PRAMUKA.ID – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menerima audiensi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia, bertempat diruang Rapat A, Gedung Kwarnas Jl. Medan Merdeka Timur. No.6, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (11///4/23)
Dalam Audiensi itu Kak Budiyanto selaku Kepala Sub. Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI menyampaikan paparan yang berjudul “Kebijakan dan Pendekatan Percepatan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove”.
Ia menyebutkan bahwa tugas BRGM adalah lebih ke arah memfasilitasi percepatan pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. Salah satu fungsinya ada di Sosilaisasi dan Edukasi di bawah kedeputian Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan (Eslon I) di bawahnya ada Kak Suwignya Utama selaku Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosilaisasi BRGM (Eslon II) yang hadir dalam pertemuan ini.
Katanya sesuai rencana kerja nasional pengelolaan lahan basah yang diterbitkan oleh Bapenas, salah satunya adalah mengarusutamakan pendidikan lingkungan baik formal maupun informal.” Kata Kak Budiyanto
Wilayah kerja BRGM yaitu ada 7 provinsi untuk lahan gambut dan 9 provinsi untuk lahan mangrove. Kita sudah berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan dengan UPT-UPT di tingkat Provinsi. cukup besar targetnya ada 600.000 Hektar mangrove.
Edukasi kita lakukan dengan masyarakat, mahasiswa seperti sekarang dengan Kampus Merdeka banyak mahasiswa yang belajar, ada yang namanya maching fun kerjasama dengan Pendidikan Tinggi (Dikti) dan sudah ada 9 Universitas yang bekerjasama dengan kita. kata Kak Budiyanto
Strategi nasional pengelolaan lahan basah salah satunya mengarusutamaan kalau gambut pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan dalam kurikulum pendidikan. Mangrove pun sama ada yang menyediakan misalnya sekolah pantai pesisir milik Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Kerjasama dengan pelaku pendidikan formal dan non formal untuk aspek berkelanjutan ekosistem mangrove dalam kurikulum pendidikan.
“Kita ingin BRGM yang sudah banyak pengalaman tentang gambut maupun mangrove ini dalam kerangka mengelola pengetahuan yang kita miliki sudah banyak. bagaimana pengelolaan pengetahuan gambut dan mangrove ini kemudian dapat digunakan untuk membangun kurikulum edukatif agar generasi muda bisa memahami dan mencintai gambut dan mangrove.
Ini sudah kami lakukan di Kubu Raya, Kalimantan Utara, melakukan kerjasama dengan kita tentang integrasi pendidikan lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran di tingkat dasar (SD dan SMP) dan Pemerintah Provinsi Jambi pun juga sama ingin melakukan kurikulum ini pada level SMP dan SMA.” Ujar Kak Budiyanto
“Sehubungan dengan latar belakang tersebut, Kita masuk semua lini baik intra kurikuler dan ekstra kurikuler, sehingga bagi kami Pramuka merupakan lembaga yang strategis karena khan ekstra kurikuler wajib di sekolah.
“Saya coba cari di google tentang pramuka peduli lingkungan, ternyata Gerakan Pramuka sudah punya Petunjuk Teknis (Juknis) Pramuka Peduli Pelestarian Lingkungan yang telah diterbitkan tahun 2012 dan Juknis ini bisa kita integrasikan dan pertemuan ini awal saja yang akan kita diskusikan lebih lanjut.” Kata Kak Budiyanto
Pada kesempatan yang sama kak Suwignya Utama selaku Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosilaisasi BRGM RI menyadari bahwa perlindungan jaga lingkungan itu tidak hanya pendekatan teknis yang sudah kami lakukan kalau gambut dengan 3 R (Rewetting, Revegetation, dan Revitalization) dan kalau mangrove 3 M (memulihkan yang jarang, meningkatkan yang sedang, dan mempertahankan yang ada) melalui pendekatan utama.
