PRAMUKA.ID – Gerakan Pramuka bukan sekadar kegiatan, melainkan wadah untuk membentuk generasi muda yang berkarakter, tangguh, dan berjiwa sosial. Dalam era yang serba digital ini, Kepramukaan hadir sebagai ruang untuk belajar nilai-nilai kehidupan, seperti kerja sama, kepemimpinan, dan tanggung jawab. Kaum muda, inilah saatnya kalian kembali menemukan potensi diri dan berkontribusi untuk masa depan.
Melalui Kepramukaan, generasi muda tidak hanya diajarkan untuk menjadi individu yang mandiri, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan. Kegiatan Pramuka yang beragam, dari kemah, bakti pramuka, hingga tantangan survival adalah cara seru untuk belajar keterampilan hidup yang tidak diajarkan di kelas. Jadilah pemimpin bagi diri sendiri dan inspirasi bagi orang lain.
Untuk itulah, dalam Kursus Pembina Mahir tingkat Lanjutan (KML) yang diselenggarakan Kwartir Ranting (Kwarran) Kahu, para peserta juga diberi materi dasar tentang survival dan praktek pelaksanaannya.
Menurut kakak Umar, SPd didampingi kakak Meirina, SPd selaku pelatih dalam KML ini bahwa kata Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. “Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan” papar kak Umar dan Meirina
Lebih lanjut, kak Umar menjelaskan bahwa orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa, atau kondisi lainnya.
Dalam kegiatan Survival ini, didalamnya juga terdapat kegiatan penjelajahan dan halang rintang serta materi pendirian/pembuatan bivak, masak rimba dan aneka permainan yang seru dan menantang. Materi-materi ini diharapkan dapat menjadi bekal buat para peserta KML bila kembali berkegiatan sebagai pembina Pramuka di gugusdepan masing-masing.
Menurut salahsatu peserta KML asal Awangpone, Jumardi, SPd mengatakan kegiatan ini adalah simulasi survival, dimana setiap insan Gerakan Pramuka yang mengikuti kegiatan survival dilatih untuk bertahan hidup di alam terbuka. “Sangat keren, hidup di alam terbuka dan diberi simulasi yang menantang dan membutuhkan kekompakan dalam beregu/kelompok” terang kak Jumardi asal Gudep SMPN 2 Awangpone. (Kamis, 30/01/2025)
Materi “simulasi” survival ini diikuti oleh 44 orang Pembina Pramuka yang merupakan peserta KML Kahu 2025, selain Pembina yang berasal dari Kwarran Kahu sebagai penyelenggara, juga diikuti oleh pembina dari Kwarran lain seperti Patimpeng, Salomekko, Lamuru, Awangpone, Tanete Riattang (B/T), Barebbo, Mare, dan Kajuara.
Para peserta terlihat antusias dan bersemangat menjalani tahap-tahap dalam survival ini, terutama dalam kegiatan halang rintang dan permainan-permainan seru yang membutuhkan kekompakan. Peserta secara bersama belajar sambil melakukan, yang diharapkan dapat diadopsi di gugusdepan masing-masing agar peserta didiknya tumbuh, dan menjadi generasi penerus yang siap membangun dunia yang lebih baik. Karena Kepramukaan bukan hanya sebuah kegiatan, tetapi panggilan untuk berbuat lebih baik bagi diri sendiri dan masyarakat.
Pewarta: Yusran (Kwarran Patimpeng Sulsel)