PRAMUKA.ID – Kursus Mahir Dasar (KMD) Jenggala 232 menjadi KMD pembuka di awal tahun 2025, khusus untuk golongan Siaga. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Cabang (Pusdiklatcab) Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Sidoarjo bekerja sama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Sidoarjo. Sebanyak 61 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 2 peserta putra dan 59 peserta putri, yang seluruhnya merupakan kepala sekolah TK di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
KMD ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada 23, 30, dan 31 Januari serta 1 Februari 2025, bertempat di Sanggar Pramuka Kwarcab Sidoarjo. Tahap kedua dilanjutkan pada 6, 7, dan 8 Februari 2025 di Arrayana Hotel & Resort, Trawas, Mojokerto. Format pelaksanaan ini dirancang agar peserta dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih optimal dalam berbagai situasi dan kondisi.
Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Ketua Harian Kwarcab Sidoarjo, Kak Mustain Baladan, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar Sidoarjo dapat menjadi pelopor dalam pengesahan Undang-Undang tentang golongan Prasiaga. Hal ini sejalan dengan upaya Gerakan Pramuka untuk memberikan pendidikan kepramukaan sejak usia dini sebagai bagian dari pembentukan karakter anak.
Bantu Publikasi Setiap Berita Yang Diterbitkan oleh Kwarcab Sidoarjo Dengan Menjadikan Status Media Sosial Anda – Pusinfo Kwarcab Sidoarjo – Produktif Bergerak, Maju Berdampak
KMD Jenggala 232 dikhususkan untuk golongan Siaga dan bertujuan sebagai bekal bagi para pembina Gugus Depan di TK dalam mengenalkan pendidikan kepramukaan di lembaganya masing-masing. Materi yang diberikan mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Gerakan Pramuka, namun disederhanakan agar lebih sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Dalam AD/ART terbaru, golongan Prasiaga mencakup anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun yang dapat dihimpun sebagai kelompok Prasiaga.
Oleh karena itu, peserta KMD dibekali dengan berbagai materi seperti fundamental kepramukaan, pendidikan karakter, ragam dunia Siaga, postur pembina, ragam upacara Perindukan Siaga, metode membina, Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK), Syarat Pramuka Garuda (SPG), organisasi dan administrasi satuan, serta penyusunan program latihan dan rencana membina hingga tercapai 72 jam pembelajaran.
Selain sesi pembelajaran di dalam kelas, KMD Jenggala 232 juga menghadirkan berbagai kegiatan praktik di lapangan guna memperkuat pemahaman peserta. Kegiatan ini mencakup simulasi pembinaan kelompok Prasiaga, praktik upacara Perindukan Siaga, serta penerapan metode bermain sambil belajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Dengan pendekatan ini, diharapkan para kepala sekolah TK dapat lebih siap dalam mengimplementasikan pendidikan kepramukaan di sekolah mereka.
Sebagai penutup, kegiatan KMD ini diakhiri dengan Outdoor Study and Games (ODSAG) yang melibatkan berbagai permainan edukatif. Beberapa permainan yang dimainkan antara lain puzzle, memindahkan bom, roda berputar, spider, kereta buta, serta panen raya. Melalui permainan ini, peserta tidak hanya belajar tentang teknik membina anak didik, tetapi juga mengalami langsung bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
Dengan terselenggaranya KMD Jenggala 232, diharapkan kepala sekolah TK di Sidoarjo semakin siap untuk menerapkan pendidikan kepramukaan sejak dini. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat karakter anak-anak melalui nilai-nilai kepramukaan, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang disiplin, mandiri, dan berjiwa gotong royong.
Pewarta: Uays Hasyim (Kwarcab Sidoarjo)