PRAMUKA.ID – Tabanan, Perhelatan akbar lima tahunan Jambore Daerah (Jamda) Gerakan Pramuka Bali Tahun 2025 yang digelar di Bumi Perkemahan Margarana, Tabanan, resmi ditutup. Upacara Penutupan dilaksanakan pada Senin, 15 Desember 2025, dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si (Kak Cok Ace).
Dalam amanat penutupannya, Kak Cok Ace menyampaikan rasa syukur dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta, pembina, dan panitia. Ia menegaskan bahwa peserta yang telah berhasil melewati tantangan di perkemahan adalah “wajah-wajah pemenang”.
Jambore Sebagai Implementasi Tri Hita Karana
Kak Cok Ace menyoroti bahwa Jamda Bali 2025 bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan panggung nyata penerapan filosofi Tri Hita Karana, yang merupakan kearifan lokal Bali:
Parhyangan (Hubungan dengan Tuhan): Diterapkan melalui ibadah pagi dan malam.
Palemahan (Hubungan dengan Alam): Diterapkan dengan menjaga kebersihan tapak kemah dan lingkungan.
Pawongan (Hubungan dengan Sesama): Diterapkan dengan menjalin persahabatan antara peserta dari Jembrana hingga Karangasem, dan Buleleng hingga Nusa Penida.
Pesan Pulang: Semangat Dasa Darma dan Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Kepada Pramuka Penggalang yang tangguh, Kak Cok Ace berpesan agar semangat yang didapat tidak luntur seiring dibongkarnya tenda.
“Tanda peserta boleh dilepas, tenda boleh dibongkar, tetapi semangat Dasa Darma tidak boleh luntur. Bawalah pengalaman berharga dari sini… Jadilah teladan bagi teman-teman di sekolah,” pesannya.
Ia berharap, Pramuka Bali adalah generasi muda yang berkarakter, cinta budaya, dan siap menyongsong masa depan, sejalan dengan semangat pembangunan daerah Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Regenerasi dan Larangan Kompetisi
Kepada para Pembina dan Panitia, Kak Cok Ace menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras mereka. Ia juga mengingatkan bahwa Jamda adalah proses pendewasaan, dan bukan arena kompetisi.
“Jamda adalah panggung aktivitas dan kreativitas, menyiapkan adik-adik kita ke pesta besar Pramuka, yaitu Jamnas [Jambore Nasional]. Apapun proses yang kita hadapi, kita cukupkan sampai di sini. Jangan sampai Jamda ini dijadikan arena kompetisi,” tegasnya.
Kak Cok Ace, mewakili Kwarda Bali, juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyelenggaraan, menutup pesan dengan filosofi Tunas Kelapa sebagai lambang Pramuka: selalu memberi kemanfaatan dari akar sampai puncaknya.
Jambore Daerah Gerakan Pramuka Bali Tahun 2025 secara resmi dinyatakan DITUTUP pada Senin, 15 Desember 2025.
Pewarta: Krisnayana – Humas Kwarda Bali






















