penyampaian informasi mengenai teknis yang terus berubah-ubah terkait protokol kesehatan dan informasi terbaru seputar COVID-19 dianggap susah untuk disampaikan kepada anak-anak muda.
“Di anak muda sekarang ini orang banyak yang sadar sama COVID, banyak juga orang-orang yang merasa kok COVID lama ya engga beres-beres, tapi dirinya sendiri masih nongkrong, tetep jalan sama temennya, keluar dan engga pakai masker,” terang Savero.
Kedisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan harus dibentuk dari diri sendiri untuk menyelesaikan pandemi ini bersama-sama. Karena mengubah kebiasaan-kebiasaan lama merupakan sebuah hal yang sulit, apabila tidak ada kemauan dari diri sendiri dan kepedulian terhadap orang lain.
Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan COVID-19
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di https://covid19.go.id/