Setelah virus Corona (Covid-19) meluas dan menjadi pandemi sejak Maret 2020, akhir Desember 2020 dunia dikejutkan lagi dengan beredarnya berita telah terjadinya virus mutasi. Adanya virus mutasi dari Covid-19 pertama kali diumumkan otoritas kesehatan di Inggris. Seperti diberitakan Kompas.com edisi 29/12/2020 (baca lengkapnya di sini) telah ditemukan strain atau varian baru dari SARS-CoV-2, pemicu Covid-19.
Disebutkan pula dalam berita tersebut, strain virus corona baru dikatakan lebih menular hingga 70 persen dibandingkan virus sebelumnya. Bahkan sebagian besar kasus baru Covid-19 di Inggris disebabkan oleh strain virus tersebut.
Memang para peneliti masih mencoba meneliti lebih dalam lagi tentang varian baru dari virus mutasi tersebut. Selain menular lebih cepat, benarkah lebih membahayakan? Sebaliknya, ada yang mengatakan bahwa varian baru virus tersebut juga lebih mudah dikendalikan. Vaksin lebih mudah masuk pada virus yang struktur proteinnya longgar tersebut sehingga virus menjadi lemah.
Namun pemberitaan tersebut juga mengemukakan, beberapa bukti mengatakan strain virus baru ini lebih mungkin menginfeksi anak-anak. Meski pun serangan varian virus baru terhadap anak-anak itu belum mengakibatkan hal yang lebih buruk, tetap saja ini menjadi peringatan bagi kita semua betapa rentannya anak-anak di bawah 15 tahun, seperti disebutkan para peneliti.
Berbeda dengan orang dewasa yang mungkin lebih mudah mengadaptasi diri dan mengikuti petunjuk protokol kesehatan, perhatian lebih perlu diberikan kepada anak-anak. Sosialisasi penerapan protokol kesehatan dan berbagai perubahan perilaku untuk menghadapi era adaptasi kebiasaan baru, perlu dilakukan.
Dalam kaitan dengan memberikan sosialiasi kepada anak-anak, patut dicatat upaya yang dilakukan Gerakan Pramuka. Sebagai organisasi pendidikan non formal bagi kaum muda di Indonesia, sejak pandemi Covid-19 merebak, para Pramuka telah ikut membantu upaya penanggulangannya. Telah dibentuk pula Satuan Tugas (Satgas) Pramuka Peduli Penanggulangan Covid-19 yang di tingkat nasional dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional, Mayjen TNI (Purn) Dr. Bachtiar, S.IP, M.AP.
Bahkan bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19 tingkat Nasional, telah disusun pula buku pedoman bagi para Pembina Pramuka untuk membantu mendidik dan mengarahkan para peserta didik menjadi Duta Perubahan Perilaku.
Para Pramuka diajak menjadi Duta Perubahan Perilaku Perubahan Perilaku untuk membantu menanggulangi permasalahan penularan Covid-19 dengan mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dan perilaku hidup sehat. Bersama-sama Duta Perubahan Perilaku lainnya, para Pramuka diberikan pemahaman untuk melakukan sosialisasi agar meningkatkan kesadaran masyarakat dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Perilaku 3M harus terus disosialisakan, yaitu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir minimal 20 detik, memakai masker, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Para Pramuka diharapkan juga dapat menjadi duta untuk menjelaskan mengenai “Iman” (beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing), “Aman” (tetap menerapkan perilaku 3M), dan “Imun” (menyantap makanan yang sehat, bergizi dan seimbang, lalu melakukan olahraga teratur, dan beristirahat yang cukup).
Keberadaan Duta Perubahan Perilaku di kalangan Gerakan Pramuka menjadi penting, termasuk untuk mengajak sesama rekan-rekan mereka, anak-anak dan remaja, untuk lebih memahami pentingnya mengikuti protokol kesehatan yang ada. Sudah sering dibahas, kalau yang memberikan informasi adalah orang yang lebih tua, terkadang anak-anak cenderung kurang mau mematuhinya. Namun bila sesama rekan sebaya dan seusia yang memberikan informasi, anak-anak dan remaja menjadi lebih mudah dipercaya.
Berdasarkan pemikiran itulah, para Duta Perubahan Perilaku di lingkungan Gerakan Pramuka dapat menjadi motor penggerak dalam melakukan sosialisasi kepada rekan-rekan seusia mereka. Sehingga upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 termasuk mutasi virusnya yang disebutkan sangat rentan dihadapi anak-anak, dapat lebih baik diatasi dan ditanggulangi bersama. Selamatkan anak-anak dari virus mutasi, selamatkan masa depan bangsa kita.
***
Penulis: Berthold DH Sinaulan (Wakil Ketua Kwarnas / Ketua Komisi Humas dan Informatika 2018-2023)
Tulisan ini sebelumnya dipublikasikan di Kompasiana.Com