PRAMUKA.ID — Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka Binawidya menggelar Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Rabu, 12/4/2023 di Cafe MN6277.
Peringatan dihadiri oleh Anggota Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran) Binawidya, Anggota Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK), Pengurus Kwarran, Dewan Kerja Ranting (DKR) Binawidya dan Pramuka Penegak dan Pandega dari Gugusdepan 08-001 dan 08-002 Universitas Riau.
Rangkaian kegiatan Peringatan terdiri dari menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Satya Darma Pramuka, renungan, sambutan Ketua Kwarran Binawidya, menyanyikan lgu Bagimu Negeri dan ditutup dengan do’a.
Ketua Kwarran Binawidya Kak Irwan Yuliadi menyampaikan peringatan ini dilaksanakan dalam rangka mengenang 111 tahun almarhum Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
“Sebagai anggota Gerakan Pramuka dan juga sebagai Pengurus Kwartir sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melaksanakan Peringatan Bapak Hari Pramuka Indonesia” kata Kak Irwan.
Kak Irwan menyebutkan bahwa ini tentunya sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas karya, jasa dan komitmen almarhum terhadap Gerakan Pramuka, bangsa dan negara yang luar biasa,” tambahnya.
“Selain itu agar anggota Gerakan Pramuka mengetahui siapa dan bagaimana sosok Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX” pungkasnya.
Lebih lanjut, Kak Irwan Yuliadi menjelaskan biografi singkat Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang bersumber dari Pusat Informasi Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 April 1912 dan meninggal di Washington D.C, USA pada tanggal 2 Oktober 1988. Beliau lahir dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun.
Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam berdirinya gerakan kepanduan di Indonesia. Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka pertama memiliki andil sangat besar dalam sejarah berdiri dan berkembangnya Gerakan Pramuka.
Beliau digelari sebagai Bapak Pramuka Indonesia juga Bapak Bangsa Indonesia. Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang biasa dipanggil Kak Sultan oleh anggota Pramuka adalah salah satu Pahlawan Nasional. Kak Sultan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1990 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53/TK/Tahun 1990 tertanggal 30 Juli.
Kak Sultan dinilai berjasa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segala hal yang telah dilakukan, dikembangkan, serta didedikasikan untuk bangsa dan negara ini.
Dalam Surat Keputusan yang ditandatangai oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto disebutkan beberapa pertimbangan yang mendasari adalah bahwa Almarhum Saudara SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX, semasa hidupnya berjuang melawan penjajah Pemerintah Kolonial Belanda dan Pemerintah Pendudukan Jepang secara terus-menerus.
Bahwa untuk menghargai jasa-jasanya yang sangat luar biasa dalam perjuangan melawan penjajahan pada umumnya khususnya dalam perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan perlu menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional dan bahwa tindak kepahlawanan yang demikian itu penting untuk menjadi teladan bagi setiap Warga negara Indonesia.
Surat Keputusan tersebut menetapkan menganugerahkan Gelar PAHLAWAN NASIONAL kepada almarhum Saudara SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX, Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1988), Wakil Presiden RI (1973-1978) sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang sangat luar biasa.
Awal kemerdekaan, Kak Sultan menyumbang 6,5 juta Gulden untuk membiayai kebutuhan pemerintah Indonesia di masa-masa yang teramat sulit.
“Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi, silakan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta”, begitu kata Kak Sultan ketika menyerahkan uang tersebut.
Hal ini membuat Soekarno tak sanggup menahan air matanya. Banyak kisah keteladanan dari Sultan HB IX yang belum diketahui generasi sekarang. Berdiri dan hidupnya Gerakan Pramuka di 34 provinsi hingga sekolah-sekolah di Indonesia, bahkan di luar negeri hari ini tidak lepas dari andilnya.
Kak Sultan bagi Pramuka merupakan sosok pahlawan yang istimewa, dinobatkan atau dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1988 di Dili, Timor-Timur.
Surat Keputusan bernomor 10/Munas/88 juga menyebutkan bahwa Kak Sultan diberi anugerah Tanda Penghargaan Tertinggi Gerakan Pramuka, Tunas Kencana.
Sebelum dibentuknya Gerakan Pramuka, Kak Sultan juga telah ditetapkan sebagai Pandu Agung, hal itu dikarenakan jasa-jasanya yang sungguh luar biasa di bidang Kepanduan.
Kemudian pembaharuannya di bidang Kepramukaan diakui oleh dunia internasional dan dipandang sangat cocok bagi pendidikan kepramukaan di berbagai negara.
Setelah diamanahi sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno pada 1961, Sri Sultan HB IX langsung bekerja. Beliau mengimbau agar setiap provinsi membentuk Kwartir Daerah.
Imbauan ini disambut baik oleh seluruh provinsi. Menurut beliau, Gerakan Pramuka sangat diperlukan sebagai wadah kegiatan generasi muda. Pramuka bukan sekadar sarana bermain-main, namun juga berfungsi sebagai tempat memperoleh ketrampilan, ketangkasan, kekuatan fisik termasuk pembentukan watak bagi generasi muda.
Pramuka diharapkan turut berperan aktif dalam proses pembangunan masyarakat. Sri Sultan HB IX selalu berpesan bahwa “Pramuka itu penting bagi bangsa Indonesia”.
Usia Gerakan Pramuka yang sudah 62 tahun ini, tantangannya semakin beragam. Generasi hari ini perlu visi kuat serta akhlak yang baik. Salah satu metode paling efektif dalam pendidikan budi pekerti adalah dengan menyampaikan fakta- fakta keteladanan, keikhlasan.
Dan fakta-fakta tersebut ada dalam rekam jejak Kak Sultan, Bapak Pramuka Indonesia, Bapak Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu kiranya kita sebagai generasi muda meneladani dedikasi Sultan HB IX melalui Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia.
“Semoga segala yang diperbuat dan diberikan oleh almarhum Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk Gerakan Pramuka, bangsa dan negara menjadi amal ibadah dan diterima oleh Allah SWT,” harap Kak Irwan.
Pihaknya kemudian juga berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada kita semua dan meridhoi segala usaha yang telah kita lakukan dalam memberikan pengabdian untuk negeri tercinta.
__
Pewarta : Rasid Ahmad (Pusat Informasi Kwarda Riau)