Warta Pramuka
Sabtu, 31 Mei 2025
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
Warta Pramuka
No Result
View All Result

Hujan, Bisakah Kegiatan Kepramukaan Berlanjut?

pramuka.id
Sabtu, 09 Jan 2021
/ Info Pramuka, Kwarnas, Warta Pramuka
Telah dibaca 2935 Kali
Share on FacebookShare on Twitter

Musim hujan telah tiba. Meski pun intensitas curah hujan berbeda-beda, namun hujan tercatat merata membasahi hampir semua tempat di Indonesia. Kalau sudah begini, bisakah kegiatan kepramukaan berlanjut?

Seperti sudah banyak diketahui, kegiatan kepramukaan umumnya dilakukan di luar ruangan. Bapak Pramuka Sedunia, Lord Baden-Powell, berulangkali mengungkapkan pentingnya berkegiatan di alam terbuka. “A boy on joining wants to begin Scouting right away”, kata Baden-Powel. Seorang anak begitu dia bergabung, ingin langsung melakukan Scouting, dan Scouting is Outing, kepramukaan adalah ke luar, ke alam terbuka.

BACA JUGA

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

Kutipan kalimat Baden-Powell lainnya, “A week of camp life is worth six months of theoretical teaching in the meeting room”. Artinya, seminggu dalam perkemahan (yang dilakukan di alam terbuka) sama berharganya dengan pelajaran teori selama enam bulan di dalam ruang belajar.

Lebih dari itu. Baden-Powell pernah pula mengatakan, “The open-air is the real objective of Scouting and the key to its success”. Artinya, alam terbuka adalah tujuan sebenarnya dari kepramukaan dan kunci untuk kesuksesan (kegiatan kepramukaan itu).
Jadi jelas, berkegiatan kepramukaan adalah berkegiatan di alam terbuka. Tentu saja, dalam musim hujan seperti ini, sangat besar kemungkinannya terkena hujan saat berkegiatan kepramukaan. Maka timbul pertanyaan, dalam musim hujan bisakah kegiatan kepramukaan berlanjut?

Protokol Kesehatan

Tentu saja akan ada yang mengemukakan bahwa terlalu memaksakan diri mengadakan kegiatan kepramukaan saat ini. Bukan karena musim hujannya, tetapi karena saat ini di mana-mana sedang dilanda pandemi Covid-19.
Hal ini jelas harus menjadi perhatian, karenanya bagi yang ingin tetap melaksanakan kegiatan kepramukaan harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Di beberapa negara, kegiatan kepramukaan yang sempat terhenti pada awal pandemi Covid-19, kini mulai dilaksanakan lagi. Walau pun demikian, tidak lagi bisa seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

Protokol kesehatan yang ketat benar-benar diterapkan. Jumlah yang mengikuti kegiatan secara tatap muka dibatasi, serta semuanya tetap mengenakan masker dan menjaga jarak.

Ada juga yang mengadakan perkemahan, tetapi itu pun dilakukan mengikuti protokol kesehatan. Satu tenda hanya untuk satu orang, tidak ada pinjam meminjam peralatan, baik peralatan pribadi seperti peralatan mandi dan sebagainya maupun peralatan makan, dan ketika berkegiatan pun dilakukan dengan menjaga jarak.

Beberapa Pramuka, baik perorangan maupun dalam kelompok kecil, mungkin melaksanakan pula pengelanaan di alam terbuka. Mendaki gunung, menembus rimba, dan menyusur sungai serta pantai.

Di banyak tempat, kerinduan pada alam terbuka, membuat sejumlah Pramuka — ada yang bersama keluarga intinya — berkemah di tempat tertentu yang tidak banyak orang. Ada juga yang secara perorangan melakukan hiking menyusuri jalan setapak di suatu taman nasional dan sebagainya.

“Be Prepared”

Tentu dalam kegiatan-kegiatan itu yang dilaksanakan saat ini di musim hujan, kemungkinan terkena hujan yang turun mendadak, sangat mungkin. Lalu, haruskah semua kegiatan kepramukaan di alam terbuka dihentikan?

Tidak juga. Kegiatan kepramukaan tetap dapat dilanjutkan, dengan berpegang pada prinsip “be prepared”, prinsip yang dikenal luas di kalangan Pramuka. Be prepared atau siap sedia, membuat para Pramuka dididik untuk selalu siap dan sedia dalam situasi dan kondisi apa pun. Termasuk juga ketika berkegiatan kepramukaan dalam kondisi musim hujan.