“Kami juga ada pendekatan pendukung temanya adalah edukasi, sosialisasi dan pelatihan. Kami diamanahkan oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo untuk memulihkan lingkungan khusus dengan berbagai pihak karena misi kami hanya sampai bulan Desember 2024.” Kata Suwignya
“Pramuka ini wadah pendidikan generasi muda yang sejak zaman Soeharto masa saya Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah kenal Pramuka. Makanya ini salah satu barangkali bisa kita gandeng bersama. Perlu kami infomasikan apa nih peran yang bisa kita lakukan bersama-sama.” Ungkap Kak Suwignya
“Kalau saya ujung-ujungnya, bagaimana bisa sejalan dengan kwarnas Pramuka ini, bagaiman membangun pramuka peduli pelestarian Lingkungan hidup ini, apalagi juknisnya sudah ada, maka kita membumikan kesadaran lingkungan seperti gambut dan mangrove ini.” Kata Kak Suwignya
Perlu kami informasikan bahwa nanti kita bergerak bersama pramuka di 4 (empat) Provinsi (ada Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur) karena kami ada dukungan pendanaan dari world bank selama 2 (dua) tahun.
“Oleh karena itu aspek edukasi kami sudah rancang hanya kami ingin berkolaborasi dengan pramuka dan kita bisa saling bersinergi salah satu idenya jelas membangun generasi muda yang peduli lingkungan sebagai tema besarnya.” Ucap kak Suwignya
Kita tarik yang lebih praktis kira-kira apa yang bisa kita kerjakan sama-sama. Apakah dalam bentuk kecakapan khusus tentang mangrove, misalnya. Kalau begitu perlu dibuat standar kurikulum, atau materi, atau pada event apa yang bisa kita dukung.
Generasi muda perlu kita sadarkan kalau tidak kesalahan kebijakan itu bisa menyebabkan mangrove yang bagus diubah menjadi peruntukan lain. misalnya data kami di wilayah Jepara ada lahan mangrove di ubah menjadi lahan tambak, dan yang disisikan hanya diujungnya saja akhirnya ketika kena ombak besar rusak dan hancur menyebabkan lahan tambaknya hancur.
“Harapannya hanya lewat generasi muda lah kita bangkitkan kesadarannya terhadap lingkungan yang akan menyelematkan ekosistem gambut dan mangrove.” ujar Kak Suwignya
“Melalui Gerakan Pramuka kita harapkan bisa merubah mindset, berubah perilakunya, merubah kebijakan terutama di provinsi Kalimantan Utara, Medan juga sama dulu mangrovenya bagus sekarang dibendung dijadikan lahan sawit (dialih fungsikan kawasan hutannya) Itu kalau diliat dari udara kelihatan 600rb hektar habis. Dan berapa tahun lagi akan habis kawasan hutan mangrove kita.” Kata Kak Suwignya
Walaupun eduksi bidang kita ini perubahan mainsate perilaku memerlukan waktu panjang ayo kita sama-sama bersama pramuka apa yang perlu kita lakukan disisa waktu ini kami selesai tahun 2024 dan syukur-syukur diperpanjang karena sangat bermanfaat.
Kalau pun kami selesai 2024 ada sesuatu bisa kami tinggalkan untuk generasi muda ini dalam menjaga mangrove. Bagaimana kami bisa mengisi mencetak kader-kader agar generasi muda peduli minimal di 4 (empat) provinsi dulu.
“Oleh karena itu kami mohon dukungan bagaimana kita bisa berkolaborasi. Mudah-mudahan tahun ini bisa kita mulai sampai tahun depan. Dan melalui pintu ini bisa membangun generasi muda peduli lingkungan hidup.” Pungkas Kak Suwignya
Hadir dalam pertemuan ini kak Desi Ampriani, Kabid. Binamuda dan Kakoma; Kak Haerudin, Kabid Kehumasan dan Informatika; Kak Yudhi Wahyudi, Staf Humasinfo; dan BRGM RI ada Kak Suwignya, Kepala selaku Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosilaisasi; Kak Budiyanto, Kepala Sub. Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan; Kak Febri Ratno, Novi Utami, dan Annisa Bertianika
***
Pewarta: Haerudin
Foto: Yudhi wahyud