PRAMUKA.ID — Gerakan Pramuka sebagai wadah Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda dituntut untuk berkreas mewadahi potensi-potensi muda dari segala aspek kemampuan.
Di era globalisasi, peran generasi muda dalam mengembangkan budaya sangat diperlukan. Akan tetapi yang terjadi dilapangan pada saat ini generasi muda Indonesia lebih condong dalam meniru gaya hidup asing.
Maka dari itu, Dewan Kerja Cabang (DKC) Kabupaten Tasikmalaya menyelenggarakan kegiatan Kemah Budaya yang dilaksanakan di Gedung Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (04/01/2023) sampai dengan Sabtu (07/01/2023).
Kemah Budaya diikuti oleh 400 orang Pramuka Penegak dari 22 Kwartir Ranting (Kwarran) se-kabupaten Tasikmalaya yaitu Ciawi, Pagerageung, Jamanis, Singaparna, Cigalontang, Taraju, Salawu, Sodonghilir, Bojonggambir, Karangnunggal.
Kemudian Kwarran Cikatomas, Cipatujah, Pancatengah, Cikalong, Salopa, Tanjungjaya, Sariwangi, Gunungtanjung, Parung Ponteng, Jatiwaras, Bojongasih, dan Padakembang.
Tema kegiatan adalah HADE yang merupakan singkatan dari Hirup Adiluhung Budaya Rancage. Yang mempunyai arti bagaimana bisa menjadikan generasi muda yang mempunyai karakter yang paripurna dalam bahasa sunda disebut adiluhung dan juga bisa meningkatkan budaya-budaya yang ada di Tasikmalaya yang dipelopori oleh Gerakan Pramuka.
Selama 4 hari, kegiatan ini bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya sehingga menjadi Pramuka Penegak yang rumawat lemah caina, micinta Tasikmalaya ini.
Kemah dibuka secara resmi oleh Ketua Kwarcab Tasikmalaya, Kak Dr. H. Mohamad Zen, M.Pd., didampingi Kak E. Koswara, S.IP., M.Si. selaku Ketua Harian. Dihadiri pula oleh Kak Hatomi selaku Waka Binamuda, Kak Piyan Sopian, M.Pd. selaku Waka Binahumas, Andalan Cabang, Ketua Kwarran se-kabupaten Tasikmalaya, dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Kak Dr. H. Mohamad Zen, M.Pd. mengapresiasi pelaksanaan Kemah Budaya ini. Menurutnya, kemah budaya lahir dari sebuah kepedulian khususnya adik-adik DKC dengan DKR yang luar biasa. Karena ini merupakan sebuah proses untuk membentuk nilai-nilai karakter budaya.
“Untuk melahirkan bentuk-bentuk kepedulian nilai dalam masyarakat harus ada ruangnya dan sekarang dengan pramuka kemudian terselenggaranya kemah budaya itu jelas sangat terukur bagaimana kita membantu membentuk generasi bangsa yang akan menghargai nilai budayanya sendiri,” ungkapnya.
Pihaknya menegaskan perlunya menjaga kebudayaan bukan hanya dengan cerita tapi dengan adanya langkah konkrit. Disinilah sebagai ruang bagaimana kita membangun nilai-nilai yang didalamnya kita menghargai leluhur-leluhur kita.
Karena budaya itu bukan hanya terlahir dari sebuah generasi tentunya terlahir dari saling mewarisi antar generasi. Kalau kita hari ini tidak menghargai apa yang sudah ditorehkan oleh pendahulu-pendahulu kita, apa jadinya nanti. Generasi berikutnya itu akan semakin meninggalkan.
“Tetapi kalau kita menghargai, walaupun mungkin tidak 100% akan ada bagian-bagian khusus yang kita perhatikan seperti dalam kegiatan akan berkunjung ke beberapa tempat. Datang ke leluhur sukapura sebagai bentuk terima kasih karena adanya Tasikmalaya itu atas perjuangan mereka,” tuturnya.
Dalam kegiatan tercantum akan melakukan giat sejarah ke kampung naga, kampung yang melambangkan sebuah karakter, masyarakat yang berkarakter bisa hidup dengan kemandiriannya yang jauh dari ruang lingkup hal-hal yang tidak positif, mereka hidup bersama satu pandangan itu perlu.
Ketua Kwarcab menyebutkan bahwa generasi muda perlu mendapatkan ruang untuk bisa berinteraksi langsung. Selain itu Pemerintah Tasikmalaya sudah menyepakati untuk ditetapkan secara Nasional bahwa Geopark Galunggung itu menjadi salah satu geopark di Indonesia yang menjaga nilai budaya ekologi, hayati dan budaya itu menjadi satu kesatuan.
“Maka tahun ini kita sudah mulai langkah-langkah awal 2023 dan action nya di tahun 2024-2025. Untuk itu kenapa kita pramuka harus mengambil bagian untuk bagaimana kita mentransformasi nilai. Karena kalau tidak mentransformasi nilai hari ini, akan lewat kita,” ucapnya.
Diakhir sambutannya, Ketua Kwarcab berpesan bahwa Kemah Budaya harus menjadi agenda rutin. Karena untuk sebuah tata nilai tadi tidak bisa hanya diselesaikan oleh satu kegiatan. Jangankan satu kegiatan, satu generasi pun belum tentu bisa.
“Maka perjuangan inilah yang harus terus kita lakukan sehingga menjadi agenda rutin tahunan yang kita bangun. Sehingga antar generasi ke generasi bisa terus mewariskan,” sebutnya.
Kak Syahwal Pramudia selaku Ketua DKC Kabupaten Tasikmalaya, dalam laporannya menyampaikan jangan sampai ada yang tidak merasakan kegiatan dewan kerja.
Pramuka Penegak dan Pandega usia 16-25 tahun merupakan usia produktif yang harus kita kawal bersama-sama agar nanti di tahun 2045 kita bisa manfaatkan bonus demografi melalui kader-kader pemimpin yang hebat.
“Tahun 2023 kita akan fokus kegiatan Raimuna Nasional dan saya prioritaskan ketua-ketua kwarran yang hadir pada kali ini berkesempatan untuk mengirimkan delegasi peserta Raimuna Nasional,” ujarnya.
Dilaporkan bahwa kegiatan ini terdiri atas 4 jenis giat yang akan dilaksanakan, yaitu giat prestasi berupa perlombaan layeutan sora dan kaulinan lembur; giat seni dan budaya dengan adanya karnaval budaya, festival kuliner, festival hihid, festival aksara sunda, pameran, pagelaran seni dan sawala kabudayaan.
Kemudian giat sejarah dengan mengunjungi Yayasan Wakap Pusaka Sukapura di Sukaraja, Prasasti Geger Hanjuang di Leuwisari dan Kampung Naga di Salawu; dan giat religi yang merupakan giat keagamaan berisi Gema Asmaul Husna dan Pramuka Bersholawat.
Setelah kegiatan ini diharapkan dapat terjalinnya silaturahmi yang harus menjadi silaturahmi yang kokoh dan menjadi hubungan networking batin. Kalau hubungan batinnya kuat, nilai-nilai gotong royong, kebersamaan dan kepedulian itu akan lahir sendirinya.