PRAMUKA.ID — Karnaval merupakan pawai dalam rangka pesta perayaan yang biasanya menampilkan kesenian dan budaya dari daerh masing-masing. Pada tanggal 4 Desember 2022, Raida Bali XII mengadakan karnaval yang dimana kegiatan ini diikuti oleh 9 kontingen, mereka menampilkan kesenian dari kabupaten-kabupaten dari setiap kontingen.
Tema karnaval dari tiap-tiap daerah berbeda beda seperti Kontingen Karangasem mengangkat tema “Giri Tohlangkir” yang memiliki arti Gunung Agung, dari sumber Kontingen Karangasem mengatakan mereka juga membawakan tentang tradisi pemanggilan hujan serta mengenalkan budaya Megebug Ende dan Perang Pandan.
Kemudian Kontingen Jembrana dengan tema “Nusantara”, dimana mereka menggabungkan budaya-budaya dari Sabang sampai Merauke. Kontingen Tabanan bertemakan “Pertanian”, karena Tabanan terkenal dengan pertaniannya yang subur biasa disebut Bumi Lumbung Padi dimana di daerah Tabanan ini banyak terdapat persawahan yang luas dan hijau.
Kontingen Badung mengangkat tema “ Perang Tipat Bantal”, Perang Tipat Bantal ini adalah tradisi yang tergolong unik yang dilakukan masyarakat di Desa Kapal, sesuai perintah (Bhisama) Kebo Iwa semenjak tahun 1341 Masehi yang merupakan ungkapan syukur warga kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi atas rezeki dan nikmat yang telah diberikan.
Kepercayaan tersebut dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan sampai saat ini tradisi perang tipat bantal masih berlangsung sampai saat ini.
Kontingen Buleleng “Megoak-goakan”, menurut sumber www.balitoursclub.net Tradsi Megoak-goakan di desa Panji Buleleng ini digelar setiap tahun untuk menghormati jasa dari raja Ki Barak Panji Sakti. Pada saat masa pemerintahan kerajaan Buleleng, beliau adalah seorang raja yang terkenal baik hati dan memiliki jiwa kepemimpinan tinggi sebagai penguasa di kerajaan Buleleng.
Kontingen Gianyar “Dewa Yadnya” yang mengenalkan tradisi Melasti, menurut sumber Kontingen Gianyar, mereka memilih tradisi melasti karena tradisi yang paling terkenal di Gianyar adalah Melasti. Tradisi Melasti sendiri adalah upacara mensucikan diri yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali untuk menyambut hari raya Nyepi.
Upacara ini biasanya dilakukan di pinggir pantai atau danau dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukan, sumber https://id.theasianparent.com/tradisi-melasti
Kontingen Denpasar dengan tema “The History Of Denpasar” yaitu Denpasar tempo dulu yang dimana menampilkan bagaimana kota Denpasar pada zaman dulu.
Kontingen Klungkung mengangkat tema “Kesenian Klungkung” yang mengenalkan tari Baris Jangkang, dimana Tari Baris Jangkang adalah sebuah tarian yang yang dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa yang ada di Desa Pelilit, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang memiliki nilai kesakralan dan unsur magis yang sangat tinggi.
Tarian ini melambangkan tentara kuno dari daerah-daerah terpencil di Bali dan kain Rangrang Kain Tenun Rangrang adalah Kain Tenun berasal dari Nusa Penida, Bali, dengan motifnya yang khas disebut sebagai motif Cepuk Rangrang, sumber https://www.griyatenun.com/.
Kontingen Bangli membawakan karnaval dengan tema “Tradisi dari Desa Penglipuran” yang mengenalkan kain Rembang, kain rembang ini merupakan kain khas dari Kabupaten Bangli.
Menurut salah satu peserta kegiatan karnaval ini sangat menarik dan berkesan karena dapat mengetahui kebudayaan dan tradisi dari seluruh Bali.
“Kesan saya dalam mengikuti karnaval ini adalah saya merasa sangat terkesan terhadap penampilan peserta dari kontingen-kontingen lain, dan hal tersebut juga telah berhasil memantik semangat saya untuk mengeluarkan kemampuan saya secara maksimal,” ujar salah satu peserta.
Di sepanjang rute perjalanan karnaval, masyarakat setempat terlihat sangat antusias menonton karnaval tersebut.