PUSDATIN.ID – Merujuk artikel yang telah kami tulis di https://pramukadelta.org/2023/03/16/citizen-journalism-strategy-for-scout-publications/, tentang strategi publikasi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sidoarjo. Semenjak dilantik tanggal 04/02/2022 sebagai Kapusinfo Pramuka Sidoarjo, seolah kami tak henti-hentinya untuk mempublikasikan berbagai macam berita kegiatan pramuka, baik yang ada di gugus depan, Kwartir Ranting maupun kegiatan Kwartir Cabang Sidoarjo sendiri.
Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian kami selama 2 tahun 6 bulan berkutat dengan tulisan, editing foto dan video, melakukan penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau ditayangkan dalam situs website, masih banyak kami temukan minimnya kualitas naskah tulisan yang dikirimkan oleh para Kontributor kegiatan pramuka.
Hal ini kami jadikan sebagai bahan evaluasi internal tim Pusinfo untuk kemudian menentukan langkah-langkah terbaik guna meningkatkan kualitas naskah berita dan kemampuan sumber daya manusia kontributor kegiatan pramuka baik di gudep, kwarran maupun kwarcab Sidoarjo.
Melalui tulisan ini semoga menginspirasi siapa saja yang ingin menulis naskah berita. Sebagaimana tulisan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Dalam membuat sebuat berita tentang kegiatan kepramukaan, selain mengacu pada konsep 5W + 1H alias What, When, Who, Where dan Why serta How, penulisan berita yang selama ini kami terapkan adalah dengan membaginya ke dalam 5 alinea atau paragraf berita seminimalnya. Berikut detail pembagian alinea sebagaimana yang sering kali kami lakukan, yakni :
Alinea Pertama;
Pada alinea ini haruslah berisi tentang sebuah narasi awal yang menarik orang untuk membacanya, secara tidak langsung memberikan rangsangan kepada pembaca untuk terus menuntaskan berita yang dibacanya. Artinya pada alinea ini harus mengundang rasa penasaran bagi para pembacanya, misalnya : “Tak seperti biasanya, pelantikan pramuka penegak bantara diadakan di sekolah atau sembari berkemah di hutan dan pegunungan, … dan seterusnya. Paragraf ini sangat menentukan tingkat ketertarikan para pembaca untuk terus mengulik informasi yang disajikan, buatlah pembaca anda menjadi lebih penasaran lagi, sehingga mereka akan melanjutkan ke alinea kedua untuk memperdalam berita yang diinformasikan.
Alinea Kedua;
Sebagaimana alinea pertama, sedapat mungkin di alinea kedua ini juga masih menyajikan data, informasi terkait kegiatan pramuka yang diberitakan. Lebih detail dari alinea pertama serta menjelaskan orang-orang penting yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Misalnya : “Kegiatan yang diikuti oleh 15 orang pramuka penegak ini, … dan seterusnya. Atau bisa juga diinformasikan tentang, “Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, … dan seterusnya.
Berkaitan dengan tema, semboyan, slogan kegiatan juga bisa diulas dalam alenia ini dengan memberikan detail makna atau maksud dari katak-kata yang tercantum dalam penyemangat kegiatan tersebut. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa antara aline pertama dan kedua harus dibangun keterkaitan informasi kegiatan yang diberitakan, jangan sampai berbeda dan bahkan tidak nyambung dengan informasi yang ada pada alinea pertama.
Ada kebiasaan yang seringkali terjadi bagi penulis naskah berita pemula, pada alinea ini terkadang menemukan kebuntuan untuk melanjutkan ke alinea ketiga. Ini hal yang lumrah dan wajar, namun untuk mengatasi kebuntuan ide dan gagasan pembuatan naskah berita ini, kita dapat menambah referensi dengan membaca berita-berita yang semisal atau senada dengan berita yang kita tulis. Setelah menemukan ide dan gagasan, maka segeralah menuangkan ke dalam tulisan, meskipun tidak sempurna namun tetaplah tuliskan ide dan gagasan itu, selanjutnya perlahan disempurnakan, sehingga dapat diperoleh keutuhan informasi pada alinea ini.
