PRAMUKA.ID – Pariwisata adalah salahsatu sektor strategis untuk memajukan pedesaan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Telah banyak Desa yang mengalami peningkatan pendapatan asli desa melalui program desa wisata menjadi salahsatu contoh industri pariwisata menjadi pintu gerbang peningkatan dan pemberdayaan potensi desa.
Meski sudah banyak desa-desa mencanangkan kawasan wilayahnya sebagai desa wisata, namun ada beberapa faktor penting yang turut berperan penting selain daya tarik wisata. Faktor-faktor tersebut antar lain; adanya kesadaran masyarakat terkait potensi pariwisata di lingkungannya, adanya peran lembaga desa yang menaungi kegiatan masyarakat, serta sistem kemitraan yang terorganisir antara masyarakat, akademisi, NSO, NGO, pelaku pariwisata serta instansi pemerintahan yang berwenang.
Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) merupakan salah satu lembaga desa yang memiliki peran penting dalam kemajuan desa. Karena lembaga ini dapat sekaligus membangun sektor-sektor usaha di bidang industri pariwisata seperti; travel, penginapan, penyewaan alat dan transportasi, jasa pemandu, usaha rumah makan, maupun pengelolaan objek wisata.
Saat ini peranan Bumdes di desa-desa belum begitu optimal, selain masih kurangnya pendampingan dan pusat inkubasi masyarakat, Bumdes lebih banyak melakukan investasi penyertaan modal kepada masyarakat perseorangan, serta tidak terintegrasi satu sama lain. Sehingga perputaran modal banyak menemui kendala di lapangan karena pengembangan usaha yang dibesarkan adalah milik perseorangan. Untuk itu, sangat perlu kiranya pemerintah desa mengarahkan pengelolaan BUMDES membangun unit-unit usaha yang saling terintegrasi sehingga pemberdayaan masyarakat dapat terbentuk, dan kesejahteraan masyarakat dapat terbangun.
Keterlibatan BUMDES dalam industri pariwisata dapat dimulai dengan mendorong anggota POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) untuk membangun unit-unit usaha di sektor pariwisata, kemudian melakukan penyertaan modal dalam bentuk investasi sehingga masyarakat yang telah menjadi pelaku pariwisata mendapat kemudahan dalam mengembangkan produk dan jasanya. Selain menjadi investor, BUMDES juga dapat menjadi ujung tombak pemasaran produk-produk masyarakat ke luar daerah bahkan ke mancanegara. Hal ini tentunya dapat menambah pendapatan dari sektor perdagangan dengan melibatkan masyarakat desa sebagai cluster produksi (penyedia bahan baku dan hasil produk jadinya).
Namun, bagaimana jika masyarakat di suatu desa ternyata belum terkondisikan?
Gerakan Pramuka, organisasi yang bertanggung jawab dalam pembentukan karakter masyarakat Indonesia juga harus turut mengambil peran. Satuan karya yang dibentuk hingga ke tingkat kecamatan dapat menjadi motor penggerak generasi muda di desa-desa. Dengan adanya peran saka yang berkelanjutan di masyarakat, bukan tidak mungkin celah kekosongan yang ada di lapisan pemerintahan dan masyarakat desa dapat diisi. Contoh kecilnya adalah kegiatan pemetaan udara oleh Saka Dirgantara. Kegiatan latihan pengoperasian drone ini sekaligus dapat diaplikasikan menjadi rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang dan peta potensi wilayah desa oleh aparatur desa.
Begitu juga kegiatan-kegiatan Satuan Karya lainnya yang bisa diintegrasikan dengan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kesehatan, konservasi alam dan lingkungan, pariwisata, ekonomi kreatif, hingga kepada keamanan K3 di destinasi wisata desa dan lain sebagainya, sehingga kehadiran anggota Gerakan Pramuka di tingkat desa dapat menjadi motor penggerak pembangunan desa mandiri dari semua sektor. Keterlibatan anggota Gerakan Pramuka yang bergiat sebagai masyarakat di desa, juga sejalan dengan kewajiban “Ikut serta membangun masyarakat” dalam kode kehormatannya. Proses keterlibatan seorang Pramuka ber-“WIRASAKA (Wirakarya dan Peran Saka) di lingkungan desa sekaligus dapat menjadi pembuktian tingkat keberhasilan pendidikan kepramukaan, serta dapat menjadi nilai kebanggan bagi peserta didik dalam pengembangan potensi dirinya di mata masyarakat.
Akhir kata, jika jutaan anggota Gerakan Pramuka dapat melibatkan diri dalam pembangunan potensi desa yang terintegrasi dan berkelanjutan, pemberdayaan potensi desa dan kemandirian ekonomi masyarakat dapat terbangun jauh lebih cepat dan dan jauh lebih efektif. Pengabdian tanpa batas tidak lagi hanya sebatas wacana tanpa wujud, tapi dapat dibuktikan dengan bertumbuh pesatnya desa-desa yang mandiri di seluruh jengkal wilayah negeri tercinta ini.
Berau, 14 Juli 2022
***
*) Rohadi Wijaya
Penulis novel pramuka “Api Unggun Terakhir”
www.adarupa.com | email: [email protected]