PRAMUKA.ID — Mental adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Kesehatan mental seringkali dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada suatu kepribadian dan perilaku seseorang. peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan pada anak, atau stress berat dalam jangka panjang.
Apabila kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental maupun penyakit mental. gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Menurut Kak I Dewa Ayu Dwika Puspita S.Pd.,MSc. dari Health In Mind sebagai narasumber, Kesehatan mental merupakan kondisi individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi.
“Kesehatan mental bukan hanya tentang ketiadaan penyakit dan disabilitas namun merupakan kesejahteraan secara histolik,” terangnya saat mengisi materi pada Raimuna Daerah Bali XII.
Kemudian Kak Dwika juga menjelaskan terkait ciri – ciri sehat mental, yakni mampu berpikir rasional, realistis, kreatif, mampu menghadapi masalah, mampu mengendalikan stress, mampu beradaptasi, dan memiliki empati.
Gangguan mental bisa berupa, depresi, mengalami gangguan kecemasan dan insomnia. selain itu Kak Dwika menjelaskan bahwa Remaja sedang berada Storm and Stress. Dimana sedang mengalami kecemasan, penampilan fisik, mencoba hal yang baru, iku teman, ingin bebas, merasa sudah dewasa, kebingungan identitas, idealis, serta ketertarikan lawan jenis.
Faktor yang menyebabkan seseorang terkena permasalahan kesehatan mental, seperti genetic, penyakit, sosial, pertemanan.
Selain itu juga kesehatan mental juga dapat dialami oleh siapapun tanpa memandang umur, gender, dan masih banyak lagi. Dalam kesempatan ini Kak Dwika mengajak para peserta untuk melakukan self – assessment dengan memberikan kuesioner.
“Cara untuk menghindari stress, yakni melatih pernafasan untuk menjeda yang ada dipikiran kita, Find Active Solution mengidentifikasi masalah untuk sebuah perencanaan dan connect tidak mengidentifikasi diri bahwa kita paling merasa sedih, kita harus mencari teman untuk bercerita,” ujarnya.
Mental health issues dapat dialami oleh siapa saja. Kak Dwika menghimbau agar kita jangan takut untuk bercerita kepada orang yang dapat dipercaya atau kita dapat meminta bantuan profesional jika dibutuhkan.
Membicarakan kesehatan mental secara terbuka sangat penting bagi para remaja. Menurut Kak Dwika, para peserta Raimuna Daerah Bali, merupakan remaja – remaja pilihan, jadi mereka mewakili kabupaten dan mereka sangat berantusias dalam materi ini.
“Mereka juga aktif bertanya dan aktif terlibat langsung dalam seminar ini. membantu mereka untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi,” ujar Kak Dwika.
Selanjutnya, Kak Dwika juga berpesan semoga para peserta terus berkarya aktif baik di dalam sosial, masyarakat, dan sekolah. Diharapkan seluruh peserta tetap menjadi pribadi yang sehat fisik maupun secara mental.