Alinea Ketiga;
Berbeda dengan alinea pertama dan kedua, di paragraf ini kita dapat mencantumkan hasil dari wawancara atau sambutan pimpinan tertinggi yang membuka acara tersebut. Tidak semua sambutan dituliskan dalam paragraf ini, namun diambil ucapan atau kata-kata terpenting yang disampaikan. Dalam penulisannya tidak harus sama persis dengan apa yang diucapkan, namun kita harus menuliskan sebagaimana makna utama dari sambutan atau hasil wawancara tersebut.
Dalam penulisannya, tidak boleh mengurangi atau melebih-lebihkan akan maknanya. Atau bahkan membuat pernyataan palsu, hoax atau berita bohong maupun informasi yang tidak disampaikan pada sesi wawancara atau sambutan. Penulis naskah berita bertanggung jawab atas hasil tulisannya, sehingga harus menyampaikan berita secara seimbang, akurat dan benar.
Melalui alinea ketiga ini juga dapat disampaikan tentang informasi detail tambahan yang tidak dituliskan di alinea pertama dan kedua. Manakala mengambil dari berita lainnya, maka harus menyantumkan sumber beritanya. Misalnya, ““Kegiatan Gelang Ajar ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dalam berbagi pengalaman sesama pembina pramuka. .. dan seterusnya.
Alinea Keempat;
Di alinea keempat ini kita juga dapat menuliskan apa yang menjadi hasil wawancara dengan peserta dari kegiatan tersebut. Apakah tentang apa yang menjadi harapan dan tujuan peserta, pengalaman mereka selama mengikuti kegiatan ataukah pandangan, ide, saran maupun masukan untuk kegiatan tersebut. Dalam hal ini juga berlaku objektivitas sebuah hasil wawancara, sehingga diperoleh pemberitaan yang adil dan berimbang.
Sangat tidak disarankan untuk memuat ke dalam naskah berita, hal-hal yang disampaikan oleh peserta yang bersifat SARA [Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan]. Apalagi hal sensitif yang dapat memunculkan pertikaian dan permusuhan sesama. Prinsipnya adalah opini pribadi dari peserta harus bersifat positif dan membangkitkan minat pembaca untuk terus tumbuh dan berkembang, misalnya : “Banyak yang dapat saya ambil dari kegiatan kali ini, mulai dari hal kecil yaitu dapat bekerja sama tim dalam menyiapkan barang-barang perlengkapan berkemah secara kelompok”, .. dan seterusnya.
Alinea Kelima;
Nah, sebagai alinea penutup meskipun tulisan naskah beritanya masih terus bisa dikembangkan, pada alinea ini lebih memuat informasi tambahan yang memang dirasa perlu untuk disampaikan. Keberadaan informasi tambahan ini juga menjadi penguat bagi informasi-informasi sebelumnya pada alinea pertama hingga keempat.
Selain itu, pada alinea penutup ini juga dapat disajikan informasi penutup yang menjadikan ragam kegiatan yang dilaksanakan. Bisa juga dituliskan harapan penulis berita dan kesimpulan dari kegiatan tersebut sekaligus sebagai akhir dari pemberitaan. Misalnya : “Dianpinsa kali ini dilaksanakan dengan penuh riang gembira dan sangat menyenangkan, sehingga diharapkan dapat memberikan banyak pengetahuan baru dan membentuk Jiwa kepemimpinan yang berkualitas di era Gen Z sebagaimana tema yang telah diusung”, … dan seterusnya.
Akhirnya, sebagaimana dituliskan oleh Armian Martajasa, “Jika kamu ingin mengenal dunia, membacalah. Jika kamu ingin dikenal dunia, menulislah.” Selamat menulis dan membuat naskah berita, tulisan anda adalah inspirasi bagi sesama. [Red]
Tentang Penulis : Uays Hasyim, SE., MM., CT.HLC., CPS – (Kepala Pusat Informasi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sidoarjo, Purna Sekretaris Umum DKC Sidoarjo 1997 – 2000, Purna Ketua DKC Sidoarjo 2000 – 2002, Aktif menjadi Pembina Satuan Pramuka Penegak di pangkalan SMKN 2 Buduran sejak 1999 – sekarang, Wartawan Pelajar (Kropel) Surabaya Post – 1997)
Editor: Pusdatin Kwarnas