PRAMUKA.ID – Tanggal 14 Agustus adalah hari kelahiran organisasi Praja Muda Karana (Pramuka) Indonesia, yang pada tahun ini memasuki usia ke-62 tahun. Perayaan ulang tahun kali ini juga ditandai dengan peringatan 111 tahun keberadaan kepanduan di Indonesia sejak tahun 1912. Pada kedua angka peringatan tersebut kita melihat satu fakta betapa kepanduan di Indonesia sesungguhnya telah barada pada posisi yang telah matang dan masih akan terus berkembang, mengikuti perkembangan zaman.
Pada hari-hari menjelang perayaan hari ulang tahun Gerakan Pramuka, setidaknya ada dua kegiatan amat sangat penting, yaitu Jambore Pramuka Dunia ke 25 2023 di Korea Selatan dan persiapan Rainuna XII Nasional 2023 di Buperta Cibubur Jakarta. Kedua kegiatan itu berlangsung secara berurutan, yang tentu saja sangat membutuhkan kerja yang ekstra keras dari seluruh insan Pramuka.
Salah satu hal yang paling diutamakan di dalam kegiatan kepramukaan adalah mengolah ketangguhan (fisik mau pun mental) para anggota Gerakan Pramuka, bukan saja ketika saat latihan, namun juga di dalam menghadapi kehidupan di keseharian. Maka hal tersebut telah terbuktikan di saat kontingen Indonesia mengikuti Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, juga akan dibuktikan dikala mengikuti Raimuna Nasional nanti.
Beberapa hari terakhir pemberitaan tentang Jambore Dunia ke 25 2023 dipenuhi oleh konten berisi datangnya cuaca panas yang ekstrem di Korea Selatan, yang bahkan membuat 400 anggota kontingen dari beberapa negara terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Belum lagi ada prediksi akan datangnya Topan Khanun pada waktu terakhir.
Merespons hal tersebut, sampai-sampai ada seorang anggota DPR-RI yang mengusulkan agar Indonesia memulangkan kontingennya dari Korea Selatan. Tentu saja usulan itu tidak bisa dipenuhi karena pada faktanya seluruh anggota kontingen Indonesia dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Bahwa kemudian ada efek atas cuaca panas yang ekstrem itu, adalah hal wajar, namun tetap bisa dilalui dengan baik.
Pada satu sisi, kita melihat datangnya cuaca panas ekstrem di perhelatan Jambore Pramuka Dunia sebagai sesuatu yang memprihatinkan, namun di sisi lain, kita bisa menganggap itu sebagai ujian yang nyata terhadap seluruh anggota kontingen Pramuka Indonesia. Penempaan fisik dan mental selama bertahun-tahun di dalam kegiatan Pramuka pada akhirnya menemukan ujian yang nyata.
Pimpinan Kwarnas dan Ketua Kontingen bertindak sangat cepat, tegas dan bijak, di support oleh Bpk Dubes RI di KBRI Seoul serta pihak pemerintah Korsel yg bergerak cepat mengantisipasi dan memindahkan semua peserta Jamdun ke kota-kota yang lebih aman dan kegiatan-pun tetap berjalan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Kegiatan kepramukaan memang bukan cuma sebuah kegiatan bersenang-senang, bukan hanya kegiatan bermain-main, yang tak memiliki risiko atas keselamatan. Risiko keselamatan, bukan hanya fisik, bahkan juga nyawa. Untuk itulah mengapa di dalam kegiatan kepramukaan sangat dilatih ketangguhan fisik mau pun mental, karena di dalam keseharian memang membutuhkan hal tersebut.
Pramuka bukanlah militer, tetapi ketangguhan seorang militer haruslah dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Sebab jika berbicara tentang ketangguhan bukanlah hanya sebatas berbicara soal peperangan, namun secara nyata adalah berbicara tentang keseharian hidup. Apa pun profesi yang dijalani oleh seorang anggota Gerakan Pramuka di luar kegiatan Pramuka, pastilah menuntut ketangguhan fisik dan mental. Ketangguhan fisik dan mental bukan hanya kuat secara fisik, namun lebih jauh dari itu adalah kemampuan mengelola mental di dalam situasi apa pun. Anggota Pramuka tak menjadi cengeng pada saat kalah, tidak menjadi sombong saat menang. Itulah intinya.
Jambore Dunia ke-25 Tahun 2023 di Korea Selatan memberikan bukti betapa tangguhnya anggota Gerakan Pramuka Indonesia , mereka kuat, tabah dan tidak “cengeng” di dalam menghadapi problematik nyata, yang tentu saja itu buah dari pelatihan yang intens, penuh dedikasi dan loyalitas.
Loyalitas bukan hanya kepada Gerakan Pramuka dan pimpinannya, tetapi juga kepada bangsa dan negara. Karena perhelatan Jambore Pramuka Dunia ke-25 Tahun 2023 membawa nama bangsa dan negara, bukan lagi mengibarkan bendera kewilayahan atau yang bersifat lokal.
Ketangguhan kontingen Indonesia di Jambore Dunia ke-25 tahun 2023 rasanya akan menjadi inspirasi bagi kontingen-kontingen negara lain, tentang bagaimana mengasah atau mengolah ketangguhan bagi seorang anggota Pramuka.
Salam Pramuka,
***
Tentang Penulis:
Muhamad Zarkasih, Andalan Nasional Komisi Bela Negara dan Pelatih Pusdiklat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Editor: PusinfoKN