Warta Pramuka
Senin, 2 Juni 2025
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
Warta Pramuka
No Result
View All Result

Saatnya Bertandang ke Rumah Baden Powell

pramuka.id
Minggu, 21 Feb 2021
/ Global, Info Pramuka, Kwarnas, Warta Pramuka
Telah dibaca 5595 Kali
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam salah satu bukunya, Baden Powell (BP) menyebutkan bahwa to get a hold on boys you must be their friend. Seorang Pembina Pramuka harus bisa menjadi teman bagi peserta didiknya. Ia bisa ceria tertawa bersama, mendengar keluh kesahnya, berjalan bersama atau duduk bercengkrama.

Ucapan itu mudah diucapkan dan dibatinkan tetapi sukar diterapkan bagi orang dewasa. Ada penghambat besar yang harus diterobos dengan tekad kuat. Hambatan itu adalah jarak usia, selisih paradigma, beda pengalaman, dan tingkat yang tidak sama dengan adik-adik. Hanya yang benar-benar melepas baju perbedaan itulah yang dapat menjalani sesuai imbauan BP.

BACA JUGA

Rakorsus 2025: Pramuka Kembali ke Akar Pengabdian

Rakorsus 2025: Pramuka Kembali ke Akar Pengabdian

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka

Anggap saja orang dewasa mampu melepas baju orang dewasanya sehingga setara dengan peserta didiknya. Namun, peserta didik juga mempunyai anggapan yang terhalang karena keadaan. Peserta didik akan lebih sukar menganggap orang dewasa akrab dengan dirinya. Mereka lebih sukar menganggapnya karena tampak fisik yang berbeda dengan fisiknya, tampak gerak yang melamban dari dirinya, tampak kesantunan yang berbeda dari dirinya. Penolakan terang-terangan mungkin tidak terjadi tetapi penolakan batin mungkin terjadi.

Itulah situasi yang disadari oleh BP sejak awal. Oleh karenanya, BP tidak mau menjelaskan isi buku Scouting for Boys (SfB). BP tidak ingin hubungan dengan peserta didik terjalin dalam bungkus pelajaran atau pelatihan. BP ingin hubungan orang dewasa dengan peserta didik terjalin secara alamiah dalam situasi learning by doing. Bahkan, BP sampai menyebutkan Scouting is not science but its jolygame. Kepramukaan bukanlah ilmu yang harus dipelajari di kelas-kelas dan diceramahkan oleh orang dewasa tetapi permainan yang menyenangkan.

BP hanya ingin mempraktikkan buku SfB di sebuah pulau yang alamiah. BP melepas baju pensiunan jenderalnya. Beliau melupakan keningratannya. BP membenamkan ilmu kemiliteran. Beliau sejajar dengan anak-anak dan bermain bersama dengan nuansa menyenangkan dan learning by doing. Selang beberapa hari, dari uji buku itu, anak-anak mengabarkan pengalaman yang membahagiakan dirinya. Tersebarlah, kehebatan momen di Brownsea itu.

Saat ini, aktivitas nature dan learning by doing ala BP sudah jauh panggang dari api. Di tiap kwartir terbentang kursus, diklat, ceramah, atau gladian yang bersifat saya bisa peserta belum bisa. Situasi itu bahkan merambah pada kegiatan perkemahan adik-adik yang isinya berkeliling duduk lalu mendengarkan ceramah. Lihatlah, jambore atau raimuna berisi kegiatan pengguruan dari instansi atau panitia giat yang dianggap lebih paham. Oleh karenanya, potensi mengeluarkan gerak dan ide dari adik-adik tergantikan oleh keharusan menerima. Situasi itu berat sebelah atau dalam kondisi ketidakbersamaan.

Jadi, perlu jurus jitu agar terjadi kebersamaan yang normal antara peserta didik dan orang dewasa. Alam terbuka dipakai sebagai wajan kegiatan biar tidak terjadi deviasi.

Sebentang ini, telah terlewati 164 tahun, situasi kepramukaan mengalami deviasi atau pelebaran bidik sekian derajat. Inti kepramukaan beralih ke kelas dan halaman gedung. Hutan, danau, sungai, parit, dan semak dan seterusnya dibiarkan menua tanpa turut mengembangkan jiwa para pramuka.

Dampaknya, inti kebahagiaan memudar karena tidak terlewati secara alamiah. Rintangan alam yang menguatkan persaudaraan peserta didik kurang terjadi. Alam yang mampu menggesek pengalaman adik-adik tidak termanfaatkan.

Memang BP ada untuk membangun abad 20 sehingga melahirkan generasi baby boomer. Namun, bisakah inti kepramukaan mendorong generasi abad 21 ini? Tentu bisa hal itu dijalankan. Resepnya ada keberanian untuk kembali ke pangkal mula kepramukaan dikreasi oleh BP. Selamat Hari BP 2021.

***

Penulis:

Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. (Waka Binawasa Kwarnas 2028-2023)

Kata Kunci: pramuka pewartasetiap pramuka adalah abdi masyarakat
Sebelumnya

Kesabaran dan Ketidaksabaran

Sesudahnya

Refleksi Pemikiran Baden Powell

Warta Terkait

Rakorsus 2025: Pramuka Kembali ke Akar Pengabdian
Kwarnas

Rakorsus 2025: Pramuka Kembali ke Akar Pengabdian

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka
Kwarcab

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka

Apresiasi Penuh Dari Kwarcab Pramuka Medan Kepada Kwartir Ranting Medan Sunggal Saat Pengukuhan Dan Pelantikan Pramuka Medan Sunggal
Kwarcab

Apresiasi Penuh Dari Kwarcab Pramuka Medan Kepada Kwartir Ranting Medan Sunggal Saat Pengukuhan Dan Pelantikan Pramuka Medan Sunggal

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo
Kwarcab

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan
Kwarran

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia
Kwarda

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

Next Post

Refleksi Pemikiran Baden Powell

Rakernas Gerakan Pramuka 2021 Tekadkan Semangat Berbakti Tanpa Henti

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WartaTerbaru

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka

Kwarcab Kampar menyelenggarakan Pitaran Pelatih Pembina Pramuka

Apresiasi Penuh Dari Kwarcab Pramuka Medan Kepada Kwartir Ranting Medan Sunggal Saat Pengukuhan Dan Pelantikan Pramuka Medan Sunggal

Apresiasi Penuh Dari Kwarcab Pramuka Medan Kepada Kwartir Ranting Medan Sunggal Saat Pengukuhan Dan Pelantikan Pramuka Medan Sunggal

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

Opini Kakak

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia
Opini

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab
Opini

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak
Opini

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak

Opini

Merawat Pramuka Berjiwa Pancasila

Warta Pramuka

PRAMUKA.ID merupakan laman khusus Warta Gerakan Pramuka yang dikelola oleh Kwartir Nasional untuk mempublikasikan informasi dari seluruh anggota Gerakan Pramuka. #SetiapPramukaAdalahPewarta

  • Kebijakan Privasi
  • Warta Pramuka

© 2024 Warta Gerakan Pramuka

No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin

© 2024 Warta Gerakan Pramuka