PRAMUKA.ID – Acara Pentas Seni Pertikawan Nasional 2024 kembali menyuguhkan ragam budaya Nusantara dari Sabang hingga Merauke. Salah satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari Kontingen Daerah Maluku, yang membawakan kombinasi tiga tarian khas daerah : Tari Maku-Maku, Tari Kinabile, dan Tari Cakalele. Penampilan ini tidak hanya menampilkan keindahan gerak tari, tetapi juga menyampaikan makna historis dan semangat perjuangan dari Bumi Maluku.
“Kami memilih tarian ini karena Tari Maku-Maku, Kinabile, dan Cakalele adalah bagian penting dari budaya Maluku yang sarat makna,” ungkap salah satu perwakilan tim dengan penuh semangat. Menurutnya, Tari Cakalele merupakan tarian adat yang digunakan untuk memanggil orang tua adat agar hadir dan memberikan restu dalam berbagai acara penting. Sementara Tari Kinabile, yang berasal dari Kepulauan Tanimbar, dipadukan dengan Tari Maku-Maku untuk menciptakan gerak tari yang harmonis dan energik, menggambarkan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Maluku.
Penampilan mereka semakin memukau dengan penggunaan properti tradisional khas Maluku: parang dan salawaku. Parang, yang merupakan pedang tradisional, dan Salawaku, perisai kayu khas Maluku, bukan hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi juga menjadi simbol perlawanan dan semangat perjuangan. “Senjata ini dulunya digunakan oleh Pattimura saat melawan penjajah. Jadi, kami ingin menyampaikan bahwa semangat perlawanan dan keberanian masyarakat Maluku masih tetap hidup hingga kini,” jelas perwakilan penari tersebut.
Diiringi alunan musik tradisional Maluku yang penuh semangat, para penari melenggokkan tubuh mereka dengan gerakan yang tegas dan ritmis. Setiap hentakan kaki dan kibasan parang menandakan semangat yang kuat, seolah-olah penonton dibawa kembali ke masa perjuangan di Tanah Maluku. Tarian ini tidak hanya menjadi sekedar pertunjukan seni, tetapi juga bentuk penghormatan pada para leluhur yang telah berjuang demi kemerdekaan.
Penampilan Kontingen Daerah Maluku pun mendapatkan sambutan meriah dari penonton. Banyak yang terpukau dengan energi yang mereka pancarkan, ditambah dengan busana khas berwarna merah dan putih yang mencerminkan jiwa patriotisme. “Semoga melalui tarian ini, budaya Maluku bisa terus dilestarikan dan dikenang, serta menginspirasi generasi muda untuk tetap menjaga nilai-nilai perjuangan dan persatuan,” ujar mereka di akhir wawancara.
Pentas seni ini tidak hanya memperlihatkan keindahan ragam budaya Nusantara, tetapi juga memperlihatkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Semangat juang, kebersamaan, dan kekuatan lokal yang ditunjukkan oleh kontingen Maluku menjadi salah satu bukti bahwa seni bisa menjadi jembatan untuk menyatukan perbedaan dan mengingatkan kita akan sejarah yang patut dibanggakan.
Penulis: Mira Octaviani (Humas Pertikawan)