PRAMUKA.ID – Pembina Pramuka merupakan salah satu pilar penting dalam pendidikan kepramukaan di Indonesia.
Mereka memainkan peran sebagai guru, mentor, dan fasilitator bagi peserta didik melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
Sebagai pionir di gugusdepan, pembina Pramuka harus merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan secara terus-menerus hingga menemukan formula terbaik.
Namun, tantangan sebenarnya dimulai ketika seorang Pembina Pramuka memutuskan untuk terjun ke dunia saka.
Saka, dengan beragam minat dan bakatnya, menawarkan ruang yang lebih luas bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri.
Sebagai pamong saka, seorang pembina tidak hanya dituntut untuk menguasai materi kepramukaan, tetapi juga harus memiliki pemahaman tentang bidang yang menjadi fokus saka tersebut.
Keberhasilan satuan karya sangat bergantung pada peran aktif pamong saka dalam melaksanakan kegiatan sesuai standar yang ada.
Sayangnya, kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak pembina Pramuka yang enggan menjadi pamong saka. Alasan waktu dan materi sering kali menjadi kendala. Jika dibiarkan, satuan karya bisa mengalami kemunduran atau bahkan mati suri.
Oleh karena itu, penting bagi pembina Pramuka untuk aktif membina peserta didik di satuan karya yang diminati.
Pengalaman menjadi pamong saka akan memberikan kenikmatan tersendiri jika dijalani dengan sepenuh hati.
Dinamika yang terjadi di satuan karya juga sangat berbeda dengan di gugusdepan, terutama karena anggotanya berasal dari berbagai gugusdepan yang berbeda.
Penulis mengajak semua pembina Pramuka untuk mengambil peran aktif dalam satuan karya.
Kesuksesan seorang pembina tidak hanya diukur dari keberhasilannya di gugusdepan, tetapi juga dari kontribusinya sebagai pamong saka yang mampu membawa satuan karya ke arah yang lebih baik.
Penulis: Hengky Firmansyah (Pembina Pramuka & Pamong Saka di Banyuwangi)
Editor: Harry Pusdatin Kwarnas