PRAMUKA.ID – Pada 7 hingga 10 Maret 2025, Gerakan Pramuka Indonesia mengadakan National Dialogue for Peace Training for Trainers, sebuah pelatihan penting yang bertujuan mempererat persatuan dan pemahaman di antara berbagai komunitas. Kegiatan ini didukung oleh Temasek Foundation, World Organization of the Scout Movement (WOSM), dan KAICIID, serta diikuti oleh 37 peserta dari 12 provinsi di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bagian dari pencapaian Bidang Kerja Sama Luar Negeri Gerakan Pramuka.
Upacara pembukaan dihadiri oleh para pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, termasuk Ketua Kwartir Nasional dan Sekretaris Jenderal. Kehadiran pimpinan Kwarnas menegaskan pentingnya inisiatif ini dalam mempromosikan perdamaian dan dialog. Dalam sambutannya, Ketua Kwartir Nasional, Kak Budi Waseso, menyatakan bahwa inisiatif dialog ini merupakan “bagian dari tugas kepramukaan kita yang selaras dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta nilai kebangsaan Indonesia yang dijunjung tinggi oleh Pramuka.”
Selama pelatihan, peserta mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam resolusi konflik dan dialog lintas agama. Salah satu sorotan utama dalam kegiatan ini adalah kunjungan lapangan ke berbagai tempat ibadah yang disambut dengan hangat oleh para pemimpin agama. Peserta mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Immanuel, Vihara Bhakti Cibubur dan Pura Widya Dharma Cibubur, sehingga dapat merasakan langsung keberagaman agama di Indonesia.
Pelatihan ini menjadi langkah penting dalam upaya berkelanjutan Gerakan Pramuka untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis. Dengan membekali para pemimpin muda dengan keterampilan dalam menavigasi dan menengahi konflik, organisasi ini berharap dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih damai dan penuh rasa saling menghormati. Dalam upacara penutupan, Waka Kwarnas Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Prof. Asrorun Ni’am Sholeh, mendorong peserta untuk terlibat dalam aksi nyata di komunitas mereka. “Saya mendorong kalian untuk mengadakan dialog dengan semangat karena perbedaan adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Namun, peran kalian sebagai alumni Training of Trainers ini adalah untuk mendorong dialog, menghindari ketidakharmonisan, serta menemukan dan menonjolkan titik temu di antara perbedaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gerakan Pramuka berkomitmen untuk membangun budaya damai melalui program dialog di seluruh negeri. Kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk organisasi kepemudaan berbasis agama, juga menjadi bagian penting dari inisiatif ini. Hal ini terlihat dari keterlibatan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, Pemuda Katolik, dan Organisasi Kepemudaan Hindu dalam pelatihan nasional tersebut.
Ke depan, melalui kolaborasi ini, Gerakan Pramuka akan mengintegrasikan program Dialogue for Peace serta keterampilan membangun perdamaian ke dalam skema pendidikan kepramukaan. Selain itu, telah diluncurkan 40 proyek Dialogue for Peace di berbagai daerah yang akan dikelola oleh para peserta pelatihan yang telah dibekali keterampilan konseptual dan praktis yang diperlukan untuk berkontribusi langsung bagi masyarakat.