PRAMUKA.ID – Dalam rangkaian kegiatan Pameran dan Talkshow Pramuka dalam Lintasan Sejarah, 10-24 November 2021 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, diselenggarakan sosialisasi Jambore Dunia 2023 Korea Selatan.
Acara yang diselenggarakan Selasa (23/11/2021) tersebut dikemas secara luring dan daring. Hadir sebagai narasumber, Waka Kwarnas/Ketua Komisi Kerjasama Luar Negeri Kak Ahmad Rusdi, Waka Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasaan dan Informatika Kak Berthold Sinaulan, dan Kak Irfan (mahasiswa UGM yang pernah menjadi Volunteer di Suncheon Asia-Pacific Scout Centre), serta dipandu oleh moderator Kak Prakoso Permono.
Hadir pula secara luring beberapa Andalan Nasional Kak Henny Andries, Kak Untung Widyanto, Kak R. Andi Widjanarko, Kak Fitri Hariyadiningsih, Kapusinfo Kwarnas Kak Guritno, dan Kak Djoko Adi Walujo secara daring. Sementera peserta lainnya adalah para peserta didik, pembina, mabigus, dan orang tua peserta didik dari dalam dan luar negeri.
Jambore Dunia merupakan pestanya Pramuka Penggalang di tingkat internasional.
Setiap Jambore Dunia, Gerakan Pramuka tidak pernah ketinggalan berpartisipasi, bahkan sejak masih bernama kepanduan. Kegiatan ini menjadi ajang membangun relasi, mengasah keterampilan, kreativitas, memperkenalkan budaya, dan membuka jalur diplomasi. Rencananya, Jambore Dunia ke XXV akan dilaksanakan di Saemangum, Korea Selatan, 1 s.d. 12 Agustus 2023.
Menurut Kak Ahmad Rusdi, Jambore Dunia selalu menarik perhatian seluruh anggota Gerakan Pramuka di Indonesia, karena kegiatan yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali tersebut menjadi kegiatan bergengsi yang sayang apabila dilewatkan begitu saja.
“Adik-adik pramuka usia penggalang dengan batas usia 17 tahun masih bisa mengikuti kegiatan Jambore Dunia sebagai peserta. Usia di atas 17 tahun bisa menjadi IST (International Service Team). Sedangkan golongan Pembina bisa menjadi pendamping,” papar Kak Ahmad Rusdi.
Lebih lanjut dijelaskan Kak Ahmad Rusdi bahwa surat edaran sudah disebar ke kwarda dan kwarcab. Kita bisa mendaftar melalui kwarda dan kwarcab. Mulai dari sekarang harus rajin menyisihkan uang jajannya sehari 35 ribu selama 20 bulan.
“Saya rasa akan mencukupi untuk berangkat apalagi jika dibantu dananya oleh kwarda dan kwarcab. Ayo semangat menabung,” imbuhnya.
Perihal biaya, Kak Ahmad Rusdi menjelaskan, iuran perkemahan (Camp fee) sebesar US$ 300 ditambah dengan tiket pesawat, biaya visa ke Korea, serta biaya perlengkapan peserta diperkirakan total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 20 juta.
“Ini sangat murah dibandingkan dengan negara negara lain, karena Indonesia masuk kedalam golongan B,” tambah Kak Rusdi.
Sementara itu, Kak Berthold Sinaulan memberikan semangat agar peserta bisa berpartisipasi ke Jambore Dunia 2023 di Korea Selatan. Dia juga menginformasikan bahwa pada setiap Jambore Dunia juga ada pertemuan Association of Top Achiever Scouts (ATAS).
“Dua orang Pramuka Penggalang Garuda akan dibiayai Kwartir Nasional untuk berangkat ke Korea Selatan,” terang Kak Berthold.
Sementara itu, Kak Irfan membagikan pengalamannya yang berkesan dan luar biasa selama menjadi volunteer di Suncheon Asia-Pacific Scout Centre.
“Ini adalah pengalaman luar biasa. Saya merasakan seperti menjadi Diplomat Pramuka mewakili Indonesia selama 3 bulan. Syarat utama melaksanakan kegiatan Pramuka di luar negeri selain aktif menjadi anggota pramuka adalah bisa menggunakan bahasa Inggris,” ujarnya.
Kak Irfan juga menyampaikan bahwa kita tidak perlu merasa minder misal hanya bisa basic english. Kita hanya butuh berani untuk mencoba. Menurutnya, Jambore Dunia ini sangat ia rekomendasikan bagi pramuka di seluruh Indonesia.
Jadi bagaimana apakah kakak-kakak, adik-adik, sudah mulai menabung untuk berangkat Jambore Dunia 2023 di Korea Selatan?
*
Penulis: Revina & Fitri Hariyadiningsih