Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, serta merta anggota Gerakan Pramuka ikut secara aktif membantu pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangannya dengan melakukan berbagai bentuk kegiatan. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Rote, anggota Gerakan Pramuka Indonesia bergerak.
Mereka turun ke jalan dan lorong, taman dan permukiman, sekolah, perkantoran dan perumahan untuk melakukan disinfeksi, membagi-bagi masker dan faceshield, membuat dan membagikan hand sanitizer, membuat tepat cuci tangan umum, dan lain sebagainya.
Di samping itu, di saat yang bersamaan, ada pula yang melakukan kegiatan dan aksi yang bertujuan untuk menjaga agar warga Indonesia tidak kelaparan. Dari aktivitas yang paing mudah dan sederhana berupa pengumpulan dan pembagian makanan siap santap, sampai kepada pengumpulan dan pembagian sembilan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang terdampak.
Tentu saja semuanya dilakukan sesuai dengan kemampuan dan situasi yang dihadapi di wilayah masing-masing. Setelah melewati masa early shock tidak sedikit pula anggota Gerakan Pramuka melakukan aktivitas yang lebih sustain berupa “gerakan” menanam dan beternak di pekarangan degan beragam metode dan pendekatan yang digunakan.
Tulisan ini merupakan bagian kedua dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul Pramuka Peduli, Covid-19 dan Implementasi Kode Kehormatan Pramuka. Lewat tulisan ini saya bermaksud untuk memaparkan peran serta anggota Gerakan Pramuka dalam upaya menjaga dan memertahankan ketahanan pangan melalui beragam aktivitas yang telah, sedang, dan akan dilakukan
Pramuka Peduli Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup
Kehidupan lingkungan dunia saat ini mengalami perubahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, pemanfaatan sumber daya alam hayati yang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem, menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati penting.
Pertumbuhan penduduk dalam jumlah besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi perkebunan, pertanian, lahan permukiman, industri, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara berkembang.
Kerusakan bukan hanya terjadi di daratan, namun juga pesisir dan laut. Degradasi pesisir, hilangnya hutan mangrove akibat berubah fungsi menjadi tambak dan penebangan mangrove, abrasi pantai, pemboman terumbu karang, serta eksploitasi hasil laut secara berlebihan mengakibatnya hilang dan berkurangnya juga keanekaragaman hayati di pesisir dan laut.
Di daratan, tanah, sungai, danau tercemar, kekurangan dan kesulitan air bersih menjadi masalah sehari-hari yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat dunia. Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara bahkan berdampak pada masyarakat di belahan negara lain, demikian yang terjadi dengan dampak dari perubahan iklim yang dirasakan hampir seluruh dunia. Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan.
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan yang melaksanakan pendidikan seperti yang termaktub dalam Pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2010 bertujuan membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhurTbangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Untuk itu, sejak tanggal 1 Oktober 1998 Gerakan Pramuka dengan dukungan dari 17 Kementerian yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia telah menghadirkan Program Pramuka Peduli.
Pramuka Peduli adalah bentuk kepedulian Pramuka dalam menghadapi situasi yang tidak menguntungkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Program Pramuka Peduli mencakup bidang kemanusiaan (dulu diberi label Pramuka Peduli Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia), bidang penanggulangan bencana, dan bidang pelestarian lingkungan hidup.
Pramuka Peduli Pelestarian Lingkungan Hidup adalah wadah kepedulian Pramuka dalam mewujudkan konservasi sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Bidang aktivitas dari pramuka peduli bidang pelestarian lingkunngan hidup mencakup pengelolaan air, sampah, energi, pangan, keanekaragaman hayati, serta kesehatan dan sanitasi. Sesuai dengan judul tulisan ini, selanjutnya akan lebih banyak diulas tentang peran serta anggota Gerakan Pramuka dalam pelaksanaan program pramuka peduli di bidang pelestarian lingkungan hidup tentang pengelolaan pangan dalam rangka peningkatan ketahanan pangan.
Gerakan Kepedulian Nasional Dalam Penanggulangan Dampak Pandemi Covid-19
Presiden Republik Indonesia selaku Pramuka Utama dan Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka telah memberikan “perintah” saat Upacara Peringatan Hari Pramuka ke-59 tanggal 12 Agustus 2020 lalu, bahwa seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka wajib melakukan dua gerakan nasional, salah satunya adalah Gerakan Kepedulian Nasional, yang ditujukan untuk membantu sesama warga bangsa yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
Gerakan Kepedulian Nasional yang dimaksud, memiliki dimensi yang luas, dan saling mendukung dengan Gerakan Kedisiplinan Nasional, sebagai bentuk gerakan lain yang “diperintahkan” kepada segenap dan seluruh anggota Gerakan Pramuka Indonesia.