Mulai dari menyiapkan jas hujan, payung, ponco, membungkus peralatan dan pakaian dengan plastik, serta menggunakan ransel dengan penutup dari plastik. Tendanya pun sebaiknya dipilih yang waterproof dari segala sisi, baik dari atap maupun seluruh bagian tenda itu.

Selain tenda utama, ponco atau peralatan lain untuk membuat bivak darurat perlu pula ada. Tak kalah penting, menyiapkan peralatan seperti pemantik api yang mudah digunakan dalam keadaan basah, dan sebagainya.

Baju ganti yang disimpan rapi dalam plastik juga menjadi keharusan. Termasuk sweater atau baju hangat yang diperlukan saat suhu udara mendingin. Baju hangat itu juga perlu dipersiapkan untuk segera dipakai bila kehujanan dan telah mendapat tempat berteduh yang kering.

Buka semua pakaian yang basah, termasuk sepatu dan kaus kaki, dan segera pakai baju hangat. Jangan biarkan berlama-lama tubuh basah kehujanan yang dapat mengakibatkan kedinginan dan bukan tak mungkin hipotermia, atau suhu tubuh menurun drastis di bawah 35 derajat Celcius.

Termasuk juga yang perlu dipersiapkan adalah mendidik para Pramuka untuk memanfaatkan apa yang ada dalam membuat api di tengah hujan, baik untuk memasak maupun untuk menghangatkan tubuh.

DI luar itu semua, yang tak kalah penting adalah perencanaan. Seperti pernah disebutkan ada tiga hal peting agar suatu kegiatan sukses, termasuk kegiatan kepramukaan. Ketiga hal itu adalah perencanaan yang baik, perencanaan yang baik, dan perencanaan yang baik.

Beberapa Pramuka, baik perorangan maupun dalam kelompok kecil, mungkin melaksanakan pula pengelanaan di alam terbuka. Mendaki gunung, menembus rimba, dan menyusur sungai serta pantai.

Di banyak tempat, kerinduan pada alam terbuka, membuat sejumlah Pramuka — ada yang bersama keluarga intinya — berkemah di tempat tertentu yang tidak banyak orang. Ada juga yang secara perorangan melakukan hiking menyusuri jalan setapak di suatu taman nasional dan sebagainya.

“Be Prepared”

Menghangatkan tubuh agar tak terserang hiportemia seusai diguyur hujan deras. (Foto: Laiyin Nento)
Menghangatkan tubuh agar tak terserang hiportemia seusai diguyur hujan deras. (Foto: Laiyin Nento)
Tentu dalam kegiatan-kegiatan itu yang dilaksanakan saat ini di musim hujan, kemungkinan terkena hujan yang turun mendadak, sangat mungkin. Lalu, haruskah semua kegiatan kepramukaan di alam terbuka dihentikan?

Tidak juga. Kegiatan kepramukaan tetap dapat dilanjutkan, dengan berpegang pada prinsip “be prepared”, prinsip yang dikenal luas di kalangan Pramuka. Be prepared atau siap sedia, membuat para Pramuka dididik untuk selalu siap dan sedia dalam situasi dan kondisi apa pun. Termasuk juga ketika berkegiatan kepramukaan dalam kondisi musim hujan.

Mulai dari menyiapkan jas hujan, payung, ponco, membungkus peralatan dan pakaian dengan plastik, serta menggunakan ransel dengan penutup dari plastik. Tendanya pun sebaiknya dipilih yang waterproof dari segala sisi, baik dari atap maupun seluruh bagian tenda itu.

Selain tenda utama, ponco atau peralatan lain untuk membuat bivak darurat perlu pula ada. Tak kalah penting, menyiapkan peralatan seperti pemantik api yang mudah digunakan dalam keadaan basah, dan sebagainya.

Baju ganti yang disimpan rapi dalam plastik juga menjadi keharusan. Termasuk sweater atau baju hangat yang diperlukan saat suhu udara mendingin. Baju hangat itu juga perlu dipersiapkan untuk segera dipakai bila kehujanan dan telah mendapat tempat berteduh yang kering.

