Dua pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tampil sebagai narasumber dalam webinar yang diselenggarakan Gugus Depan Kota Bandung 23.001 – 23.002 yang berpangkalan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada Sabtu, 17 Juli 2021. Keduanya adalah Wakil Ketua/Ketua Komisi Kerjasama Luar Negeri, Kak Ahmad Rusdi, dan Wakil Ketua/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika, Kak Berthold Sinaulan.
Webinar tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari ulang tahun yang ke-42 Gugusdepan yang berpangkalan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sekaligus sebagai penyambung tali silaturahmi antar pelopor, purna, Pembina serta anggota UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Seperti disebutkan panitia, acara itu juga sekaligus sebagai wadah mengembangkan kreatifitas dan menumbuhkan semangat untuk berkarya bagi generasi milenial, dan memberikan ilmu tambahan bagi seluruh elemen yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, Peserta berjumlah 160 orang terdiri dari anggota Gugusdepan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, para pramuka dari berbagai tempat, dan masyarakat umum.
Kak Ahmad Rusdi menyampaikan paparan mengenai peran Gerakan Pramuka dalam kegiatan kepanduan internasional. Disebutkan oleh Kak Rusdi, Gerakan Pramuka merupakan organisasi dengan anggota paling banyak dari seluruh 172 organisasi nasional kepanduan di seluruh dunia. Jumlah pandu di seluruh dunia mencapai sekitar 55 juta orang, dan 25 juta di antaranya berasal dari Indonesia.
Kak Rusdi yang juga merupakan Ketua Komite Kepanduan Asia-Pasifik menjelaskan pula berbagai kegiatan kepanduan internasional. Dalam waktu dekat akan diselenggarakan Konferensi Kepanduan Sedunia secara virtual pada Agustus 2021. Tadinya, acara itu akan diadakan di Mesir, tetapi pandemic Covid-19 memaksa World Organization of the Scout Movement (WOSM), untuk menyelenggarakannya secara virtual.
Sementara pada 2022 akan diadakan Konferensi Kepanduan Asia-Pasifik. Rencananya akan diadakan Februari 2022 di Taiwan, tetapi bila pandemi belum berakhir mungkin akan dijadikan konferensi secara virtual.
Sedangkan mengenai jambore, Kak Rusdi mengungkapkan saat ini sedang berlangsung Jambore Kebudayaan Sedunia (World Cultural Jamboree) secara virtual. Acara yang digagas Kepanduan Srilanka itu diikuti 20.000 peserta dari seluruh dunia. Ada pun Jambore Kepanduan Sedunia ke-25 akan diadakan di Korea Selatan pada 2023. Diharapkan pada tahun itu pandemi sudah berakhir, jadi kita berkesempatan mengikuti jambore yang akan diikuti 40.000 peserta itu di Korea.
Sementara Kak Berthold Sinaulan selaku Wakil Ketua Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika menyampaikan paparan tentang Gerakan Pramuka dan Kehumasan. “Memperkuat peran kehumasan adalah salah satu yang penting dalam Dasa Karya Gerakan Pramuka. Penguatan Kehumasan melibatkan seluruh sumber daya pramuka untuk membangun jejaring komunikasi seluruh pemangku kepentingan pramuka di tingkat nasional dan internasional. termasuk membangun persaudaraan secara universal,” ujar Kak Berthold.
Ditambahkan pula, bahwa Kehumasan adalah kegiatan melaksanakan hubungan masyarakat (Public Relations), untuk membangun dan mempertahankan reputasi, citra dan komunikasi yang baik serta bermanfaat antara organisasi dan masyarakat.. Kesuksesan atau kegagalan sebuah organisasi dapat dipengaruhi oleh aktivitas kehumasan. Sehebat apapun Gerakan Pramuka, sehebat apapun kegiatan yang dilaksanakan, sehebat apapun manfaatnya bagi masyarakat kalau tidak diberitakan dan diinformasikan, yang tahu hanya orang-orang yang merasakan manfaat itu saja.
“Karena itu harus dipublikasikan, dikomunkasikan, diberitahukan kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan bisa menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap betapa pentingnya Pramuka itu. Pramuka tidak hanya sekedar kegiatan berkumpul, bernyanyi, bertepuk tangan, berapi unggun, berkemah, tapi ada kegiatan-kegiatan penting . Semua kegiatan itu merupakan bagian dari pendidikan untuk menjadikan manusia-manusia yang berpendidikan dan berkarakter, Itu yg harus dipublikasikan, disebarkan dan dihumaskan kepada masyarakat, itulah pentingnya kehumasan di dalam Gerakan Pramuka,” demikian penjelasan Kak Berthold.
Kak Berthold juga menegaskan kembali mengenai tagar Setiap Pramuka Adalah Pewarta. Diharapkan setiap pramuka mau untuk mewartakan berbagai hal tentang kepramukaan di lingkungan masing-masing. Sehingga masyarakat mengetahui bahwa tenyata banyak sekali kegiatan pramuka yang bermanfaat bukan hanya bagi para pramuka, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Kak Berthold mengatakan bahwa kita harus berbangga, bersyukur bahwa Indonesia punya Undang-Undang (UU) mengenai Gerakan Pramuka. Tidak banyak negara di dunia yang mempunyai UU tentang gerakan pendidikan kepanduan. Ini berarti bahwa Gerakan Pramuka dianggap bagian yang penting dalam pembangunan bangsa.
Disebutkan pula bahwa saat ini sedang disusun Petunjuk Penyelenggaraan Pusat Informasi (Pusinfo), yang diharapkan selesai pada tahun ini. Nantinya Pusinfo bukan hanya ada di tingkat nasional tapi juga di tingkat daerah dan cabang. Jadi Pusinfo ini merupakan bagian penting dari suatu kepengurusan kwartir untuk membantu memberikan pelayanan juga informasi baik untuk masyarakat pramuka sendiri maupun masyarakat diluar pramuka.
Terkait dengan era digital saat ini dan semakin maraknya kita semua menggunakan media sosial, Kak Berthold mengajak para pramuka untuk selalu berhati-hati memanfaatkannya. Informasikan hal-hal yang menimbulkan semangat persaudaraan sebangsa dan setanah air, dan jauhi kabar bohong (hoax), ujaran kebencian, dan hal-hal yang memecah belah persatuan bangsa.
“Saring sebelum sharing, artinya kita menyaring dulu, cek dan ricek sebelum men-sharing atau membagikannya kepada orang lain. Unggahlah hal-hal yang menarik, baik, yang membuat kita menjadi bergembira . Apalagi di masa pandemi ini, hal-hal yang menggembirakan akan membantu meningkatkan imunitas kita supaya tidak terserang berbagai macam penyakit,” ujarnya.
Sebelum menutup paparannya Kak Berthold mengatakan bahwa tahun ini, memasuki 60 Tahun Gerakan Pramuka, tema besarnya adalah Berbakti Tanpa Henti. Karena itu Kak Berthold mengajak Gugusdepan yang berpangkalan UIN Sunan Gunung Djati untuk terus berbakti tanpa henti.
***
Teks : Kak Indahsetyo
Foto : Humas UIN dan Indahsetyo