PRAMUKA.ID — Gerakan Pramuka menggelar Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) yang mempertemukan jajaran Kwartir Nasional dengan seluruh Ketua Kwartir Daerah dari berbagai provinsi di Indonesia pada Minggu, (1/6/2025). Acara yang berlangsung di Jakarta ini bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, memperkuat semangat kebangsaan dalam setiap langkah organisasi kepramukaan.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn.) Drs. Budi Waseso, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga netralitas dan marwah Gerakan Pramuka. Ia mengingatkan bahwa organisasi ini bukan alat politik, melainkan lembaga pendidikan nonformal yang berfokus pada pembentukan karakter generasi muda Indonesia.
“Kita harus berdiri tegak menjaga kehormatan organisasi ini. Jangan biarkan semangat pengabdian dicemari kepentingan politik praktis,” tegas Kak Budi Waseso di hadapan para peserta Rakorsus.
Selain menyoroti pentingnya penguatan jati diri Gerakan Pramuka, Rakorsus 2025 juga membahas berbagai isu strategis organisasi, di antaranya:
- Penyelesaian kewajiban iuran keanggotaan kepada organisasi kepramukaan dunia (WOSM);
- Pengelolaan aset strategis seperti rencana pengembangan Mini Zoo dan sirkuit di Bumi Perkemahan;
- Peninjauan kembali partisipasi dalam kegiatan internasional, termasuk pembatalan keikutsertaan dalam Rover Moot (Raimuna Dunia) di Portugal;
- Penyesuaian sistem pendaftaran tanda penghargaan secara daring maupun manual;
- Evaluasi perjanjian jangka panjang dengan mitra swasta seperti Asia Aero Technology yang telah berjalan selama lebih dari dua dekade.
Kak Budi Waseso juga menyerukan agar seluruh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART), khususnya dalam pelaksanaan musyawarah daerah serta menghindari perangkapan jabatan di struktur organisasi.
Rakorsus ini sekaligus menjadi forum untuk menyelaraskan persiapan peringatan Hari Pramuka ke-64 yang akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Tahun ini, peringatan Hari Pramuka akan dikolaborasikan dengan kegiatan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus, sebagai wujud inklusivitas dalam gerakan kepramukaan nasional.
“Kegiatan harus masif, melibatkan banyak anggota, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” kata Budi Waseso, menekankan pentingnya penguatan citra Pramuka sebagai agen perubahan sosial.
Rapat Koordinasi Khusus ini diharapkan menghasilkan keputusan-keputusan konkret yang mampu menjawab tantangan zaman dan mendorong Gerakan Pramuka tetap relevan di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pewarta dan Foto : Yudhi Wahyudi