Buka semua pakaian yang basah, termasuk sepatu dan kaus kaki, dan segera pakai baju hangat. Jangan biarkan berlama-lama tubuh basah kehujanan yang dapat mengakibatkan kedinginan dan bukan tak mungkin hipotermia, atau suhu tubuh menurun drastis di bawah 35 derajat Celcius.

Termasuk juga yang perlu dipersiapkan adalah mendidik para Pramuka untuk memanfaatkan apa yang ada dalam membuat api di tengah hujan, baik untuk memasak maupun untuk menghangatkan tubuh.

DI luar itu semua, yang tak kalah penting adalah perencanaan. Seperti pernah disebutkan ada tiga hal peting agar suatu kegiatan sukses, termasuk kegiatan kepramukaan. Ketiga hal itu adalah perencanaan yang baik, perencanaan yang baik, dan perencanaan yang baik.

###

###

Naskah: Berthold DH. Sinaulan

Foto: simplemost.com

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Kompasiana dengan judul sama.

Link:

https://www.kompasiana.com/bertysinaulan/5ff46272d541df77771d3444/hujan-bisakah-kegiatan-kepramukaan-berlanjut?page=3

Kata Kunci: pramuka pewartasetiap pramuka adalah abdi masyarakat
Sebelumnya

Selamatkan Anak-anak dari Virus Mutasi

Sesudahnya

Tim Penyelam Pramuka Bantu Basarnas Evakuasi Korban Sriwijaya Air SJ-182

Warta Terkait

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo
Kwarcab

Menembus Rimba Bersama Penegak MA Sunniyyah Selo di Sendang Coyo

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan
Kwarran

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia
Kwarda

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

Jakarta Jadi Tuan Rumah Gathering Perdana ATAS Indonesia Bersama Presiden ATAS Dunia
Kwarda

Jakarta Jadi Tuan Rumah Gathering Perdana ATAS Indonesia Bersama Presiden ATAS Dunia

Musda Gerakan Pramuka Aceh di Tunda usai Idul Adha
Kwarda

Musda Gerakan Pramuka Aceh di Tunda usai Idul Adha

Kak Gede Wirawan: TOT Life Leaders Jadi Momentum Strategis Kembangkan Kepemimpinan Pramuka Berbasis Design Thinking
Warta Pramuka

Kak Gede Wirawan: TOT Life Leaders Jadi Momentum Strategis Kembangkan Kepemimpinan Pramuka Berbasis Design Thinking

Next Post

Tim Penyelam Pramuka Bantu Basarnas Evakuasi Korban Sriwijaya Air SJ-182

Tim Pramuka Peduli Apel Pagi di JICT2, Tanjung Priok

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WartaTerbaru

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

Azis Bongga Kembali Pimpin Kwarran Medan Perjuangan

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

ROG VII Pramuka UNY Dimulai, Diikuti 11 Racana dari Berbagai Daerah di Indonesia

Jakarta Jadi Tuan Rumah Gathering Perdana ATAS Indonesia Bersama Presiden ATAS Dunia

Jakarta Jadi Tuan Rumah Gathering Perdana ATAS Indonesia Bersama Presiden ATAS Dunia

Musda Gerakan Pramuka Aceh di Tunda usai Idul Adha

Musda Gerakan Pramuka Aceh di Tunda usai Idul Adha

Kak Eris Herryanto: “Dengan Pendidikan Yang Benar, Pramuka Berkebutuhan Khusus Dapat Menjadi Pribadi Yang Berkharakter Baik”

Kak Eris Herryanto: “Dengan Pendidikan Yang Benar, Pramuka Berkebutuhan Khusus Dapat Menjadi Pribadi Yang Berkharakter Baik”

Opini Kakak

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia
Opini

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab
Opini

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak
Opini

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak

Opini

Merawat Pramuka Berjiwa Pancasila

Warta Pramuka

PRAMUKA.ID merupakan laman khusus Warta Gerakan Pramuka yang dikelola oleh Kwartir Nasional untuk mempublikasikan informasi dari seluruh anggota Gerakan Pramuka. #SetiapPramukaAdalahPewarta

  • Kebijakan Privasi
  • Warta Pramuka

© 2024 Warta Gerakan Pramuka

No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin

© 2024 Warta Gerakan Pramuka