Melalui Gerakan Kepedulian Nasional, anggota Gerakan Pramuka dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan yang produktif dan konstruktif, antara lain seperti aktivitas menanam sayuran dan beternak di pekarangan rumah, aktivitas membuat dan membagikan masker dan cairan pencuci tangan (hand sanitizer), aktivitas belajar dan mengajarkan tentang kewirausahaan, dan lain sebagainya.
Inisiasi Gerakan Pramuka Menanam di Pekarangan
Dalam Petunjuk Teknis Program Pramuka Peduli Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup, terdapat bentuk kegiatan aksi ketahanan pangan, baik berupa aksi konsumsi pangan local dan aksi pertanian organik. Salah satu contoh implementasi yang baik dan patut dicontohi serta dikembangkan adalah kegiatan menanam dan beternak di pekarangan.
Sejak pandemi mulai merebak di Indonesia pada bulan Maret lalu, beragam aktivitas yang berhubungan dengan ketahanan pangan telah diinisiasi dan dilakukan oleh anggota Gerakan Pramuka. Kwartir Daerah Nusa Tenggara Barat, Klimantan Timur, dan Jawa Tengah merupakan sebagian dari kwartir daerah yang telah melakukan aktivitas ketahanan pangan.
Inisiasi-inisiasi ini sangat baik, karena dapat membantu ketersediaan pangan di rumah setiap anggota Gerakan Pramuka. Namun, akan jauh lebih baik lagi jika
Terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan oleh para pramuka, seperti hidroponik, vertiponik, aquaponik, menanam di polybag, dan lain sebagainya. Tentu saja pemilihan teknik bertanam disesuaikan dengan kondisi pekarangan, seperti luasan lahan. Bagi yangmemiliki lahan pekarangan luas, tentu tidak jadi masalah untuk mulai menanam di pekarangan. Namun, sebaliknya bagi yang tidak memiliki pekarangan, atau hanya memiliki lahan pekarangan yang sempit, tentu akan banyak berpikir untuk memulai aktivitas menanam.
Bagi kakak-kakak dan adik-adik yang memiliki lahan yang sangat sempit, bisa mempertimbangkan untuk menggunakan teknik budikdamber. Budikdamber merupakan singkatan dari Budidaya ikan dalam ember. Di dalam ember besar kita dapat berternak ikan dan di atasnya kita dapat menanam sayuran. Budikdamber ini adalah penemuan Kak Juli Nursandi dari Politeknik Universitas Negeri Lampung (Unila). Teknik Budikdamber ini merupakan bentuk lain dari aquaponik, dengan wadah ember besar, di mana di bagian dalam ember digunakan untuk memelihara ikan, dan di bagian atasnya digunakan untuk menanam sayuran.
Dari hasil menanam di pekarangan tersebut, setidaknya dapat menyediakan bahan pangan keluarga. Kelebihannya dapat dibagi kepada tetangga terdekat, sehingga bisa saling membantu. Dengan pendekatan ini, jika dilakukan secara bersama-sama di suatu lingkungan RT maka setiap rumah tangga yang berdekatan bisa saling berbagi secara barter. Secara konsisten apabila dilakukan terus-menerus, dapat mendukung ketersediaan bahan pangan komunitas.
Dengan semangat kebersamaan, kegotong-royongan, dan kepedulian para pramuka dapat saling membantu di antara warga komunitasnya melalui aktivitas menanam di pekarangan rumah. Secara bertahap, aktivitas ini pun hendaknya didukung dengan pembekalan tentang kewirausahaan sehingga kelebihan dari hasil panen bisa dijual.
Setiap pramuka telah berjanji untuk ikut serta membangun masyarakat, dengan cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, yang dilakukan dengan rajin, terampil, dan gembira, serta selalu bersikap hemat, cermat dan bersahaja. Karena itu sangat dituntut untuk para pramuka selalu menerapkan disiplin, dengan berani dan setia.
Kepedulian terhadap sesama sekaligus merupakan perwujudan dari usaha untuk menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pengamalan Pancasila. Dengan menjalankannya secara teratur dan tertib maka dapat dibuktikan bahwa pramuka itu bertanggung jawab, dan dapat dipercaya, karena selalu berusaha untuk menjaga kesucian dalam berpikir, berkata, dan bertindak.
Setiap benih yang ditabur di pekarangan, jika dirawat dan dipelihara dengan tekun, akan bertumbuh dengan subur, sampai saatnya dipanen. Hasilnya, untuk konsumsi di rumah sendiri, saling berbagi dengan tetangga terdekat, serta dijual untuk menambah penghasilan.
Sebagai pramuka yang telah berjanji untuk bertindak sesuai darmanya, marilah kita mulai menanam di pekarangan rumah masing-masing, agar dari benih yang ditabur di pekarangan setiap rumah pramuka, akan dihasilkan bahan pangan untuk Indonesia.
Penulis:
Saul Ronald Jacob Saleky
(Andalan Nasional/Anggota Komisi Pengabdian Masyarakat –
Asisten Operasi Satgas Penanggulangan Covid-19 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka)