PRAMUKA.ID – Tim Survei RTLH dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur pada Rabu, 11 Juni 2025 melakukan survey di rumah Pak Andi Suwandi, Magetan. Pak Andi Suwandi seorang tukang Sol Sepatu tak menyangka bahwa rumah sederhana yang ditinggalinya bersama istri dan dua anak akan masuk daftar penerima bantuan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dalam rangka Perkemahan Wirakarya 2025.
Pak Andi merupakan kepala keluarga yang setiap hari mengais rezeki sebagai tukang sol sepatu di Kota Madiun. Dengan penghasilan yang pas-pasan, ia harus membiayai hidup keluarganya. Anak pertamanya adalah penyandang disabilitas yang pernah bersekolah di SLB namun kini tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya. Anak keduanya masih duduk di bangku SMP dan menjadi satu-satunya harapan keluarga untuk masa depan yang lebih baik.
Kondisi rumah Pak Andi sangat memprihatinkan. Dinding dari papan kayu yang mulai lapuk, atap bocor saat hujan, serta lantai yang masih tanah membuat rumah tersebut jauh dari kata layak. MCK dan dapur pun seadanya, berbagi ruang di lahan sempit yang mereka miliki.
Survei dilakukan oleh Tim Kwarda Jatim yang tergabung dalam Zona 4 bersama Kwartir Cabang Magetan, pemerintah desa setempat, konsultan pembangunan, serta tim teknis. Dari hasil peninjauan, rumah Pak Andi ditetapkan sebagai salah satu yang paling layak menerima bantuan karena kondisi bangunan dan situasi sosial ekonomi keluarga.
Program pemugaran RTLH ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Perkemahan Wirakarya 2025 yang akan digelar oleh Kwarda Jawa Timur pada Juni–Juli 2025. Sebanyak 143 rumah di seluruh Jawa Timur akan dipugar sebagai bentuk nyata kepedulian Pramuka terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Kehadiran Gerakan Pramuka melalui program ini menjadi bukti bahwa pengabdian, kegotongroyongan, dan kepedulian sosial bisa menjangkau mereka yang selama ini terpinggirkan. Kisah Pak Andi Suwandi menjadi satu dari sekian banyak bukti bahwa Pramuka hadir membawa harapan dan perubahan. (Rochman)
Pewarta: Pusdatin Kwarda Jatim