PRAMUKA.ID — Enam puluh empat anggota dewasa dari 28 NSO (National Scout Organization) hadir berdiskusi dan bertukar-pikiran dalam Workshop “Next Strategy for Scouting” (Strategi Mendatang dalam Kepramukaan) yang diselenggarakan Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, WOSM, di Kota Pforzheim, Jerman, 18-21 Mei 2023.
Gerakan Pramuka Indonesia diwakili Kak Betharie Cendera Arrahmani, 26 tahun yang kini bekerja sebagai konsultan PwC (PricewaterhouseCoopers) di Kota Frankfurt, Jerman.
Kak Betharie adalah purna anggota Gugusdepan 01-108, SMPN 5 Tangerang, Kwarcab Kota Tangerang dan sebelum bertolak ke Jerman pada 2015, Kak Betharie sempat kuliah di Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia.
Ia telah menyelesaikan kuliah S1 International Business and Engineering di Kota Schweinfurt (Bavaria, Jerman) pada tahun 2019 dan kuliah S2 Biopharmaceutical Engineering di Kota Munich (Bavaria, Jerman) pada tahun 2022.
Keikut-sertaan Kak Betharie sesuai surat WOSM yang berharap diikut-sertakannya peserta putri berusia di bawah 30 tahun. WOSM menekankan pentingnya keterlibatan anggota muda dan kesetaraan jender.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengutus Kak Betharie, yang pernah bergabung dalam kontingen Indonesia di Jambore Pramuka se Dunia ke-22 di Swedia tahun 2011, dan telah 8 tahun bermukim di Jerman.
Undangan workshop diterima Kwarnas relatif dekat dengan batas waktu pendaftaran 1 April 2023, di tengah bulan suci Ramadan. Sementara pengurusan visa Schengen ke Jerman memerlukan waktu sedikitnya 15 hari.
Selain anggota muda, workshop juga diikuti pimpinan sejumlah Organisasi Kepramukaan Nasional (NSO), termasuk Ketua, Sesjen, dan Waka Kerjasama Luar Negeri, dan tentu saja pengurus WOSM dan mitra WOSM.
“Mengingat National Scout Organizations (NSO) adalah pemangku-kepentingan terdepan dalam merancang dan mengimplementasikan Visi Mendatang Gerakan Pramuka, maka peserta workshop sebagian besar berasal dari unsur NSO di seluruh dunia,” kata Wakil Ketua Komite Pramuka Dunia, Jo Deman asal Belgia, yang memimpin Kelompok Kerja Penyusunan Strategi Kepramukaan (Strategy for Scouting Working Group).
“Kami bermaksud menyusun perencanaan mulai 2023 ini, dan mengawalinya dengan menyusun Strategi Kepramukaan Mendatang, melalui pelibatan National Scout Organization, juga anggota muda dan pemangku-kepentingan lainnya dalam membantu terwujudnya visi mendatang Gerakan Pramuka,” tambah Jo, yang pada 2017 hadir dalam APR Scout Leaders’ Summit di Bali.
Kak Betharie mengatakan bahwa keikut-sertaannya sangat mengesankan. “Semua diskusi relevan dan penting bagi Gerakan Pramuka Indonesia, karena ini strategi dari WOSM yang bagus untuk diimplementasikan di Indonesia,” kata Kak Betharie yang akan ikut dalam Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korsel, Agustus 2023, sebagai IST (International Service Team).
Kak Betharie mengatakan, dua hal pokok yang didiskusikan dalam workshop adalah, mengupayakan Pramuka sebagai tempat yang aman bagi kaum muda, dan menjadikan Pramuka sebagai fasilitator bagi kaum muda dalam mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang relevan dalam dunia kerja mendatang.
VISI WOSM 2023
WOSM mulai menyusun Strategi Mendatang Kepramukaan (Next Strategy for Scouting) mengingat pencapaian Visi 2023 sudah harus dilaporkan dan dievaluasi dalam Konferensi Pramuka Dunia ke-43 di Mesir 19-23 Agustus 2024.
Maka untuk menyusun visi-dunia yang kuat dan berwawasan jauh ke depan, dilakukan lima-tahap proses partisipatori untuk melibatkan dan merangkum masukan dari berbagai pihak. Tahapan ini bisa dibaca dalam website strategy.scout.org.
Dalam beberapa bulan belakangan ini sebuah tim-riset tengah melakukan analisa komprehensif atas tren-makro yang sedang melanda generasi muda, yang mempengaruhi Gerakan Pramuka dan masyarakat luas, saat ini maupun mendatang.
Berdasarkan riset ini, disusun sejumlah prioritas strategis kunci (key strategic priorities) yang akan mempengaruhi Gerakan Pramuka dalam beberapa dekade mendatang. Salah satu yang kritikal dalam “tahap prioritas” ini adalah workshop 3 hari di Pforzheim, dengan melibatkan sejumlah pemangku-kepentingan untuk menyusun rancangan awal Strategi Mendatang Kepramukaan WOSM.
Peserta workshop termasuk Ketua Komite Pramuka Dunia Andy Chapman, Sekjen WOSM Ahmad Alhendawi, Hamad Alyahya dari Saudi Arabia, Ka Kwarnas Pramuka Malaysia Dato’ Zin Bidin, Anggota Muda Komite Pramuka Dunia Mori Cheng asal Hong Kong, Sekretaris WSF Mark Knippenberg, dan hampir seluruh anggota Komite Pramuka Dunia.