PRAMUKA.ID — Pramuka UGM menggandeng siswa-siswi SLB Negeri 2 Yogyakarta dalam kegiatan Charity Days yang berlangsung selama dua hari.
Sebagai salah satu rangkaian kegiatan HUT Pramuka UGM ke-41, Charity Days digelar dengan tujuan membersamai, memotivasi, dan mengasah kemampuan penyandang disabilitas agar semakin mandiri dan mampu berkarya di masyarakat.
Tidak hanya terbatas pada pengembangan keterampilan, Pramuka UGM juga mengajak siswa-siswi berkegiatan bersama untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, bersosialisasi, dan mendukung pengembangan minat serta bakat di bidang seni.
Charity Days hari pertama dilaksanakan pada Rabu, 10 Agustus 2022 di aula SLB Negeri 2 Yogyakarta dengan rangkaian kegiatan fun games, membuat batik shibori, dan ditutup dengan agenda vlogging.
Pada awal kegiatan, Ibu Dyah Sulistyawati, S.Pd., M.Pd., selaku kepala SLB Negeri 2 Yogyakarta menyampaikan sambutan dan dukungannya untuk kegiatan Charity Days.
Kak Tahta Ratu Sekarilalang, CD selaku MC didampingi oleh Kak Vivid Noor Cholifah, D dan Kak Astri Sifa Yuniarti, D memandu peserta untuk melakukan berbagai ice breaking dan games untuk mencairkan suasana.
Selanjutnya, siswa-siswi yang mengikuti Charity Days diajak untuk membuat batik shibori secara berkelompok. Kak Bagus Arya Armansyah sebagai salah satu peserta Charity Days menyampaikan kesan,
“Kegiatan games-nya seru dan asyik karena bisa berinteraksi dengan teman-teman dan kakak-kakak Pramuka UGM,” ujar Kak Bagus
Tidak hanya itu saja, Kak Bagus juga menyampaikan pesan di akhir vlogging, Bercita-citalah setinggi langit meskipun dunia menertawakanmu. Buktikanlah kepada dunia bahwa sesungguhnya kamu jauh lebih baik dari mereka yang menertawakanmu.
Keseruan Charity Days berlanjut pada hari kedua, yaitu Kamis 11 Agustus 2022. Kak Tahta Ratu Sekarilalang, CD dan Kak Rohmadi Muchtar,D membuka kegiatan dengan ice breaking, dilanjutkan dengan Kak Vivid Noor Cholifah yang membawakan dongeng bersama kawan bonekanya.
Kakak-kakak Reka Kerja HUT Pramuka UGM ke-41 melatih dan mendampingi peserta Charity Days untuk mempersiapkan penampilan pentas seni. Hasil batik shibori pada kegiatan hari pertama dijadikan sebagai properti fashion show. Selain fashion show, peserta Charity Days juga diberi kesempatan untuk unjuk bakat yang lain, di antaranya menyanyi dan menari. Kegiatan diakhiri dengan pembagian hadiah kepada peserta Charity Day.
Melalui wawancara di akhir Charity Day, Ibu Andriyatni, S.Pd., selaku guru di SLB Negeri 2 Yogyakarta berpesan kepada masyarakat luas, “Anak berkebutuhan khusus memiliki kondisi, kemampuan, dan skill yang beragam sehingga level intelegensinya bervariasi pula.
Dalam hal ini, masyarakat tidak dapat serta merta menganggap intelegensi mereka rendah. Oleh karena itu, anak-anak dengan kebutuhan khusus juga dapat belajar di sekolah umum hingga ke jenjang perkuliahan seperti anak-anak pada umumya.”