PRAMUKA.ID — Kegiatan hari kedua Raimuna Daerah XII Bali, Minggu (04/12/2022) diisi oleh pemateri dari ATAS Indonesia terkait dengan Climate Hero. ATAS merupakan Asosiasi Pramuka Garuda Dunia (Wosm’s Association Top Achiever Scouts).
Materi pertama adalah Pemanasan Global oleh Kak Ari Wijanarko Adipratomo. ia menyampaikan bahwa saat ini kita memuntahkan 162 juta ton polusi pemanasan global buatan manusia kedalam lapisan tipis atmosfer setiap 24 jam dan juga memberikan kiasan bahwa atmosfer hanya sebagai selokan saja.
Kak Ari menyontohkan sumber yang dapat menyebabkan Gas Rumah kaca terbesar, yakni gas metana, Cfc, NO2, kebakaran hutan dan masih banyak lagi.
Akibat dari pemanasan global yakni lapisan es yang ada di kutub dapat menaikkan volume air laut, terjadinya abrasi, intrusi air laut, yang memiliki arti bahwa air laut dapat masuk ke daratan, juga terjadinya pengasaman karena terlalu banyak menyerap karbon dioksida.
“Terjadinya kekeringan yang ekstrim,” tegas Kak Ari yang juga menampilkan contoh dan bukti terjadinya dampak dari pemanasan global secara.
Selain pada lingkungan, pemanasan global juga berdampak bagi semua makhluk hidup yang ada di lautan. Jika terus terjadi kemungkinan besar 1.500 pulau yang ada di Indonesia terancam menghilang.
“Menurut peta BNPB tahun 2021 bencana yang ada di Indonesia merupakan dampak pemanasan global,” jelas Kak Ari.
Selanjutnya Kak Rangga. Ia menyampaikan dapatkah kita berubah? Secara global, PLTA dapat memasok konsumsi listrik 40 kali lebih banyak bagi seluruh dunia. Energi surya yang mencapai bumi setiap jam cukup untuk memenuhi energi dunia selama satu tahun, selain itu juga memberikan berbagai contoh sumber listrik yang berasal dari uap dan air.
Dalam paparan materinya, Kak Rangga memberikan cara untuk mengurangi pemanasan global dengan cara reboisasi dan menjaga ekosistem.
Materi berikutnya adalah “Akankah kita berubah” yang disampaikan oleh Kak Hana. Ia menyampaikan solusi dari pemanasan global yang terjadi yakni Mitigasi dan Adaptasi.
Mitigasi merupakan upaya untuk memperlambat proses perubahan iklim global dengan cara mengurangi level gas – gas rumah kaca. Sedangkan adaptasi adalah tindakan menyesuaikan diri untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari iklim yang terjadi.
Menurut Kak Hana, dengan cara membangun strategi antisipasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang menguntungkan, dapat meringankan dampak buruk perubahan iklim.