PRAMUKA.ID – Benda untuk museum nasional Gerakan Pramuka kelak, salah satunya adalah seragam pramuka. Seragam sejak munculnya kelompok-kelompok organisasi pandu tentu beragam sebelum bersatu menjadi Gerakan Pramuka. Pada kegiatan “Workshop Kajian Museum Pramuka” yang berlangsung di Jambore Kita Kafe akhir Desember 2022 dibahas tentang mencari bentuk yang mirip keaslian seragam pandu jaman dulu.
Pada tempat workshop di daerah Tangerang Selatan ini terlihat manekin yang dikenakan seragam pandu. Seragam itu bukan asli seragam lama dari zaman dulu, tetapi replika atau reproduksinya.
Dalam sebuah museum, keberadaan benda replika memang dibolehkan, asalkan dalam keterangannya ditulis jelad bahwa benda itu adalah replika bukan asli. Benda replika ditampilkan bila benda aslinya sudah tidak ada atau sulit ditemukan.
Nah, ngomong-ngomong soal benda replika, ada lho seorang yang rajin membuat replika seragam pandu zaman dulu. Dia hadir ke acara itu dengan menggenakan replika seragam pandu plus topi nya. Siapa dia? Namanya Kak Taufik Umar Prayoga.
Kak Taufik ini menjadi nara sumber pada “Workshop Kajian Museum Pramuka”. Dia menceritakan, bagaimana caranya membuat seragam pandu mendekati aslinya. Tentu harus riset, seperti membuka buku kepanduan dan memperhatikan detail gambar atau foto dalam buku. “Melihat video atau film lama. Bila lihat seorang pandu bisa diperbesar agar terlihat detailnya. Lalu saya coba gambar,” kata Kak Taufik sambil memperlihatkan detail film yang diperbesar. “Saya pernah menemukan lambang dan ada kata-kata bahasa Arabnya. Saya tanyakan kepada teman yang pandai bahasa Arab. Ini contohnya, Bersiap Sedialah Selagi Kamu Mampu,” jelasnya sambil memperlihatkan foto yang ada tulisan Arab.
Dari gambar tersebut dia coba buat sehingga terlihat bentuk nyatanya. Awalnya Kak Taufik membuat seragam kosongan. Maksudnya, seragam tanpa tanda-tanda sejenis TKK atau golongan. Nah, untuk dapat pernak perniknya kita harus buat berdasarkan data ýang diperoleh.
Menyiapkan hal di atas adalah pekerjaan yang butuh ketelitian dan kesabaran bukan. Hasilnya? Tentu perlu masukan dari sana-sini agar mendekati aslinya. “Saya menunggu ada yang kritik terhadap seragam yang saya buat. Tapi sampai sekarang belum ada masukan.”
***
Pewarta: Fitri H
Foto: Siswanto