PRAMUKA.ID — Sekjen WOSM (World Organization of the Scout Movement) tahun 2007-2012, Mr. Luc Panissod, 73 tahun, berlibur di Yogyakarta 25-28 Oktober 2022 dan mengunjungi sejumlah obyek wisata termasuk Candi Borobudur, Candi Prambanan, Gunung Merapi, Kraton dan Taman Sari, serta Sanggar Among Budoyo Pramuka di Dusun Nogosari, Wukirsari, Imogiri.
Agenda perdana Mr. Panissod, Selasa sore (25/10), adalah mengunjungi Sanggar Among Budoyo yang diresmikan Raja Swedia Carl XVI Gustaf pada 1 Februari 2012. Mr. Panissod didampingi Waka Kwarda DIY, Kak Edy Heri Suasana, dan Ka Kwarcab Kabupaten Bantul, Kak Hj. Emi Masruroh, S.Pd., serta sejumlah pengurus dan andalan Gerakan Pramuka DIY dan Bantul.
Raja Swedia, selaku Ketua Kehormatan Yayasan Dana Pramuka Dunia, World Scout Foundation (WSF), meresmikan Sanggar tersebut, yang bertujuan melestarikan budaya tatah sungging, wayang, batik, bambu dan keris, sebagai proyek pertama MoP (Messengger of Peace) di Indonesia yang didanai WSF.
Raja Swedia datang ke Indonesia pada 2012 untuk melihat Gerakan Pramuka, yang didengarnya memiliki 20 juta anggota, saat kontingen Indonesia tampil dalam Jambore Dunia Swedia 2011 di Kristianstad.
Mr. Panissod terbang seorang diri langsung dari Kuala Lumpur ke Yogyakarta, Selasa (25/10), setelah selesai tugas membantu CFO (Chief Financial Officer) WSB (World Scout Bureau) Mr. Ooi Soon San dalam mengelola Iuran WOSM. Saat ini, Mr. Panissod adalah penasihat khusus Sekjen WOSM, Ahmad Alhendawi.
Pemegang gelar PhD dalam bidang ekonomi, bisnis dan pemasaran dari Universitas Sorbonne, Paris, itu mulai bekerja untuk WSB di Jenewa pada 1982, dan pada 1991 dipromosikan menjadi Deputi Sekjen WOSM dan menangani semua urusan umum WSB, sekaligus penghubung untuk kawasan Asia-Pasifik, Eurasia, dan Afrika. Ia dianugerahi penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka Dunia, Bronze Wolf, pada 1996.
Interaksi pertamanya dengan Kak Azrul Azwar, Ka Kwarnas Gerakan Pramuka 2003-2013, dalam sebuah pertemuan di Jenewa pada 2004 selalu diingat oleh Mr. Panissod, karena Kak Azrul mengawali percakapannya dengan mengatakan bahwa bukan mustahil bagi Gerakan Pramuka untuk terpaksa keluar dari WOSM suatu saat karena harus membayar iuran registrasi tahunan yang sangat besar, demikian dikisahkan oleh Dr. Mohd Effendy Rajab asal Singapura, yang saat itu bekerja sebagai Direktur Adult Resources di kantor WSB Jenewa.
Semua orang terkejut namun terkesan dengan ketegasan dan kecerdasan Kak Azrul, yang berulang-kali memohon kepada WOSM agar jangan mengutip uang dari anggota muda. Kak Azrul, President World Medical Association 1997-1998 itu berpendapat, WOSM hendaknya mampu menggalang dana dari kerjasama internasional.
Pertengahan tahun 2007, Mr. Panissod diangkat sebagai pelaksana tugas Sekjen WOSM menggantikan Mr. Eduardo Missoni asal Italia karena terjadi krisis kepemimpinan dan keuangan WOSM. Pada Maret 2009 ia resmi diangkat sebagai Sekjen WOSM, hingga digantikan oleh Mr. Scott Teare asal AS pada 31 Desember 2011.
Sebagai Sekjen WOSM, warga-negara Perancis yang lahir tahun 1949 itu mengembangkan berbagai fungsi dukungan organisasi dan hukum, perencanaan, evaluasi strategis, komunikasi dan hubungan eksternal.
**
Pewarta : Kak Brata T. Hardjosubroto, Andalan Nasional Komisi Kerjasama | Anggota Komite Pramuka Kawasan Asia-Pasifik masa bakti 2022-2028.