PRAMUKA.ID – Saka Wanabakti Wongsokaryo yang berpangkalan di Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Banyuwangi menggelar latihan pengukuran besaran erosi pada Minggu 2 Februari 2025.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Krida Bina Wana ini diikuti oleh lima orang anggota dan bertempat di Stasiun Pemantauan Lingkungan (SPL) Erosi RPH Selogiri.
Menurut Kak Mohamad Arif Fajartono, Pamong Saka Wanabakti, keterampilan mengukur besaran erosi sangat penting bagi anggota Saka Wanabakti.
“Keterampilan ini berguna untuk menentukan treatment yang tepat dalam upaya konservasi tanah dan air,” ujarnya.
Pelatihan, imbuh Kak Arif, sengaja dilakukan di alam terbuka, yaitu langsung di hutan, agar anggota lebih bersemangat dalam belajar.
Materi pelatihan disampaikan oleh instruktur muda, Kak Siti Maysaroh, yang menjelaskan fungsi pengukuran erosi.
“Untuk mengukur erosi di suatu kawasan, kita dapat memanfaatkan media petak standar berukuran 22 meter sebagai sampel yang mewakili keseluruhan,” jelasnya.
Selain itu, Kak Maysaroh juga menjelaskan peran bak sedimen dalam menampung aliran air yang membawa tanah akibat erosi.
Meskipun pengukuran erosi secara detail biasanya dilakukan oleh pegawai Perhutani, anggota Pramuka Penegak di Saka Wanabakti diharapkan mampu mengukur besaran erosi secara sederhana.
Caranya adalah dengan mengukur kedalaman erosi dari permukaan tanah ke akar yang terkena erosi dalam satuan milimeter, kemudian dibagi usia pohon dalam satuan tahun.
“Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan besaran erosi dalam satuan milimeter per tahun,” pungkas Kak Maysaroh.
Pewarta: Fakhri Arsyad Muhammad