PRAMUKA.ID – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) bersama Satuan Karya Pengawasan Obat dan Makanan (SAKA POM) Aceh kembali melaksanakan inovasi Sanger Ureueng Aceh pada Senin (20/10/2025) di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan ini menyasar lima warung kopi yang menjadi ikon dan pusat aktivitas masyarakat Aceh, yaitu Neuneuk Kopi, Aan Kopi, Hayya Kopi, ST Kupi, dan Hoco Coffee Lamteumen.
Pelaksanaan Sanger Ureueng Aceh kali ini dipimpin langsung oleh Kepala BPOM Aceh, Riyanto, didampingi Kepala Bagian Tata Usaha, Marina Kaptriyani, serta seluruh tim dari Bidang Informasi dan Komunikasi BPOM Aceh. Turut hadir pula perwakilan dari Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Aceh beserta anggota SAKA POM Aceh yang secara aktif melakukan edukasi, pemantauan, dan pengujian sampel di lapangan.
Kegiatan diawali dengan Tribakti Pangan Aman, meliputi pengujian sederhana terhadap pangan jajanan, pemantauan langsung terhadap kebersihan dan pengelolaan pangan di warung kopi, serta edukasi kepada pemilik usaha mengenai pentingnya penyajian pangan yang aman. Sebagai penutup, turut hadir Pojok Konsultasi, yaitu ruang interaktif bagi masyarakat untuk berkonsultasi, berdiskusi, melakukan registrasi, serta mendapatkan informasi dan edukasi seputar obat dan makanan.
Dari hasil pengujian terhadap 10 sampel pangan, seluruhnya dinyatakan aman dan tidak ditemukan produk tanpa izin edar. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pelaku usaha warung kopi di Banda Aceh dan Aceh Besar telah menerapkan praktik penyajian pangan yang baik dan aman.
Menariknya, pelaksanaan Sanger Ureueng Aceh kali ini juga dirangkai dengan Ramah Tamah bersama Purnabakti BPOM, sebagai bentuk silaturahmi dan penghargaan atas dedikasi para purnabakti yang telah berkontribusi dalam menjaga keamanan obat dan makanan di Aceh.
Kepala BPOM Aceh, Riyanto, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan bahwa pengawasan pangan tidak hanya dilakukan di laboratorium, tetapi juga hadir langsung di tengah masyarakat. Warung kopi adalah bagian dari kehidupan sosial masyarakat Aceh, dan di sinilah pentingnya memastikan pangan yang dikonsumsi aman dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Kwarda Aceh, Djufri Efendi menambahkan bahwa kolaborasi BPOM Aceh dan SAKA POM menjadi contoh nyata sinergi lintas generasi dalam membangun budaya keamanan pangan. “Kami berharap generasi muda Pramuka dapat menjadi agen perubahan yang membawa semangat pangan aman hingga ke masyarakat,” tutur Djufri.
Melalui inovasi Sanger Ureueng Aceh, BPOM Aceh berharap kesadaran pelaku usaha semakin meningkat, dan masyarakat semakin yakin bahwa pangan yang dikonsumsi di warung kopi aman dan terjamin mutunya. Ke depan, BPOM Aceh berkomitmen untuk memperluas pelaksanaan kegiatan ini ke lebih banyak titik di berbagai kabupaten/kota di Aceh, serta terus memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal demi mewujudkan lingkungan pangan yang sehat, aman, dan berdaya saing.
Pewarta: Ari Syuhada Putra