Kwartir Cabang Gerakan Pramuka (Kwarcab) Kota Surabaya, Jawa Timur menyelenggarakan Kursus Mahir Lanjutan (KML). Kursus kali ini berbeda dengan sebelumnya. Karena sekarang ini wabah virus Corona sedang melanda dunia, termasuk di Indonesia.
Program kerja yang telah dibuat tiap tahun dalam pendidikan kepramukaan tetap dapat berjalan. Pramuka dituntut untuk kreatif dan inovatif, sesuai dengan Dasa Karya Pramuka. Berbagai kegiatan dengan metode daring pun diadakan. Contohnya, KPDK Kwarcab Jakarta Pusat, LPK Kwarcab Lampung Utara, dan Raimuna Daerah Kwarda Jawa Tengah. Sekarang ini Pusdiklatcab Gunungsari, Kwarcab Kota Surabaya memasuki minggu kedua KML. Kursus ini terbuka untuk Pembina dari mana saja, sehingga peserta KML berasal dari berbagai kwarda se Indonesia karena mereka mempromosikan via medsos: KML 2020 se Indonesia, Pusdiklatcab Kota Surabaya.
Motivasi peserta beragam, dan yang pasti mereka ingin memajukan Gerakan Pramuka. Mereka menimba ilmu untuk menambah wawasan agar peserta didik mereka menjadi lebih baik. Di sela-sela bekerja atau kuliah, bahkan di tengah perjalanan mereka semangat menimba ilmu. Ya, meski sinyal kadang jadi kendala. Semangat tidak hanya peserta, para pelatih yang dipimpin Kak Budi Oetomo (Kak Ganet) pun bersemangat sekali.
“Saya ini masih dalam perjalanan dari Bojonegoro menuju Surabaya,” kata Kak Prof. Suyatno yang memberikan materi Fundamental Gerakan Pramuka di dalam mobilnya.
Kak Ganet yang memang pelatih berasal dari Kwarcab tersebut dan juga menjadi anggota Tim Pelatih di Pusdiklatnas ini memberikan gambaran tentang Pembina Pramuka di hari pertama (22/11/2020). Dalam kursus ini bukanlah mencetak pembina pramuka yang pandai sehingga ingin mendapat nilai bagus. Penilaian dilihat dari prosesnya karena kita adalah gerakan pendidikan kepramukaan. “Jadilah Pembina Pramuka yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab,” harapannya.
KML Gunungsari Kwarcab Kota Surabaya ini dibuka oleh Ketua Kwarcab secara daring Sabtu pagi. Kursus berlangsung hingga sore hari. Meski pun proses belajar mengajar tidak tatap muka, jumlah jam pembelajaran sama. Prosesnya sama hanya metode dan media beda. Biasanya, pre test peserta menjawab di kertas, kini di laptop/ponsel/PC. Biasanya tugas langsung ditunggu saat itu dan diserahkan dalam bentuk lembar tugas ke pelatih, kini tugas dikirim ke Google Classroom. Penugasan diberi waktu beberapa hari karena bentuk tugas: video atau PPT.
KML ini berlangsung hingga 6 Desember 2020. Proses pemberian materi diadakan tiap Sabtu dan Minggu sejak 22 November lalu. Proses interaksi kelompok (regu dan sangga) dapat sepanjang hari sesuai kesepakatan tiap kelompok tersebut. Sementara itu, Pelatih tiap kelompok memberikan jadual konsultasi tiap malam.
Tampaknya bentuk pelatihan seperti itu akan terus berlangsung selama virus Corona masih ada. Karena pendidikan kepramukaan harus tetap berjalan.
Teks & Foto: Fitri Hariyadiningsih