PRAMUKA.ID – Di usia 20 tahun, Talia Putri Andini telah melewati perjalanan panjang dalam dunia kepramukaan yang dimulai sejak ia masih berseragam Siaga. Kini, sebagai Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Jakarta Barat, Talia tak hanya dikenal sebagai pemimpin muda yang cerdas, tetapi juga sebagai sosok yang membumi dan konsisten menempatkan pembinaan sebagai jantung dari setiap kegiatan Pramuka.
Alumni SMKN 17 Jakarta yang kini menjadi mahasiswi Universitas Negeri Jakarta ini memulai langkah kepramukaannya dari jenjang paling dasar. Namun, titik baliknya terjadi saat duduk di bangku SMP. “Saya mulai benar-benar tertarik Pramuka saat tingkat Penggalang. Di situ saya merasakan kuatnya rasa kekeluargaan yang membuat saya nyaman dan termotivasi,” kenangnya.
Dari Saka ke DKC: Langkah Konsisten Menuju Kepemimpinan Semangat Talia tak hanya berhenti di jenjang Penggalang. Saat menginjak masa Penegak di SMK, ia bergabung dengan Satuan Karya (Saka) dan dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Saka. Tak lama kemudian, tanggung jawab yang lebih besar datang menghampiri ia diamanahkan menjadi Ketua Dewan Kerja Ranting Palmerah selama dua tahun, sebelum akhirnya dipercaya untuk menahkodai DKC Jakarta Barat.
Meski banyak yang mengira prosesnya mulus, Talia mengakui bahwa tantangan terbesar dalam perjalanannya adalah membuktikan kapasitas diri. “Saya harus menunjukkan bahwa saya memang layak memimpin, bukan sekadar karena relasi. Visi, komitmen, dan kemampuan mengambil keputusan harus saya buktikan dari hari ke hari,” ujarnya.
Memimpin dengan Hati, Bukan Euforia
Menariknya, saat ditetapkan sebagai Ketua DKC, Talia tidak larut dalam selebrasi. Ia justru langsung berpikir soal langkah-langkah strategis yang harus diambil. “Bagi saya, menjadi ketua bukan soal posisi, tapi soal tanggung jawab untuk melayani dan menjaga kepercayaan banyak orang,” katanya tegas.
Kepercayaan dari rekan-rekan seorganisasi, menurut Talia, bukan datang tiba-tiba. Ia menyebut komitmen dan konsistensi sebagai kunci. “Saya berusaha aktif, bertanggung jawab, dan menjaga komunikasi dengan semua anggota. Mereka tahu saya tidak hanya ingin memimpin, tapi juga ingin membawa perubahan yang nyata,” tambahnya.
Menjadikan DKC Sebagai Ruang Bertumbuh
Kini, sebagai Ketua DKC Jakarta Barat, Talia membawa visi yang jelas: DKC bukan sekadar tempat eksistensi, tapi wadah kolektif untuk bertumbuh bersama. Ia ingin agar setiap anggota T/D (Penegak dan Pandega) merasa memiliki, terlibat, dan berkembang bersama dalam proses pembinaan yang nyata.
“DKC harus hidup. Keberhasilannya tidak diukur dari seberapa banyak kegiatan yang digelar, tetapi seberapa kuat jejak pembinaan yang tertinggal di hati para T/D yang kami dampingi,” ungkapnya.
Program Berbasis Pembinaan dan Kolaborasi
Fokus Talia dan tim DKC adalah memperkuat Tri Bina, membangun komunikasi dan kolaborasi lintas struktur—antara DKC, DKR, Saka, hingga Gugus Depan. Semua program dirancang bukan hanya untuk menghasilkan output kegiatan, tapi untuk menyentuh aspek proses, keterlibatan, dan pemberdayaan.
“Kami mulai dari pemetaan potensi dan kebutuhan, lalu membuka ruang ekspresi serta partisipasi T/D di seluruh Jakarta Barat. Semua ide, saran, dan aspirasi punya tempat,” jelasnya.
Harapan: Pramuka Sebagai Ruang Pertumbuhan yang Bermakna
Talia ingin Pramuka di Jakarta Barat kembali menjadi wadah pembinaan yang bermakna—bukan formalitas, bukan rutinitas, dan bukan seremoni belaka. Ia bermimpi bahwa setiap anak muda yang terlibat dalam Pramuka bisa menemukan jati diri, bertumbuh dengan gembira, dan menjadikan setiap tantangan sebagai bagian dari proses pendewasaan.
“Pramuka bukan sekadar ruang berkegiatan. Ini tempat kita dibentuk, belajar, jatuh, bangkit, dan saling menjaga. Pramuka membuat saya percaya bahwa setiap proses adalah bagian penting dari perjalanan untuk tumbuh,” pungkasnya.
Dari tanah Jakarta Barat, Talia bertumbuh dan menumbuhkan. Dan lewat jejaknya, ia mengajak seluruh T/D untuk tidak hanya hadir, tetapi berarti dalam setiap langkah pembinaan.
Pewarta: Pusdatin Kwarda DKI Jakarta