Tepat di Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2020 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) menyelenggarakan webinar bertajuk “Pramuka Peduli antara Harapan dan Kenyataan”.
Bertindak sebagai narasumber adalah Waka Kwarna Komisi Abdimas, Kak GKR Mangkubumi, serta Kak Marsma TNI (Purn) Eris Herryanto.
Acara daring yang digagas Komisi Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Kwarnas itu dipandu oleh Kak Saul Saleky, Andalan Nasional Komisi Abdimas.
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu bencana yang tidak nampak tetapi dampaknya luar biasa. Hal tersebut menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Gerakan Pramuka untuk menyusun program dalam penanganan bencana yang dibawa oleh virus Covid-19.
Sesuai dengan program dari Ka Kwarnas yang difokuskan pada peran pramuka dalam penanggulangan Covid-19 kepada Komisi Abdimas.
“Pramuka Peduli ini sudah masuk 22 tahun. Pramuka Peduli lahir pada tahun 1998. Perubahan jelas ada dan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Ada pula harapan yang belum terlaksana. Kenapa bisa terjadi? Karena kita membutuhkan suport dan juga kemitraan agar kegiatan pramuka bisa lebih banyak lagi terutama dalam pengabdian masyarakat,” ujar Kak GKR Mangkubumi.
“Melalui tema “Pramuka Peduli Antara Harapan dan Kenyataan” saya berharap ada masukan, ide dan saran dari semua peserta untuk kemajuan pramuka peduli,” lanjut Kak Mangkubumi.
Kak Mangkubumi menambahkan Revitalisasi Pengabdian Masyarakat Gerakan Pramuka memiliki tujuan, menata, memperkuat, memutahirkan dan memperluas cakupan pelaksanaan program pramuka peduli sebagai ikon pengabdian masyarakat gerakan pramuka.
Selain itu, mengembangkan model konseptual, dan operasional, kampung pramuka sekaligus dapat mengembangkan program kegiatan dan aksi pengabdian masyarakat gerakan pramuka, melalui konseptualisasi dan operasionalisasi kebijakan tentang peran pramuka dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu, Kak Marsma TNI (Purn) Eris Herryanto, yang merupakan Wakil Ketua Kwarnas Bidang Abdimas dan Siaga Bencana sekaligus Ketua Satgas Pramuka Peduli Gerakan Pramuka masa bakti 2008-2013, mengatakan bahwa pada tahun 2011 dirinya meminta BNPB melakukan kerjasama dengan Gerakan Pramuka.
“Setelah penandatanganan kerjasama dengan BNPB, Gerakan Pramuka banyak mendapatkan fasilitas, khususnya pendidikan dan latihan. Juga mendapatkan informasi tentang bencana yang sifatnya nasional ataupun daerah, untuk bisa melibatkan pramuka karena menjadi bagian dari BNPB dalam penanggulangan bencana,” ujar pilot pesawat tempur F-16 pertama yang dimiliki Indonesia itu.
Menurut Kak Erris, yang hingga kini masih aktif di kepramukaan, walaupun dengan biaya yang sangat minim Gerakan Pramuka bisa menampilkan eksistensi kepada masyarakat bahwa pramuka betul-betul bisa menjalankan fungsinya dengan masyarakat.
Teks: Kak Mara