PRAMUKA.ID – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berpartisipasi pada Workshop Preventing Violent Extremism Online in Southeast Asia. Workshop yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Hedayah di Jakarta selama tiga hari ini (25-27 Februari) merupakan bentuk pemberdayaan komunitas pemuda dalam upaya membangun ruang siber bebas dari disinformasi serta konten negatif khususnya terkait intoleransi dan ekstremisme kekerasan.
Bahaya konten negatif ekstremisme kekerasan di media sosial dipandang menjadi ancaman yang serius dan berdampak bagi keamanan serta kesatuan bangsa. Di samping itu, peranan pemuda termasuk Pramuka “kami berharap hasil peningkatan kapasitas ini dapat diimplementasikan dalam program yang memberdayakan peranan pemuda pada lembaga masing-masing“, jelas Asisten Deputi Wawasan Kepemudaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Edi Nurinda Susila dalam sambutan pembukaan.
Kiprah Pramuka dalam isu literasi digital serta penanggulangan konten negatif merupakan bagian dari mandat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka untuk melaksanakan pendidikan kepramukaan yang berorientasi pada pengembangan spiritual, intelektual, keterampilan hidup dan ketahanan diri termasuk dari berbagai masalah sosial, salah satunya konten negatif dan ekstremisme kekerasan di ruang siber.
Gerakan Pramuka sebelumnya telah berperan dalam upaya pencegahan ekstremisme kekerasan melalui berbagai program. Pertama, pendidikan kepramukaan pada prinsipnya menyasar pengembangan nilai kebangsaan, karakter, dan kecakapan hidup yang kontributif bagi menciptakan profil generasi muda terbaik.
Kedua, Kwartir Nasional melalui program Messengers of Peace dan Dialogue for Peace menjadi promotor bina damai dan dialog antar agama-budaya, beberapa program telah dikolaborasikan seperti kampanye serta penguatan nasional nilai perdamaian dengan belasan ribu Pramuka bersama UNODC STRIVE Juvenile dan PeaceGeneration Indonesia tahun 2023 lalu. Pada tahun 2025, terdapat 40 pilot project Dialogue for Peace yang juga akan dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Ketiga, secara kelembagaan Kwartir Nasional telah bertemu dengan Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme guna menjajaki peluang kerja sama ke depan, salah satunya guna melaksanakan upaya pencegahan dan membangun kesiapsiagaan nasional. Pertemuan tersebut terlaksana pada 19 November 2024 antara Sekjen Kwarnas didampingi Waka Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Dalam Negeri bersama Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT beserta jajaran.
Selanjutnya, Kwartir Nasional melalui Program Messengers of Peace bersama dengan Dewan Kerja Nasional akan mengeksplorasi peluang pengembangan kiprah Pramuka melalui pencanangan nasional untuk mewarnai ruang siber secara positif. Salah satunya dengan melaksanakan kontra narasi, edukasi dan kampanye budaya damai, serta aktif melaporkan konten-konten negatif, tidak hanya terbatas di tingkat nasional namun juga melibatkan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Kwartir Nasional juga berkomitmen mendukung implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme pada fase kedua. Khususnya dukungan pada tema kesiapsiagaan nasional, ketahanan komunitas melalui pendidikan, pemberdayaan pemuda, serta komunikasi strategis melalui kekuatan sumber daya dan jaringan Gerakan Pramuka yang luas.
Pada kesempatan workshop ini, Kwartir Nasional diwakili oleh Kak Prakoso Permono, Andalan Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Koordinator Nasional Messengers of Peace beserta Kak Tamara Al Ihsan, Wakil Ketua Dewan Kerja Nasional.
Penulis: PusdatinKN/Kiel