PRAMUKA.ID – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia secara resmi meluncurkan program “National Training of Trainer (TOT) Dialogue For Peace” dalam sebuah upacara pembukaan yang digelar di Aula Sudirman Taman Rekreasi Wiladatika, cibubur, Jakarta, Jumat Pagi (7/3/25). Program ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran Pramuka sebagai agen perdamaian di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso, dalam sambutannya menekankan pentingnya program ini di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks di Indonesia. “Gerakan Pramuka sejak awal berdirinya telah menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, persaudaraan, dan gotong royong. Indonesia dengan lebih dari 1.340 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah adalah bukti nyata bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan,” ungkapnya.
Program Dialogue For Peace merupakan bagian dari inisiatif World Organization of the Scout Movement (WOSM) yang bertujuan untuk membekali anggota Pramuka dengan keterampilan berdialog secara konstruktif, memperkuat semangat toleransi, serta menjadi duta perdamaian. Para peserta pelatihan diharapkan mampu menjadi fasilitator dialog yang efektif di daerah masing-masing, menciptakan lingkungan yang toleran, harmonis, dan damai.
Kak Budi Waseso menyampaikan empat prinsip utama yang harus dipegang oleh setiap anggota Pramuka dalam program ini, yaitu:
1. Mendengar dengan empati dan memahami perspektif orang lain dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara
2. Menghargai keberagaman dan menciptakan ruang inklusif untuk semua suku, adat, ras dan agama
3. Mampu mengungkapkan gagasan dengan cara yang membangun, bukan memicu konflik
4. Selalu menjadi anggota Pramuka yang membawa nilai-nilai perdamaian di lingkungannya
“Konsep Dialogue for Peace memberikan pemahaman bahwa dialog bukan hanya sekadar berbicara, tetapi mendengarkan dengan empati, memahami dengan hati, dan merajut harmoni dalam perbedaan. Ini adalah nilai yang selaras dengan konsensus kebangsaan kita, Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya.
Para peserta pelatihan merupakan perwakilan Pramuka dari seluruh Indonesia yang nantinya akan menjadi pelatih di daerah masing-masing, sehingga dampak program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh anggota Gerakan Pramuka di Indonesia.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen Gerakan Pramuka dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI di tengah tantangan keberagaman yang semakin kompleks pada era digital. Dengan semboyan “Satu Pramuka untuk Satu Indonesia”, Gerakan Pramuka terus berupaya menjadi garda terdepan dalam membangun perdamaian dan toleransi di masyarakat.
Kegiatan tersebut diikuti 40 orang peserta dari 11 Kwarda, Program Dialogue for Peace hasil kerja sama Kwarnas melalui KSLN bersama WOSM, Temasek Foundation, dan King Abdullah bin Abdul Aziz Center for Inter Religious Dialogue berbentuk hibah sejumlah USD 20.000 sebagai awal. Program dalam rangka pengembangan dialog antar agama dan antar budaya. Bentuk kerja sama akan diimplementasikan 40 proyek dialog di seluruh Indonesia yang disebarkan di Kwarda-kwarda berdasarkan proposal kompetitif.
Pewarta: Yudhi (Pusdatin Kwarnas)