PRAMUKA.ID – Dalam menjaga kelangsungan organisasi, kaderisasi menjadi landasan utama. Hal serupa berlaku pada Gerakan Pramuka, di mana peran Pembina Pramuka memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai dan keberlanjutan gerakan.
Tantangan terberat muncul dalam tugas mencetak Pembina Pramuka yang profesional. Menyadari urgensi, langkah awal seorang Pelatih Pembina Pramuka adalah merenung pada pertanyaan mendasar, “mengapa?”
Meskipun setiap individu dapat mencapai jenjang kaderisasi paripurna atau KPL, fakta menunjukkan bahwa setelah menjadi Pelatih Pembina Pramuka, motivasi untuk melahirkan pembina berkualitas menjadi krusial.
Banyak yang terjebak pada gengsi dan status semata, tanpa aktif melakukan gerakan pemberdayaan anggota dewasa.
Kenyataan pahit terlihat pada kwartir cabang yang memiliki banyak Pelatih Pembina Pramuka, namun frekuensi penyelenggaraan diklatnya rendah.
Hal ini disebabkan kegagalan pelatih dalam menemukan motivasi yang mendasari perannya.
Diperlukan pemahaman mendalam akan arti menjadi Pelatih Pembina Pramuka. Bukan sekadar gelar atau keanggotaan, melainkan dedikasi untuk mewujudkan generasi Pembina Pramuka yang berkualitas dan memahami esensi gerakan.
Hanya dengan memaknai kembali “mengapa menjadi pelatih?,” Pelatih Pembina Pramuka dapat mengatasi tantangan dan menjalankan perannya secara optimal.
***
Tentang Penulis:
Mohamad Arif Fajartono, SST, M.Med.Kom
(Pelatih Pembina Pramuka pada Pusdiklatcab Banyuwangi